Tak Hilang Keceriaan Meski Divonis Radang Otak dan Penyakit Kelamin Ganda

Melvin (8) bersama sang ibu, Nurlita (33), penerima manfaat Dompet Dhuafa Riau. Melvin menderita penyakit radang otak dan kelamin ganda (Foto: DD Riau)

Senyum dan keceriaan bocah berusia 8 tahun itu selalu hadir, menghiasi hari-harinya yang dijalani dengan penuh kesabaran akibat penyakit radang otak yang dideritanya sejak berusia 1,5 tahun. Mengetahui kondisi tersebut, sang ibu pun langsung membawa anak tercintanya untuk menjalani pemeriksaan medis pada 2007 silam, dikarenakan sang anak mengalami panas tinggi. Akibat penyakit tersebut, sang anak sering kesulitan dalam bergerak dan beraktifitas layaknya anak-anak seusianya.

Melvin, demikian nama bocah laki-laki asal Pekanbaru, Riau, ini. Meski tengah menghadapi penyakitnya yang serius, ia tak pernah mengeluh bahkan menangis ketika penyakit itu mulai menyerang syaraf otaknya.

Sang ibu, Nurlita (33) menuturkan, demi pengobatan Melvin, dirinya saat itu menjual rumah peninggalan orangtuanya. Rumah tersebut menjadi harta satu-satunya yang dimiliki, namun semua itu dilakukannya agar sang anak mendapatkan pelayanan medis yang berkualitas, berharap ada kesembuhan yang dirasa sang anak atas perjuangannya tersebut.

“Kami sekarang sewa rumah kecil untuk tempat tinggal. Uang hasil jual rumah kami gunakan untuk biaya terapi Melvin mengobati kelumpuhan akibat radang otak ” terang Nurlita.

Saat beranjak di usia 4 tahun, Nurlita melanjutkan cerita, Melvin kembali mengalami panas tinggi sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit setempat. Hingga sang anak harus dirawat beberapa hari. Suatu ketika, Nurlita hendak menggantikan baju dan celana baru untuk dikenakan pada sang anak. Namun, betapa terkejutnya ia melihat keanehan pada kelamin anaknya.

“Saya pada awalnya tidak tahu apa yang keluar dari sela-sela kelamin anak saya, lantas saya coba panggil dokter untuk mencari tahu terkait keanehan yang saya lihat,” tukasnya.

Melihat kondisi yang dialami Melvin, sang dokter menyarankan agar Melvin secepatnya melakukan pemeriksaan Kromosom ke laboratorium, guna mengetahui kondisi yang sedang dialaminya.

Setelah mendapatkan hasil dari laboratorium, dokterpun langsung mengarahkan Nurlita agar meminta surat rekomendasi ke Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Semua itu dilakukan agar Melvin segera melakukan tindakan operasi perubahan kelamin ganda di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, dikarenakan peralatan untuk melakukan operasi ganda di rumah sakit setempat kurang memadai.

“Saya panik karena radang otak anak saya masih belum sembuh, lalu tiba-tiba datang lagi kabar dari dokter yang menyampaikan hasil dari laboraturium yang menyatakan bahwa anak saya positif mengalami kelamin ganda,” ucapnya bersedih.

Nurlita menceritakan pada Januari 2009 silam, sang anak telah direkomendasikan oleh rumah sakit setempat untuk melakukan pemeriksaan awal atas kondisi yang dialami di RSCM. Mengetahui biaya tindakan operasi kelamin ganda yang sangat mahal, membuatnya hampir putus asa menjalani pengobatan bagi sang anak.

“Di RSCM saya hampir putus asa dikarenakan terlalu banyak biaya dan proses yang harus saya lewati untuk Melvin waktu itu. Saya hanya membawa uang Rp. 100 ribu yang tersisa di dompet saya” paparnya.

Saat menghadapi kesulitan tersebut, beruntung Nurlita suatu ketika bertemu dengan salah seorang keluarga pasien dari Riau yang juga akan menjalani operasi perubahan kelamin di RSCM . Pasien itu bernama Khairul Muttaqin (4) yang juga merupakan penerima manfaat dari Dompet Dhuafa Riau yang tengah mendapatkan bantuan biaya dalama menjalani pengobatan.

“Lalu saya dianjurkan untuk meminta bantuan terkait kondisi saya dan Melvin saat ini,” kenangnya.

Atas saran tersebut, Nurlita langsung mengajukan bantuan kepada Dompet Dhuafa Riau.  Sebelum melakukan operasi perubahan Jenis Kelamin pada Melvin, Dompet Dhuafa Riau menempatkannya di shelter Dompet Dhuafa yang tidak jauh dari RSCM ketika sang anak menjalani operasi yang ke tiga di RSCM.

Pada saat ini Kondisi Melvin sudah melalui proses Operasi ke tiga dari empat kali operasi yang awalnya dilaksanakan pada tahun 2012. Menurut Nurlita, sebelumnya Melvin direncanakan akan menjalani dua kali operasi untuk melakukan perubahan jenis kelaminnya, namun tim dokter mengatakan bahwa Melvin harus menjalani operasi ketiga karena kondisinya sendiri tidak seperti yang ditargetkan oleh tim dokter.

“Alhamdulillah, kondisi Melvin saat ini sudah mengalami kemajuan secara bertahap. Ia sudah mengerti akan kondisi yang ia alami,” tambahnya.

Melvin dijadwalkan akan melakukan operasi yang keempat kalinya guna melakukan suntik Hormon pada Februari 2015di RSCM. Sebagai seorang ibu, Nurlita sangat mengharapkan, operasi yang dijalani sang anak merupakan operasi terakhir kalinya untuk kembali sehat.

“Saya berharap setelah anak saya selesai menjalani operasi, saya dapat berjualan untuk membiayai terapi anak saya yang mengalami penyakit radang otak,” harapnya. (Uyang)