Semangat Ubah Nasib Keluarga Ala Agus

Namanya Agus Irawan (27). Agus lahir di salah satu desa di Kabupaten Grobogan, tepatnya Desa Kuwaron. Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Kedua kakaknya saat ini sudah berkeluarga dan tinggal dengan keluarganya masing masing. Kakaknya yang pertama mengalami depresi hingga membuatnya tak mau bekerja.

Sutitah (59) dan Wagiman (60) kedua orang tua wawan saat ini sudah tidak bisa bekerja lagi. Sutitah di usianya saat ini, mengalami gangguan ingatan atau pikun. Sedangkan Wagiman lebih sering mengalami sakit karena kondisi tubuhnya yang melemah. Namun, semangat Wagiman untuk bekerja tidaklah redup.

Dengan kondisi yang sudah tidak memadai, Wagiman masih berusaha untuk bekerja sebagai pandai besi, meski upah yang diterimanya tidaklah seimbang dengan tenaga yang harus ia keluarkan. Dalam 1 hari Wagiman hanya di upah Rp 10.000. Kondisi inilah yang menjadi pemicu bagi Agus untuk bekerja keras demi keluarganya. Pekerjaan demi pekerjaan ia jalani guna mencukupi kebutuhan kedua orang tua dan kakak pertamanya.

Semangat yang Agus miliki ternyata belumlah cukup untuk mengubah nasib keluarganya. Dengan pekerjaan yang ia lakukan saat ini, ia hanya di upah sebesar Rp 400 ribu per bulan, jauh dari standar Upah Minimum Kerja (UMK) yang ditetapkan Gubernur Jawa Tengah. Walaupun demikian, keluarga Agus masih sangat bersyukur atas rizki yang mereka terima. Bagi mereka tidaklah mengapa mendapatkan upah yang sedikit asalkan halal dan berkah. Agus dibesarkan dalam lingkungan yang kental akan nilai nilai islam, sampai sekarang salat berjamaah di masjid masih ia dan keluarga lestarikan.

Pada Februari 2015, Dompet Dhuafa Jawa Tengah (DD Jateng) mengajak Agus untuk ikut serta dalam program Pelatihan Kerja yakni Pelatihan Manajemen Hotel. Sebuah program yang terselenggara atas kerja sama DD Jateng, Wisata Utama dan Yayasan Bening Hati Mulia.

Pada awalnya Agus sempat menolak untuk ikut program lantaran ia akan kehilangan penghasilan bulanan yang selama ini ia dapat, terlebih lagi hasil yang didapat bukanlah untuk dirinya sendiri melainkan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Setelah beberapa hari diajak diskusi dengan tim DD Jateng akhirnya Agus pun bersedia untuk ikut serta.

Menyambut baik semangat yang dimiliki oleh Agus, tim DD Jateng pun segera melakukan survei lebih mendalam terhadap keluarga Agus. Akhirnya tim DD Jateng juga menggulirkan program sosial berupa bantuan sembako dan biaya hidup. Program ini diberikan karena anggota keluarga Agus sudah tidak ada lagi yang bisa melakukan aktivitas ekonomi termasuk kakak Agus.

Saat ini Agus sedang mengikuti program pelatihan Manajemen Hotel di Semarang, dengan semangat baru untuk mengubah nasib keluarganya menuju kehidupan yang lebih baik lagi.

“Terima kasih Dompet Dhuafa Jawa Tengah” Ucap Agus dengan penuh senyuman. (ainu/gie)