Punya 11 Saudara, Siti Mardiana Bantu Ekonomi Orangtua

Ada pepatah mengatakan “Banyak anak banyak rejeki.”Bagi sebagian orang pepatah ini sudah tak relevan lagi mengingat kondisi ekonomi, seperti beban kebutuhan hidup dan jumlah penduduk saat ini tak memungkinkan untuk mempunyai banyak keturunan. Namun juga tak sedikit orang masih mempercayai pepatah ini, karena masalah rezeki adalah urusan sang Maha Khalik, dimana setiap orang yang dilahirkan telah ditetapkan rezekinya.

Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, bagi pasangan Saidih (51) dan Tarwiyah (44), memiliki 12 anak bukanlah sesuatu yang direncanakan. Prinsip keluarga mereka adalah mengalir seperti air, menjalani hidup seperti apa adanya, dan tak pernah memaksakan jika memang tak ada. “Kita juga gak tahu mas kalo sampe 12 anak…Allah kasih ya sudah alhamdulillah disyukuri saja,” ujar Tarwiyah.

Tarwiyah juga tak menampik bahwa memiliki 12 anak memang bukan tugas yang mudah. Pasalnyabiaya sekolah, biaya hidup, dan beban lainnya juga menjadi permasalahan yang setia menemani. Apalagi Saidih sang suami hanyalah seorang buruh serabutan. Beruntung ditengah keterbatasan yang mereka miliki, anak-anak mereka memiliki kesadaran untuk tak merepotkan kedua orangtua.

“Saya ajarkan kepada anak-anak saya agar selalu gotong royong dan membantu keluarga,  jika salah satu anggota keluarga mengalami kesulitan dalam masalah apapun,” kata Tarwiyah seraya melihat kedua anaknya yang tengah bermain di halaman rumahnya di Jalan WR. Supratman RT.01/01 Pondok Ranji – Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.

Diantara semua anak keluarga Saidih, Siti Mardiana (17) merupakan anak yang selalu menjadi yang terdepan—tanpamenafikan anak lain—dalam membantu orangtua dan sesama saudaranya. Siti, begitu ia biasa dipanggil, adalah siswa kelas XII SMK As-Su`udiyah, Ciputat Timur. Siti membantu ekonomi orangtua, terutama sang ibu, dengan menjual keripik singkong buatan Tarwiyah.

“Siti yang saranin saya supaya jual keripik singkong. Dulu sih saya juga buat tapi pemasarannya saya taro di warung-warung sekitar sini. Sekarang ini dia bilang dia mau bantu saya jualin di Sekolahnya,” ucap Tarwiyah dengan bangga.

Siti bukan hanya pencetus ide berjualan keripik singkong namun ia juga konseptor untuk rasa keripik singkong agar memiliki variasi rasa yang beragam. Ia menambahkan bumbu balado, keju, dan lada hitam di keripik singkongnya. Tentu saja hal ini menambah rasa keripik singkong Siti menjadi lebih enak dan variatif.

Siti mengaku bahwa teman-teman sekolah menyukai keripiknya karena rasanya yang enak, gurih, teksturnya lembut, dan garing. Setiap harinya Siti selalu membawa 30 hingga 50 keripik yang ia taruh didalam toplesnya. Harga keripik juga bervariasi, ukuran kecil ia jual dengan harga 2.000 sedangkan ukuran sedang 3.000 dan ukuran besar ia hargai 5.000 Rupiah. Nominal perhari yang ia kantongi mencapai 50.000 hingga 100.000 Rupiah.

“Alhamdulillah hasil penjualan keripik buat diputer ke modal lagi, uang jajan Siti sama biaya sekolah anak-anak meskipun sedikit tapi tetap disyukuri,” ujar ibu asal Cilacap ini.

Selain berjualan keripik singkong, Siti juga membantu kakaknya, Fahmi Rizal (20), di percetakan. Terkadang setiap sore hari ia menyambangi tempat kerja kakak ketiganya itu untuk membantunya mem-photocopy jika pesanan banyak. “Biasanya kakak yang minta tolong saya buat bantuin dia, kadang dia juga suka kasih saya uang jajan kalau bantuin,” ujar Siti sambil tersenyum

Bagi Siti semua yang ia lakukan adalah demi membantu keluarganya. Ia tak memandang bahwa banyaknya saudara merupakan kesulitan dan masalah besar. Ia justru melihat bahwa masalah  merupakan peluang jika mampu memanfaatkan waktu dan kesempatan dengan sebaik-baiknya.

Siti membuka pintu selebar-lebarnya bagi pihak yang ingin membantu dalam proses produksi maupun pemasaran agar lebih berkembang. Siti yang bercita-cita menjadi pengusaha berharap, suatu saat ia dapat mengembangkan usaha keripik singkongnya dan mampu membantu menyekolahkan adik-adiknya.

LPM Dompet Dhuafa melalui program Tunas Keluarga, membantu biaya pendidikan Siti agar ia tak terlalu terbebani oleh tunggakan biaya pendidikan sehingga ia bisa fokus dalam usaha dan pendidikannya.“Terima Kasih sama LPM Dompet Dhuafa yang sudah bantu Siti, semoga tambah berkah usahanya,” Ujar gadis mungil ini. (LPM Dompet Dhuafa/Rifky)

 

Editor: Uyang