Sular. Mengais Pundi-pundi Rupiah Lewat Susu Kedelai

Siang itu, terlihat bapak berusia 48 tahun tengah melayani pembeli setianya. Kelihaiannya dalam membuat susu kedelai menjadi salah satu keahlian yang dimiliki Sular,  salah satu penerima manfaat Masyarakat Mandiri (MM) Dompet Dhuafa. Sejak tahun 1996, bapak yang dikenal pekerja keras ini telah menggantungkan hidupnya dengan memproduksi sebuah susu yang bahannya murni dari olahan kacang kedelai.

“Alhamdulillah, usaha saya berjualan susu kacang kedelai sekarang ini semakin laris. Dulu hampir sempat bangkrut juga usaha saya, dengan kekuatan usaha dan doa, kembali pulih usaha ini,” ujarnya sumringah.

Selama merantau di Jakarta, pria asal Wonogiri Jawa Tengah ini menceritakan, usaha susu kacang kedelai yang dirintisnya hampir gulung tikar dikarenakan ia tak memiliki modal usaha tambahan. Belum lagi, tepat di tahun 1998, saat krisis moneter melanda negeri ini, berbagai kebutuhan pokok, salah satu kedelai menjadi bahan utama yang dibutuhkannya untuk memproduksi susu kedelai harganya melambung tinggi.

“Saya hampir putus asa waktu itu. Tapi dengan modal nekat, saya tetap bertahan berjualan susu kedelai. Hanya dengan berjualan susu, saya bisa menafkahi keluarga,” akunya lirih.

Sular, demikian sapaan akrabnya sehari-hari ini mengaku, penghasilan yang diterimanya dalam berjualan susu kedelai, memanglah tak seberapa bagi bapak yang memiliki 3 orang anak ini. Namun, dalam penghasilan yang tak menentu tersebut, ia merasakan keberkahan tersendiri dalam mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

“Ya memang nggak seberapa. Paling sehari bisa dapat Rp 50 ribu sampe 65 ribu sehari. Tapi buat saya dengan penghasilan yang tak banyak itu, alhamdulillah nikmat sekali rasanya,” ungkapnya tersenyum.

Dari penghasilannya yang terbilang masih minim tersebut, Sular mengaku, mampu membiayai pendidikan bagi anak-anaknya. Tak hanya biaya pendidikan, ia pun mampu mengatur pengelolaan keuangan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan lainnya seperti modal usaha dan biaya makan setiap hari.

“Untuk urusan dapur, saya memang udah sisihkan lewat istri saya. Sebenarnya dengan penghasilan segitu masih kurang, cuma dicukup-cukupi aja,” imbuhnya.

Sebelum merasakan kenikmatan seperti saat ini, Sular mengaku pernah merasa kesulitan terkait dengan modal usaha. Hal tersebut disebabkan, jumlah tabungannya pada saat itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan dan biaya pendidikan sekolah.

Beruntung, di saat kesulitan modal usaha menghampirinya, Dompet Dhuafa melalui Masyarakat Mandiri (MM) menggulirkan bantuan sebesar Rp 2 juta untuk memudahkan usahanya. Memasuki tahun ke 3 menjadi penerima manfaat Dompet Dhuafa, Sular telah menerima bantuan hingga mencapai Rp 3 juta untuk modal usaha.

“Pokoknya setelah dibantu Dompet Dhuafa, alhamdulillah jadi lebih mudah dalam modal usaha. Semoga ke depan usaha saya semakin dipermudah, dan banyak yang terbantu,” harapnya. (uyang)