Sembako untuk Lestari, Seorang Nenek Bersosok Ibu dan Ayah

GUNUNGKIDUL — Hari ketiga #JadiManfaat, Senin (4/4/2022), berbagai aksi kebaikan telah digulirkan oleh Dompet Dhuafa. Di Tepus Kabupaten Gunungkidul, berkat donasi yang terkumpul dari para donatur, Dompet Dhuafa menyalurkan paket sembako untuk para keluarga tangguh. Salah satu penerima manfaatnya adalah Lestari (48), perempuan yang tinggal dengan apa adanya di kawasan kekeringan Gunungkidul.

Tinggal di sebuah rumah yang dianggapnya kokoh, Lestari tinggal hanya berdua bersama cucunya, Akbar Sutanto (8). Setiap hari ia hanya bisa mengharap uang kiriman dari anak perempuannya yang sedang merantau ke Yogyakarta. Raganya semakin hari semakin rapuh, membuatnya tak bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan berat. Yang dilakukannya sehari-hari adalah membimbing dan mendidik cucunya agar kelak sukses menjadi orang yang bermanfaat.

Lestari dan Cucunya, Akbar Susanto terlihat senang saat menerima paket sembako dari Dompet Dhuafa

 

Akbar sedang membantu neneknya merapikan kayu bakar

Anak perempuan Lestari, Intan Kristiowati (26), yang juga ibu dari Akbar pun tak mampu banyak mengirim uang. Pekerjaannya sebagai ART di Yogyakarta hanya mampu mengirim Rp200.000 untuk biaya hidup Lestari dan Akbar selama satu bulan. Hal yang membuat mereka bertiga penuh ratap adalah saat Akbar membutuhkan keperluan-keperluan sekolah tambahan.

“Ya dicukup-cukupkan. Kalau sedang tidak ada uang ya ke kebun cari dauh-dauh hijau atau singkon untuk dimakan,” lirih Lestari.

Mirisnya kondisi tersebut mulai ketika sekitar 5 (lima) tahun lalu ayah Akbar pergi meninggalkan rumah dan tak kunjung pulang. Bahkan hingga saat ini, Akbar pun tak pernah mengenal siapa ayahnya. Sosok yang menjadi ayah sekaligus ibu bagi Akbar adalah neneknya, Lestari.

Penampakan rumah Lestari di Tepus Kabupaten Gunungkidul

 

Lestari dan Cucunya, Akbar

“Saya ngurusin Akbar ini dari PAUD sampai sekarang 2 SD. Ibunya di Yogyakarta jadi pembantu rumah tangga. Kalau tidak gitu, kita tidak punya uang buat kebutuhan sehari-hari,” lanjut Lestari.

Kepada tim Dompet Dhuafa, Akbar mengaku suka pelajaran agama. Ternyata selaras dengan cita-citanya yang sangat besar berkeinginan menjadi seorang dai. Salah satu gurunya, Pak Sadari, mengamini hal itu. Menurut Pak Sadari, di kelas Akbar adalah siswa yang rajin, apalagi saat pelajaran agama. Selain itu, prilakunya pun baik dan disukai oleh guru-guru lainnya.

Baiknya budi pekerti Akbar semakin diperkuat oleh neneknya. Sang nenek mengatakan bahwa Akbar sering membantunya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah. Yang paling sering dilakukan Akbar adalah membantu nenek mencuci piring. (Dompet Dhuafa / Muthohar)