Sambut Ramadhan, Ambil Berkahnya dengan Tumbuh Bersama Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa

Tidak terasa, bulan suci Ramadhan kini tinggal menghitung hari. Tentu saja, kedatangan bulan yang penuh ampunan dan kasih sayang ini begitu dinantikan jutaan umat muslim di seluruh dunia. Begitu juga seluruh umat muslim di Indonesia. Bulan penuh rahmat yang hanya datang setahun sekali ini, menjadi momentum tepat untuk berhijrah menuju kemenangan yang diharapkan.

Selain ampunan dan kasih sayang, bulan Suci Ramadhan dimaknai dengan bulan yang penuh berkah. keberkahan seolah tiada berhenti  mengalir selama satu bulan lamanya. Sangat disayangkan, bilamana bulan penuh cinta ini, kedatangannya tidak dimanfaatkan dengan amal-amal kebaikan untuk investasi akhirat kelak.

Datang dari hati yang tulus, dengan mengusung tema “Ambil Berkahnya”, Dompet Dhuafa, lembaga zakat yang bergerak lebih dari 20 tahun dalam bidang kemanusiaan, mengajak dan menyerukan kepada seluruh umat muslim di Indonesia untuk tumbuh bersama. Dengan bergandeng tangan mewujudkan kemandirian demi kemaslahatan umat melalui program-program pemberdayaan Dompet Dhuafa.

Salah satu keberkahan yang mengalir dalam program pemberdayaan yang digulirkan dalam bidang pendidikan. Dompet Dhuafa sebagai lembaga sosial terkemuka di Indonesia mengelola dana zakat salah satunya untuk pendidikan. Komitmen Dompet Dhuafa dalam bidang pendidikan adalah menciptakan kemandirian bagi penerima manfaat. Untuk siswa dan mahasiswa, kemandirian dilakukan melalui pemberian beasiswa yang hanya diberikan dalam jangka waktu tertentu.  

Pada guru, Dompet Dhuafa membangun kemandirian dengan melakukan pendampingan selama dua tahun. Anak didik yang berkualitas tidak akan terwujud jika kekurangan tenaga pendidik berkualitas. Oleh karena itu Dompet Dhuafa memberikan pelatihan selama enam bulan untuk menjadi pendidik terbaik.

Dalam bidang ini, strategi pendidikan harus sesuai dengan visi Dompet Dhuafa yaitu memberdayakan masyarakat melalui program pendidikan. Untuk mencapainya ada tiga hal yang harus senantiasa dipegang yaitu menyantuni dhuafa, menjalin ukhuwah, dan menggugah etos kerja. Menyantuni dhuafa dilakukan dengan tidak menggunakan kata sifat yang merefleksikan kondisi mereka untuk dalam setiap program. Contohnya Smart Ekselensia. Sekolah ini ditujukan untuk anak-anak kaum dhuafa terpilih untuk belajar di jenjang SMP dan SMA dalam kurun waktu lima tahun tanpa biaya. Nama sekolah yang tidak mengandung unsur dhuafa merupakan aplikasi untuk menyantuni dhuafa.

Saat ini sekolah Smart Ekselensia sudah ada di 27 propinsi dengan jumlah penerima manfaat lebih dari tiga ribu orang sejak pertama kali didirikan pada 2004. Siswanya berasal dari seluruh penjuru Indonesia. Hal ini tidak akan didapat jika Dompet Dhuafa tidak bermitra dengan warga di daerah.

Untuk menggugah etos kerjaSri Nurhidayah, selaku manager program pendidikan Dompet Dhuafa, mengatakan bahwa tidak ada charity cuma-cuma. Penerima manfaat harus memberikan manfaat pada warga lain. Artinya penerima manfaat harus mempunyai pekerjaan sosial. Penerima manfaat dari Smart ekselensia, misalnya. Pendidikan yang didapat di sekolah mereka ajarkan kembali kepada anak-anak di sekitar sekolah melalui bimbingan belajar. Begitu juga dengan program pendidikan lain seperti Sekolah Guru Indonesia (SGI), Beastudi Indonesia (BI), Makmal Pendidikan, FIS Filial, dan Kampus Umar Usman.

Sisi keberhasilan, menurut Sri Nurhidayah, bisa dilihat dalam dua hal yaitu kuantitas dan kualitas. Alumni Smart Ekselensia, misalnya, mereka berhasil kuliah di perguruan tinggi negeri. Begitu pula dengan penerima beasiswa etos. Seratus persen dari penerima beasiswa etos menyelesaikan studi S1 mereka. Menurut data yang didapat hingga Mei 2015 terdapat 55.247 penerima manfaat di program SGI, 107.702 penerima manfaat di program makmal pendidikan, penerima manfaat untuk Smart Ekselensia sebanyak 3.268, dan sebanyak 10.330 penerima manfaat untuk program Beastudi Indonesia.

Semua program yang telah digulirkan, menurut Sri Nurhidayah, adalah unggulan. Namun saat ini masyarakat cenderung memrhatikan program untuk pemberdayaan guru.

“Bisa dibilang Sekolah Guru Indonesia merupakan program unggulan kita”, ujar Sri.

Lebih lanjut, Sri Nurhidayah berharap masyarakat untuk sabar dalam melihat progres penerima manfaat di bidang pendidikan. Bidang pendidikan adalah investasi jangka panjang dan sering kali masyarakat ragu dengan hasilnya.

“Hal inilah yang harus terus menerus dikomunikasikan. Setidaknya Dompet Dhuafa telah berusaha dengan membuat infografis untuk disajikan kepada masyarakat”, tutur Sri.

Keberkahan bulan suci Ramadhan semakin terasa dalam kehidupan kita bilamana dimanfaatkan dengan amalan-amalan kebaikan, membangun kepedulian, mengulurkan tangan kepada mereka kaum dhuafa yang membutuhkan. Problematika sosial yang tengah dihadapi masyarakat Indonesia saat ini menjadi permasalahan yang harus dirampungkan bersama. Mari, tumbuh bersama membangun kemandirian melalui program-program pemberdayaan Dompet Dhuafa demi kemaslahatan umat, agar keberkahan senantiasa mengalir untuk kita semua. (Uyang, Erni)