Perjuangan Titin, Lanjutkan Asa Suami

Titin Fatimah yang bertempat tinggal di Depok merupakan ibu dari ke lima orang anak. Sudah lebih dari satu tahun, semenjak sang suami menderita stroke, Titin berjuang seorang diri untuk menghidupi keluarganya.

Setiap pagi Titin menyiapkan seragam sekolah yang akan dikenakan anak-anaknya menuntut ilmu. Penuh harapan dalam hatinya, kelak dengan pendidikan yang telah ditempuh, mereka akan mengangkat derajat keluarga. Tapi terkadang Titin menitikkan air mata dan bertanya dalam diri, apa saya sanggup menyekolahkan mereka sampai selesai? Sementara ia selalu teringat setiap anaknya memiliki tunggakan di sekolahnya masing-masing yangsemakin membengkak karena tak sanggup menyicil.

Terutama Senoviana, anak kedua yang tengah duduk di kelas 1 SMA, memiliki tunggakan sedari SD. Sedangkan Titin hanyalah seorang buruh cuci. Penghasilannya yang tidak seberapa harus dibagi juga untuk kebutuhan sehari-haridan biaya rumah kontrakan sederhana yang menjadi tempat tinggalnya.

“Suami saya stroke sudah lebih dari satu tahun, dan anak saya sekolah semua. Jadi ya mau tidak mau saya harus berjuang seorang diri untuk menghidupi keluarga saya dan menyekolahkan ke lima anak saya,” ucap Titin dengan mata berkaca-kaca menahan air mata.

“Ingin rasanya menyerah menyekolahkan anak saya karena biaya yang sangat mahal, tetapi pendidikan itu penting untuk mereka agar mereka tidak bernasib seperti saya.” lanjutnya sembari berjeda sejenak, menghela napas.

Tak jarang mereka berlima mendapat teguran dari bagian keuangan sekolah. Sehingga menyebabkan mereka minder dan prestasinya pun menurun karena tidak fokus belajar. Titin mendapat saran dari kepala sekolah Senoviana untuk mengajukan bantuan ke Dompet Dhuafa.

Saat ini, Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) membantu biaya pendidikan Senoviana dan menempatkan Titin sebagai penerima manfaat program Keluarga Tangguh, dimana program itu di peruntukan untuk keluarga yang berjuang dengan segala keterbatasan ekonomi.

“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Dompet Dhuafa dan donatur, sudah meringankan beban biaya sekolah anak saya,” ucap Titin saat serah terima bantuan dari tim LPM.

Titin mengaku, sesekali keluarganya mendapat bantuan berupa makanan dari para tetangga yang turut iba akan perjuangan hidupnya, sehingga ia dapat mengalihkan uang makannya untuk keperluan yang lain.

Kegigihan Titin mencari nafkah perlu diacungi jempol. Walau kondisi sulit sekali pun, ia tidak pernah menyerah demi suami dan ke lima orang anaknya. Baginya hidup di dunia adalah berusaha dan bersabar, masalah hasil itu biar Allah yang menentukan. (LPM Dompet Dhuafa)

 

Editor: Uyang