SLI dan KOMED Bersama Gerakkan Literasi Negeri

BOGOR — Sekolah Literasi Indonesia (SLI) merupakan program dari Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa (LPI DD) yang bertujuan mewujudkan model sekolah berkualitas yang berkonsentrasi pada peningkatan kepemimpinan sekolah, sistem pembelajaran, dan budaya sekolah dengan kekhasan literasi. Pada 2021, SLI mendapatkan amanah dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud Ristek dengan nama program Sekolah Pembelajar yang mempunyai tujuan mengoptimalisasi budaya sekolah berbasis literasi melalui intervensi metode uswah kepada kepala sekolah dan penerapan 10 Nilai Kepemimpinan Guru.

Salah satu upaya dalam membentuk komunitas sebagai wadah belajar guru di 11 wilayah dampingan POP, SLI menyelenggarakan Fun KOMED Activities (FKA), pada Minggu (16/10/2022). KOMED atau Komunitas Media Pembelajaran merupakan salah satu komunitas sebagai wadah belajar bagi guru yang berfokus dalam konten pengembangan media pembelajaran.

Program Organisasi Penggerak ini berupa pengembangan literasi di sekolah-sekolah di berbagai wilayah di Indonesia. Program Organisasi Penggerak menjadi sebuah program yang dibuat oleh Kemendikbud guna mendorong hadirnya Sekolah Penggerak yang melibatkan peran serta organisasi. Fokus utamanya adalah peningkatan kualitas guru, kepala sekolah dan tenaga pendidikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

SLI Dompet Dhuafa menggandeng KOMED yang berada di bawah naungan Dhompet Dhuafa untuk turut serta menyukseskan keberhasilan pengembangan Gerakan Literasi Nasional (GLN). Sebanyak 12 pengurus KOMED diutus sebagai narasumber dalam kegiatan POP-Fun KOMED Activities di 15 wilayah yang tersebur di pelosok Indonesia. Kedua belas pengurus tersebut yaitu Arie Wijayanti (Bogor), Suyanto (Donggala), Hj. Anita (Takalar), Fajar Kurnia Aji (Gowa), Darma Yeliza Putra (Asahan), Ira (Batu Bara), Titin Mulyaningsih (Bima), R. Ida Wardatul (Dompu), Purwanty Setyawati (Lombok Timur), Febri Reviani (Hulu Sungai Utara), Purwato (Kulon Progo), dan Mirna Kartika (Denpasar).

Para narasumber ini membawa misi Modul Kelas Literasi Kreatif (KLiK) dan pelaksanaan Workshop Media Pembelajaran Sederhana. Modul ini merupakan jabaran tahapan pemilihan aktivitas berbasis literasi. Konsep KLiK yang disusun oleh Tim Sekolah Literasi Indonesia ini merupakan sebuah konsep implementatif aktivitas multiliterasi, bermakna, yang dikemas secara kreatif dan menyenangkan.

Literasi tidak semata kegiatan membaca dan menulis, namun lebih dalam dan bermakna. Aktivitas literasi harus mengarah pada tujuan yang jelas, dengan tahapan yang terstruktur, berpusat pada anak, dan kontenstual. Di samping itu,  Aktivitas literasi tidak sekadar menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan namun juga mampu memberi makna yang dalam serta multiliterasi. Dalam hal ini, multiliterasi berarti memadukan beberapa aktivitas literasi dari 6 (enam) literasi dasar. Enam literasi dasar yaitu literasi baca tulis, sains, numerasi, digital, finansial, dan budaya serta kewargaan. Dalam aktivitas ini pun memuat kompetensi abad 21. Yaitu bagaimana menciptakan aktivitas yang mampu merangsang berpikir kritis, keratif, komunikatif, dan kolaboratif bagi anak.

Aktivitas KLiK ini pun dipilih dengan dasar prinsip kontekstual, tepat sasaran, novelty atau kebaruan, dan implementatif. Aktivitas ini diharapkan tidak membebani guru, tapi sebaliknya, membantu guru dalam mewujudkan generasi yang literat.

Aktivitas literasi ini pun diharapkan mampu menumbuhkan nilai pelita diri atau nilai karakter pada diri anak. Secara garis besar, tahapan “LITERASI” dalam modul KLiK ini dapat diuraikan seperti LI yang berarti lihat dan amati. Anak perlu diajak untuk melihat dan mengamati langsung setiap fenomena yang ada di sekitarnya. Tahap selanjutnya, TE yang berarti tentukan masalah/tetapkan tujuan. Fenomena yang diamati anak akan mengundang berbagai pertanyaan sebagai penemuan masalah yang membutuhkan penjelasan. Dari masalah yang mereka temui, akan berlanjut untuk menemukan solusi sebagai tujuan. Selanjutnya, RA, adalah rangsang pemahaman anak. Anak diajak untuk memahami melalui percobaan, demonstrasi, membuat karya, yang bisa membantu memperoleh pemahaman dari apa yang sedang dipelajari. Tahap akhir adalah SI, simpulkan hasilnya. Anak belajar untuk menarik kesimpulan dari fenomena dengan percobaan dalam pembelajaran yang dilakukannya. Kesimpulan yang diperoleh diharapkan mampu diimplementasikan oleh anak dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai yang tidak kalah pentingnya adalah menumbuhkan nilai spiritual dalam diri anak, baik hubungan secara vertikal dengan Sang Pencipta, Allah SWT, maupun secara horizontal hubungan manusia dengan manusia dan lingkungan alamnya.

Narasumber menyampaikan implementasi modul KLiK ini secara menyenangkan dalam bentuk demonstrasi maupun melakukan percobaan sederhana. Dalam workshop media pembelajaran sederhana, guru-guru diajak untuk mencipta media pembelajaran yang menarik, sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Masing-masing narasumber berangkat di hari yang berbeda. Banyak cerita penuh kesan yang dibawa pulang. Mulai dari perjalanan, setibanya di lokasi yang bukan perkotaan, pada saat berkegiatan, hingga cerita kepulangan yang seru. Ada sebagian sebagai pengalaman pertama terbang, mengunjungi wilayah pelosok nusantara, perjalanan sendiri dan mandiri. Cerita-cerita yang pastinya menjadi kenangan dan pengalaman dalam rangka pengembangan kompetensi diri. Semoga perjalanan penuh cerita ini menjadi penyemangat diri setelah melihat sendiri pembelajaran di daerah lain.

Ditulis oleh: Kontributor SLI Dompet Dhuafa, Titin Mulyaningsih, M.Pd.