Setelah Puluhan Tahun Tinggal Di Kandang Kambing

NGANJUK, JAWA TIMUR — “Ini dulu rumah saya,” ujar Nurul Huda (38), sambil menunjuk tiang pancang di kandang kambingnya. Saya tertegun, ternyata gubuk yang saat ini menjadi bagian dari kandang kambingnya tersebut, dulunya adalah tempat tinggal Huda dan keluarga.

Lalu di mana Huda tinggal sekarang? Ternyata Huda telah mampu membangun rumah permanen di lahan seluas kira-kira 200 Meter yang cukup untuk menaunginya, istri, keempat anaknya dan orang tuanya. Rumah itu berdiri tak jauh dari kandang kambing yang bukan lain adalah rumahnya beberapa tahun lalu.

Dalam jangka waktu empat tahun, usaha ternak kambingnya yang bermula dari 4-5 ekor berkembang pesat dan menjadi peternakan untuk ratusan kambing. Kambing-kambingnya laku dipesan untuk aqiqah yang rutin tiap bulan dan kurban setiap tahunnya. “Kalau sekarang orang mau beli dan datang langsung ke sini kan seneng, pilihan kambingnya banyak,” ungkap Huda.

Tanpa ada pesanan yang bergulir dan tambahan modal, Huda mungkin masih tinggal di gubuknya di kawasan Kemlokolegi, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur. Datangnya modal, pesanan hewan kurban dan pesanan aqiqah ternyata adalah hasil perpanjangan tangan dari para donatur Dompet Dhuafa melalui program pemberdayaan ekonomi dan program Tebar Hewan Kurban (THK) di Nganjuk.

Rangkaian berkah dari THK kini berlabuh di kandang-kandang para peternak mitra yang tergabung di Yayasan PP Al Ihsan Baron,Nganjuk, salah satunya adalah Huda. Saat ditanya apa harapan Huda akan cita-cita anaknya kelak, ia menjawab, “Saya ingin anak saya paham agama, dan kalau nanti sukses dia nggak sukses sendiri. Harus menebar manfaat,” pungkasnya dengan senyum. (Dompet Dhuafa/MS Swastika)