Tak Ingin Hanya Jadi Penerima Manfaat Dompet Dhuafa, Wulandhari Galakkan Koin Peduli

Wulandhari saat menyerahkan koin donasi yang ia kumpulkan kepada Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa. (Foto: Dokumentasi LKC Dompet Dhuafa)

Lima tahun menjadi penerima manfaat Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa tidak membuat Wulandhari (34) berdiam diri. Ia tidak ingin diam hanya menjadi penerima manfaat. Ia juga bertekad dapat berbuat lebih untuk kebermanfaatan orang lain.

Hal itulah yang menjadi alasan Wulandhari mengadakan gerakan koin peduli. Warga Kelurahan Caringin, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang ini mengajak teman dan tetangga sekitar mengumpulkan koin untuk didonasikan ke LKC Dompet Dhuafa.

“Saya gak mau hanya nuntut hak saja di LKC tanpa bisa berbuat sesuatu untuk lembaga yang sudah lima tahun membantu keluarga saya,” ujar Wulandhari saat menyerahkan donasi Koin Peduli belum lama ini.

Menurut Wulandhari, ide gerakan kumpul koin itu berawal ketika anak bungsunya Nadia Deswita Maharani(5) yang didiagnosa oleh dokter LKC Dompet Dhuafa menderita Craniosynosteis. Penyakit yang menimpa Nadia merupakan kelainan berupa penutupan sambungan tulang kepala yang terlalu dini. Penyakit yang diderita Nadia tersebut mengharuskannya mengkonsumsi susu.

“Susu untuk anak saya ini menggunakan susu formula kaleng. Nah susu itu pemberian LKC,dalam sebulan dikasih 12 kaleng susu, ”katanya.

Kaleng bekas susu yang terus menumpuk tersebut ia memanfaatkan sebagai celengan untuk gerakan Koin Peduli. Setiap bulannya, ia sebar kaleng susu kosong sebanyak 10 kaleng. Setelah kaleng terisi, ia serahkan ke LKC Dompet Dhuafa untuk dimanfaatkan.

“Awalnya saya bingung kaleng susu bekas itu mau dikemanain. Kalaupun saya jual juga harganya gak seberapa, akhirnya kaleng tersebut saya buat celengan untuk uang koin,” ungkap ibu tiga anak ini.

Alasan Wulandhari mengumpulkan uang logam dalam celengan karena keberadaan uang koin saat ini kurang berarti di mata sebagian masyarakat. Ditambah lagi, uang koin dari kembalian belanja sering kali diterima Wulandhari.

”Agar ada manfaatnya, saya kumpulkan uang koin itu dalam kaleng susu. Karena untuk berdonasi tidak harus kaya, namun dengan uang receh koin pun jika dikumpulkan akan besar nialinya,” terangnya. (gm/den/gie)