Peserta pelatihan Pemberdayaan Perempuan Tapal Batas di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Program tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas mereka dalam berwirausaha. (Foto: Dokumentasi Dompet Dhuafa)
Pulau Sebatik, barangkali masih terdengar asing bagi kita. Padahal, Pulau Sebatik yang berada di Kabupaten Nunukan merupakan wilayah perbatasan paling ujung Kalimantan Utara. Untuk mencapai pulau ini dapat ditempuh menggunakan speed boat dari Kota Tarakan selama kurang-lebih 3 jam perjalanan.
Pulau Sebatik cukup besar dan dikelilingi oleh lautan. Melihat kondisi geografis dari Pulau Sebatik yang dikeliling oleh laut, aka tidak heran banyak warga Pulau Sebatik yang berprofesi sebagai nelayan dan memiliki bagan ikan tancap (sekitar 17%). Selebihnya berkebun kelapa sawit dan kakao, karena memang wilayah daratannya 75% diisi oleh tanaman kelapa sawit, pisang dan kakao.
Hal unik lainnya pulau ini terbagi dua dengan Malaysia dan berhadapan langsung dengan Kota Tawau. Posisinya yang berada di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia menjadikan Pulau Sebatik sebagai daerah yang strategis dalam peta lalu lintas antarnegara.
Potensi sumber daya perikanan dan kelautan di Pulau Sebatik adalah nelayan rumput laut yang berada di Desa Balansiku. Jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan adalah jenis Gracillaria spp., atau yang biasa dikenal oleh masyarakat adalah agar-agar.
Rumput laut yang ada di Desa Balansiku selama ini hanya dijadikan kering saja dengan harga jual Rp 10.000-Rp 11.000/kg. Padahal, bahan baku untuk menjadikan 1 kg rumput laut kering dibutuhkan sebanyak 3-5 kg rumput laut basah. Jika diolah lebih lanjut tentu akan lebih meningkatkan nilai tambah(added value) secara ekonomi bagi produk tersebut.
Menindak lanjuti hasil observasi awal untuk mengembangkan usaha komunitas keluarganelayan rumput laut di Desa Balansiku dan pengolah aneka snack dari pisang di Desa Sungai Limau Kecamatan Sebatik, Dompet Dhuafa menggelar pelatihan peningkatan kapasitas bagi para pelaku usaha mikro yang sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga melalui pelatihan diversifikasi produk olahan dari rumput laut (seaweed) dan pengemasan produk yang standar.
Target awal pelatian yang dilakukan pada tanggal 13-17 Oktober 2014 lalu adalah ibu-ibu di Desa Balansiku. Pelatihan ini dilakukan dengan memberikan wawasan dan praktik pembuatan aneka jenis olahan makanan ringan berbahan baku rumput laut yang berpotensi untuk dikembangkan dan bernilai ekonomi karena di daerah setempat bahan baku rumput laut cukup melimpah.
Sebanyak 10 ibu-ibu mengikuti pelatihan pembuatan olahan rumput laut yang sebagian besar adalah penjemur rumput laut. Semua peserta pelatihan sangatantusias mengikuti pelatihan, karena menurut pengakuan mereka rumput laut di sana hanya dalam bentuk bahan baku (raw material)belum pernah diolah lebih lanjut menjadi makanan. Jenis makanan ringan yang dipraktikkan antara lain:dodol rumput laut, pilus rumput laut dan kerupuk rumput laut.
Pelatihan berikutnyaadalah penguatan wawasan tentang teknik kemasan/packaging bagi wanita nelayan dan kelompok wanita pembuat olahan dari pisang. Pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai pentingnya kemasan dalam menjual sebuah produk didalamnya, sehingga setelah UKM membuat sebuah produk maka tidak berhenti di produksi saja, proses terpenting selanjutnya yaitu melakukan pemasaran produk dengan menggunakan kemasan yang murah, menarik, dan aman bagi makanan sehingga dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk.
Selanjutnya peserta mempraktikkan langsung penggunaan alat teknologi tepat guna (TTG) seperti hand sealer untuk mengemas dan timbangan digital untuk menimbang berat dan menakar bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat produk. Usai pelatihan, Dompet Dhuafa yang diwakili cabang Dompet Dhuafa Kalimantan Timur menyerahkan bantuan modal dan alat-alat untuk usaha seperti blender, panci, hand sealer, timbangan digital dan alat-alat lainnya untuk mendukung proses produksi dan pengemasan produk kelompok binaan, yakni kelompok Rumpai Laut Sejahtera dan Kelompok Al Barakah. (nurhayati/tendy/gie)