?Pulang Sekolah Saya Ngangkut Bata, yang Penting Bisa Sekolah?

BANTEN — Pendidikan adalah salah satu langkah memutus mata rantai. Rupanya, hal inilah yang disadari Sumantri, pelajar SMK di Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten. Demi mencapai cita-citanya, Sumantri rela melakukan pekerjaan apa saja, asal pendidikannya tidak terputus.

“Tiap pulang sekolah saya kerja. Kadang ngangkut bata, kadang ikut nenek ke kebon orang, ngerjain apa aja, yang penting bisa sekolah,” ujarnya, saat ditemui di Gedung Pemberdayaan Dompet Dhuafa Banten, Cilegon, Senin (21/3).

Pelajar kelas satu SMKN 1 Warunggunung ini berjuang meneruskan sekolahnya semenjak sang ayah meninggal dunia setahun lalu. Sumantri bermimpi menjadi pengusaha ikan air tawar. Demi mewujudkan impiannya itu, pelajar kelahiran 28 Agustus 2000 tersebut, memilih Jurusan Perikanan di sekolah kejuruan yang kini tengah dijalaninya.

Sulung dari empat bersaudara itu pun menceritakan, di sekolah tempatnya mengasah diri saat ini, Sumantri menunggak beberapa bulan uang sekolahnya. Sementara, setiap bulannya, Sumantri mesti membayar Rp 80.000 dan uang iuran pembangunan sebasar Rp 1.200.000 setiap tahun.

“Belum dibayar satu pun. Nanti uang beasiswa ini akan langsung saya bayarin,” katanya. Sumantri adalah satu di antara belasan pelajar dhuafa tingkat SMA yang memperoleh beasiswa pendidikan dari lembaga kemanunusiaan Dompet Dhuafa cabang Banten.

Saat ini, Sumantri hanya ingin segera lulus sekolah dan mencapai impiannya. Meski tunggakan uang sekolah belum sepersen pun bisa dia bayar, Sumantri tetap menjaga asanya untuk mengajak ibu dan ketiga adiknya keluar dari kesulitan hidup yang telah lama menyapa.

“Nanti kalau sukses, Ibu dan adik-adik bisa hidup enak,” bisiknya begitu tegas.

Sebelumnya, Dompet Dhuafa Banten juga menyalurkan beasiswa untuk puluhan pelajar kurang mampu tingkat Sekolah Dasar, SMP, santri, dan guru mengaji.Hal tersebut sebagai upaya Dompet Dhuafa membangun bangsa berdaya. (Dompet Dhuafa Banten/Chogah)