Prasetya M. Brata: Berpuasa Ajang Melatih Hati

Jakarta – Ramadhan dapat dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi, seperti halnya buka puasa bersama dengan kerabat. Selasa lalu, (7/7), Dompet Dhuafa bersilaturahmi dengan motivator yang telah lama bersinergi dengan Dompet Dhuafa dalam berbagai acara. Salah satunya adalah Panggung Inspirasi.

Dalam kesempatan itu, Dompet Dhuafa mengundang motivator untuk berbuka puasa bersama manajemen Dompet Dhuafa yang sekaligus mempererat silaturahmi. “Dalam kesempatan ini Dompet Dhuafa berterimakasih kepada motivator yang selama ini mendukung kegiatan Dompet Dhuafa,” jelas Yuli Pujihardi, Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa.

Yuli juga menjelaskan, Dompet Dhuafa akan terus menghadirkan acara yang inspiratif untuk masyarakat. Pada acara tersebut, Yuli berharap para motivator dapat tumbuh bersama Dompet Dhuafa dan bergandeng tangan untuk mewujudkan kemandirian.

Buka puasa bersama tokoh inspiratif itu dihadiri oleh Ahmad Fuadi, Ahmad Gozali, Iwel Sastra, dan Prasetya M. Brata. Tak hanya menjadi ajang bincang-bincang, Prasetya M. Brata, dalam kesempatan itu membagi kisahnya dalam memaknai Ramadhan.

Bagi penulis buku berjudul Provokasi ini, Ramadhan dimaknainya sebagai ajang untuk melatih keimanan di luar bulan Ramadhan. Seringkali, Ramadhan dimaknai sebagai bulan terbaik untuk beribadah. Namun di bulan-bulan lain, keimanan seseorang akan mengendur karena bulan Ramadhan telah beranjak.

Menurutnya, bulan Ramadhan jika dilakukan dengan ikhlas dapat menjadikan hati yang baik. Hati yang mampu menerima segala perasaan yang muncul ketika berpuasa. “Dengan menerima segala hal, kita mempunyai personal power yang kuat,” ungkap Pras.

Berpuasa bagi Pras adalah sebagai bentuk tanggung jawab umat muslim ketika memilih untuk hidup secara Islam. Ia menambahkan, puasa tak perlu menjadi hambatan bagi umat muslim untuk berkegiatan secara maksimal.

Pras mengaku terinspirasi dengan perjuangan Rasulullah bersama pasukannya ketika berperang di bulan Ramadhan. Baginya, Ramadhan memiliki faktor x untuk menguatkan diri seseorang, karena terbukti Rasulullah bersama pasukannya dapat memenangkan perang badar. “Ada satu faktor yang tak terjelaskan logika, tapi itu menjadi realita,” ujarnya,di sela-sela buka puasa tersebut. (Dompet Dhuafa/Gita)