Tanam 2000 Mangrove di Pacitan, Upaya Bertahan dari Bencana Pesisir

mangrove-pacitan

PACITAN, JAWA TIMUR — Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa bersama masyarakat Desa Sidomulyo kembali menanam 2000 bibit pohon mangrove di Pantai Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Pacitan pada Senin (13/02/2023).

Penanaman 2000 bibit pohon mangrove ini merupakan bagian dari program pendampingan Kawasan Tangguh Tanggap Bencana (KTTB). Pada program ini, masyarakat diberikan pendampingan pemberdayaan dalam penanggulangan bencana.

“Penanaman bibit mangrove ini adalah salah satu bentuk KTTB Sidomulyo di Pacitan dan alhamdulillah mendapat dukungan dari masyarakat, Kodim dan Dandim Pacitan, Polsek, Polres, rekan Pramuka, serta Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Sidomulyo,” ujar Abdul Aziz, salah satu Tim Community Resilience and Advocacy DMC Dompet Dhuafa.

“Mudah-mudahan masyarakat di sini semakin peduli dengan vegetasi pantai, yang mana sebagai penahan abrasi dan menjebak sedimentasi,” imbuhnya.

Baca juga: Mitigasi dan Pemulihan Kelestarian Alam Pantai Soge Pacitan

mangrove-pacitan

mangrove-pacitan

Sebelumnya, pada Oktober 2022, DMC Dompet Dhuafa juga telah menanam 2000 pohon mangrove di Pacitan. Kemudian, DMC Dompet Dhuafa bersama masyarakat setempat membangun tembok laut dengan tumpukan batu boulder di bibir pantai. Tembok laut ini dibangun untuk melindungi pantai dari kerusakan dan juga menambah supply sedimen, yang mana sedimen tersebut bisa ditanami pohon mangrove atau pohon keras.

Penyusunan struktur tembok laut dengan buis beton ini dilakukan guna menjebak sedimen, mempertahankan garis pantai, melindungi pantai dari erosi, menahan arus sungai ketika banjir dan pasang laut, serta mengembalikan muara pantai.

Komandan Kodim 0801 Pacitan, Letkol. Inf. Roliyanto yang turut hadir dalam kegiatan penanaman pohon mangrove ini berharap agar mangrove yang ditanam masa ini dapat menyelamatkan Pantai Soge dari abrasi di masa depan.

“Insyaallah dengan mangrove ini, ke depannya, khusus Pantai Soge ini tidak terjadi lagi abrasi,” ujar Letkol. Inf. Roliyanto.

Baca juga: Tangkal Abrasi, DMC dan Beberapa Lembaga Tanam Ribuan Mangrove di Pacitan

mangrove-pacitan

mangrove-pacitan

Bahaya Abrasi di Pacitan

Sebagai informasi, abrasi disebabkan oleh ketidakseimbangan ekosistem laut di mana terjadi eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh manusia terhadap kekayaan sumber daya laut seperti ikan, terumbu karang dan biota lainnya. Sehingga, apabila terjadi arus atau gelombang besar, maka akan langsung mengarah ke pantai yang dapat menimbulkan abrasi. Ketika intensitas abrasi meningkat, kehidupan masyarakat dan lingkungan pun bisa ikut terancam. Salah satu ancaman itu ialah banjir rob.

Menurut kajian Inarisk, Pacitan merupakan salah satu wilayah dengan ancaman gelombang ekstrem dan abrasi dengan kategori sedang-menengah. Diperkirakan ada 12.437 jiwa yang akan terpapar gelombang ekstrem dan abrasi di Pacitan. Sebanyak 13 persennya merupakan kelompok rentan dari segi usia, ekonomi, hingga disabilitas.

Baca juga: Gerakan 1000 Mangrove, Upaya DDV Sumbar Cegah Abrasi di Kabupaten Padang Pariaman

mangrove-pacitan

mangrove-pacitan

Penggabungan indeks kelompok masyarakat rentan secara keseluruhan memberikan informasi bahwa kelas penduduk yang terpapar bencana gelombang ekstrem dan abrasi di Pacitan berada pada kelas TINGGI. Selain itu, diperkirakan masyarakat juga akan mengalami kerugian sebesar 75,14 miliar rupiah dan merusak 699,36 ha lingkungan hidup apabila terpapar gelombang ekstrem dan abrasi di Pacitan. Dengan demikian, secara keseluruhan Pacitan termasuk kategori kelas TINGGI terpapar bencana gelombang ekstrem dan abrasi.

Belum lagi, hal ini diperparah dengan kenyataan bahwa indeks kapasitas kesiapsiagaan Pacitan atas gelombang ekstrem dan abrasi merupakan indeks terendah dalam kapasitas kesiapsiagaan, yang sejajar dengan indeks gagal teknologi dan konflik sosial. (DMC Dompet Dhuafa/AFP)