Safe House, Sarana Perlindungan Bagi Kelompok Rentan Korban Asap

Memasuki bulan ketiga, bencana kabut asap telah melanda negeri ini. Kabut asap pekat pun menyelimuti beberapa wilayah di Indonesia seperti, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan hingga menyebar ke sejumlah daerah di sekitar enam provinsi tersebut. 

Hingga kini intensitas asap semakin pekat. Bahkan sebanyak 80% persen wilayah Sumatera telah diselimuti asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Tidak hanya di Sumatera, Kalimantan pun terjadi hal yang sama. Akibatnya sebanyak sebanyak 25,6 juta jiwa terpapar asap, yaitu 22,6 juta jiwa di Sumatera dan 3 juta jiwa di Kalimantan. Bahkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura pun merasakan dampaknya.

Pekatnya kabut asap di daerah sekitar Sumatera dan Kalimantan tersebut turut mempengaruhi jumlah penderita kesehatan khususnya penyakit  Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Data dari Kementerian kesehatan RI menyebutkan sebanyak 222.984 warga di Sumatera dan Kalimantan menderita penyakit ISPA akibat paparan asap.

Kini puluhan ribu orang, baik anak-anak maupun dewasa terserang penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas). Dan, dampak dari ISPA tentu dapat terus berlanjut sebagai sakit jangka panjang. Masalah selanjutnya adalah adanya konsentrasi racun asap yang cukup lama pada tubuh akan mengganggu tumbuh kembang pada anak, dan kerusakan pada berbagai organ.

Kekhawatiran selanjutnya adalah adanya resiko kanker di kemudian hari jika tubuh tidak mampu mereduksi dengan baik dan masalah ini akan menjadi momok besar karena besarnya jumlah masyarakat yang terpapar saat ini. Bilamana kondisi ini terus dibiarkan, tentu saja akan membahayakan ratusan ribu jiwa masyarakat yang tinggal di wilayah berdampak.

Meminimalisir dampak buruk akibat bencana kabut asap yang tengah melanda, Dompet Dhuafa pun berikhtiar dengan mengupayakan berbagai bantuan atau respon darurat, baik dalam sektor pendidikan dan kesehatan. Dalam sektor kesehatan, salah satunya Dompet Dhuafa telah menginisiasi respon darurat kesehatan dalam aktivitas Safe House, yakni sebuah instalasi masyarakat yang menjadi tempat evakuasi jika pencemaran udara mencapai level bahaya. Instalasi ini bisa ditempatkan dilokasi umum atau masyarakat yang dilengkapi dengan air purifier, oksigen lengkap, air bersih dan alat komunikasi. Safe House harus tertutup dan cukup terlindung dari dampak asap secara maksimal.

“Instalasi ini sangat penting untuk mengurangi dampak buruk bagi ibu hamil, bayi, anak, manula dan orang dengan penyakit penyerta seperti TB, Asma, Pnemonia dan lain sebagainya,” ujar Imam Rulyawan, Direktur Program Dompet Dhuafa.

Rencananya, respon darurat kesehatan berupa Safe House ini akan segera direalisasikan ke wilayah-wilayah yang terdampak bencana kabut asap seperti Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.

“Untuk merealisasikan Safe House ini nantinya kami akan bersinergi dengan jejaring atau cabang dan mitra Dompet Dhuafa di daerah terdampak bencana. Ini upaya yang kami lakukan, agar meminimalisir penyakit yang timbul akibat musibah ini,” paparnya.

Dompet Dhuafa sendiri telah melakukan berbagai respon akibat kabut asap ini. Sebanyak 55.792 masker ke enam wilayah di Sumatera dan Kalimantan oleh tim dari Disaster Management Center (DMC) dengan pembagian Palembang 16.410 masker, Jambi 18.622 masker, Padang 5.100 masker, Riau 9.660 masker, Medan 2.000 masker, dan Pontianak 4.000 masker.

Dompet Dhuafa Cabang Jambi pun memberikan layanan kesehatan untuk 100 orang yang terkena ISPA di RT 10, Kelurahan Wijaya Pura, Kota Jambi dan Masjid Raya Sungai Pinang, Kabupaten Kampar.

Adapun kedepan Dompet Dhuafa akan melakukan home schooling, pendistribusi bantuan masker, menyediakan mobil ambulans siap antar, 10 makanan/ minuman detoksifikasi radikal bebas dampak asap, bantuan air bersih, dan layanan kesehatan untuk warga yang terpapar asap. (Dompet Dhuafa/Uyang)