Tekan Jumlah Penderita Diabetes Mellitus, Dompet Dhuafa Jogja Hadirkan Program Layanan Terpadu

Tim layanan terpadu LKC DD Jogja saat berbincang dengan salah satu pasien penderita Diabetes Mellitus (DM). (Foto: Dokumentasi DD Jogja)

YOGYAKARTA- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu provinsi di Indonesia dengan angka harapan hidup tertinggi, yakni 73,32 tahun (Sensus Nasional, 2012). Tingginya angka harapan hidup masyarakat Yogyakarta secara umum mengindikasikan adanya perbaikan kualitas kesehatan dan gizi masyarakat, serta aspek kemudahan mengakses sarana dan tenaga kesehatan.

Namun tak bisa dipungkiri, semakin bertambahnya usia, semakin menurun pula fungsi organ-organ tubuh manusia. Usia lanjut menjadi salah satu faktor di mana berbagai macam penyakit degeneratif (akibat gaya hidup) mudah hinggap di dalam tubuh.Salah satu penyakit degeneratif yang berpeluang besar timbul dan telah menjangkit sebagian besar penduduk Yogya, yakni Diabetes Mellitus (DM). Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Normalnya, kadar gula darah setelah puasa 6 jam adalah kurang dari 100 mg/dL.

Di Yogya, Diabetes Mellitus menjadi salah satu masalah kesehatan yangbesar. Secara nasional, penderita Diabetes Mellitus terus meningkat dari tahun ke tahun. Penderita yang terkena bukan hanya yang berusia senja, namun banyak pula yang masih berusia produktif. Berdasar data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, kota dengan prevalensi Diabetes Mellitus tertinggi secara nasional adalah Provinsi Yogyakarta, yaitu 2,6% dari total penduduknya, diikuti Jakarta dan Sulewesi Utara. 

Gaya hidup modern yang kini tengah menggeser pola hidup masyarakat lokal di Kota Pelajar tersebut ditengarai menjadi penyebab utama.. Konsumsi makanan dan minuman tidak seimbang, tinggi kalori, rendah serat, fast food, jarang berolah raga, obessitas (kegemukan), stress, dan istirahat tidak teratur adalah pola hidup dan pola makan yang memicu terjadinya Diabetes Mellitus pada diri seseorang.

Guna meminimalisir jumlah penderita Diabetes Mellitus di provinsi tersebut, Dompet Dhuafa Jogja melalui Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC), menghadirkan program layanan terpadu bagi para penderita. Layanan terpadu tersebut tergabung dalam Grup Diabetes Mellitus (DM).

Menurut Bambang Edi Prasetyo, Manajer Program Kegiatan dalam Klub DM ini disesuaikan dengan panduan tatalaksana bagi pasien DM secara komprehensif, yaitu edukasi, perencanaan diet, latihan jasmani, dan terapi obat.

“Untuk kesembuhan pasien, sangat membutuhkan partisipasi aktif dari pasien untuk mengubah perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,” jelasnya.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, oleh sebab itu, edukasi perlu ditekankan pada penyebab terjadinya penyakit. Perencanaan diet diperlukan guna mengontrol jumlah kalori yang masuk ke tubuh. Perencanaan diet akan membantu memperbaiki kebiasaan gizi untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, yaitu kadar gula darah, lemak, dan tekanan darah.

“Di klub DM LKC DD Jogja edukasi dan perencanaan diet ini dilakukan dalam sesi konseling. Konselor untuk kegiatan ini adalah dokter dan seorang dietisien,” terangnya.

Aktivitas fisik (Olahraga) di Klub DM dilakukan dengan meyelenggarakan senam DM dua kali seminggu. Latihan teratur dan terus menerus akan membantu menurunkan kadar gula darah, meningkatkan fungsi jantung dan pernafasan, menurunkan berat badan dan meningkatkan kualitas hidup. Sedangkan terapi obat dilakukan setelah tiga proses tersebut dilaksanakan. Jika ketiganya telah dilaksanakan dan belum memberikan penurunan kadar gula darah yang berarti maka dilakukan terapi obat.

“Saya berharap layanan ini terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan kemampuan LKC DD Jogja,” ucap Bambang.

Saat ini sebanyak 27 pasien Diabetes Mellitus bergabung di Klub DM LKC DD Jogja. Sesuai konsep kesehatan kawasan yang dikembangkan LKC DD Jogja, para pasien tinggal di dalam radius 5 km dari LKC. Klub DM DD Jogja sendiri berlokasi di Gria Sehat LKC, Jl. Wates Km 3,5 No. 182 Ngestiharjo Kasihan Bantul. (uyang)