Terdapat 55 Juta Jiwa Terdampak Kekeringan di Seluruh Dunia

Dalam laporan United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) yang berjudul Drought in Numbers 2022, menyebutkan, ada 55 juta orang di seluruh dunia secara langsung terkena dampak kekeringan setiap tahun. Kekeringan menjadi bencana paling serius bagi ternak dan tanaman di hampir setiap bagian dunia.

Semenjak tahun 1970 hingga 2019, kekeringan merupakan salah satu bencana yang menyebabkan kerugian manusia terbesar, dengan total sekitar 650.000 kematian. Di antara semua kematian akibat bencana perubahan iklim tersebut lebih dari 90 persen terjadi di negara berkembang.

Diperkirakan pada tahun 2040 sebanyak 160 juta anak terkena dampak kekeringan parah dan berkepanjangan. Satu dari empat anak akan tinggal di daerah dengan kekurangan air yang ekstrim. Sedangkan Indonesia pada tahun 2040 diperkirakan akan mengalami kekurangan persediaan air yang tinggi.

Bencana kekeringan juga memiliki keterkaitan yang erat dengan bencana yang lainnya. Pasalnya kekeringan panjang dapat menyebabkan kebakaran di wilayah hutan dan lahan, terutama di wilayah lahan gambut. Di tahun 2022 sendiri dinobatkan tahun panas dan kekeringan.

“Kebakaran lahan gambut akibat kekeringan di Indonesia mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati, baik jumlah individu maupun spesies tumbuhan,” tulis dalam laporan Drought in Numbers 2022.

Indonesia sendiri termasuk ke dalam kategori menengah ke atas dalam negara dengan tingkat risiko kekeringan tertinggi. Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.

Sedangkan dalam laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Agustus 2022 terdapat 2 (dua) bencana kekeringan di Indonesia. Kemudian bencana kebakaran hutan dan lahan terjadi sebanyak 185. Artinya setiap satu kali bencana kekeringan, dapat berpotensi mengakibatkan 93 kali bencana kebakaran.

Kekeringan juga memiliki keterkaitan dengan bencana banjir. Saat curah hujan tinggi bencana banjir kerap kali hadir di tengah masyarakat. Baik masyarakat di perkotaan maupun di pedesaan. Tentu faktor terjadi bencana banjir di masing-masing wilayah berbeda.

Di wilayah perkotaan misalnya dengan banyaknya bangunan-bangunan mengakibatkan berkurangnya resapan air. Konsekuensinya hujan yang bisa menjadi sumber cadangan air tidak terserap ke tanah hingga menimbulkan bencana banjir. Gedung-gedung juga mengakibatkan tingginya alur air kembali menuju laut dan mengurangi persediaan air.

Di satu sisi pemanfaatan air tanah yang berlebihan di wilayah perkotaan juga berpotensi mengakibatkan bencana kekeringan. Indonesia semenjak tahun 2019 sudah termasuk dalam negara dengan risiko kekurangan air tanah menengah ke atas.

Dampak berkelanjutan kekeringan terhadap manusia bisa beragam bentuk. Persentase tanaman yang terkena dampak kekeringan meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 40 tahun terakhir, dengan sekitar 12 juta hektar lahan hilang setiap tahun karena kekeringan dan penggurunan (desertifikasi). Ekosistem semakin berubah menjadi sumber karbon, terutama selama peristiwa kekeringan ekstrem. Penyerapan gas karbon akan sulit di wilayah dengan kekeringan ekstrim akibatnya peningkatan suhu semakin meningkat dan berpotensi memunculkan bencana kebakaran.

Selain itu kekeringan dapat mengakibatkan malnutrisi yang terjadi karena penurunan ketersediaan pangan dan air serta sanitasi yang higienis. Meningkatnya risiko penyakit menular seperti kolera, diare, dan pneumonia. Terganggunya pelayanan kesehatan setempat karena kekurangan pasokan air, hilangnya daya beli, migrasi dan/atau tenaga kesehatan terpaksa meninggalkan daerah setempat.

Kekeringan juga penyebab utama ketidakstabilan kualitas pertanian dan perkebunan. Hal ini juga akan berdampak pada penghasilan ekonomi masyarakat. Kesimpulannya kekeringan mampu berdampak ke seluruh bidang kehidupan masyarakat. Baik secara ekonomi, sosial, lingkungan hingga kesehatan.

Melalui program Air untuk Kehidupan, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa berusaha menjawab masalah kekeringan yang terjadi di seluruh Indonesia. Melalui program Air untuk Kehidupan (AUK), DMC Dompet Dhuafa akan memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang konservasi lingkungan hidup. Dengan demikian masyarakat mampu melakukan upaya pelestarian persediaan air di lingkungan sekitarnya.

Selain itu DMC Dompet Dhuafa akan memberikan pelatihan tentang pemanfaatan sumber daya alam untuk menjadi salah satu sumber penghasilan dengan perspektif ramah lingkungan. Terakhir, DMC Dompet Dhuafa bersama para donatur akan menyediakan dan instalasi teknologi-teknologi penunjang kelestarian persediaan air bersih yang ramah lingkungan.

Adapun beberapa portofolio program Air untuk Kehidupan sebagai berikut:
Pembuatan Sumur Bor dan Pipanisasi:

1. Sumur bor Masjid Baitul Ikhsan Jl. M. Husni Tamrin no. 9, Mamuju, Sulawesi Barat.
2. Sumur bor Jl. Sultan Hasanuddin Lorong Puncak 1 (Samping PLN) Mamuju, Sulawesi Barat.
3. Sumur bor Masjid Dusun Popanga, Botteng Utara, Kec. Simboro, Mamuju, Sulawesi Barat.
4. Sumur bor Yayasan ponpes Darussalam Al Mubarok Dusun Serang, Desa Taan, Kec. Tapalang, Mamuju, Sulawesi Barat.
5. Sumur bor Dusun Maliaya, Desa Maliaya, Kec. Malunda, Majene, Sulawesi barat.
6. Sumur bor Kel. Galung, Lingkungan Petakeang, Kec. Tapalang, Mamuju.
7. Sumur bor Dusun Kabaena, Desa Ahu, Kec. Tapalang Barat, Mamuju.
8. Sumur bor Dusun Samalio, Desa Mekatta, Kec. Malunda, Majene.
9. Sumur bor Dusun Pasada Barat, Desa Botteng Utara, Kec. Simboro, Mamuju.
10. Dusun Gol, Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara, NTB.
11. Pipanisasi dari sumber mata air gua untuk warga di Dusun Macan Mati, Girimulyo, Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta.

Pembuatan Sarana MCK:

1. MCK permanen di Dusun 3 Desa Watohari Kec. Solor Timur Kab. Flores Timur – NTT.
2. MCK permanen Pesantren Al-Munawarah Dusun Salutalawar, Desa Tadui, Kec. Mamuju, Mamuju.
3. MCK Permanen Desa Bulayak, Kecamatan Hantakan, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
4. MCK Darurat di Pesantren Ilzamul Mubin, Kp. Pasir Sake RT 004 Rt 001, Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

Masyarakat bisa turut serta dalam program kebaikan Air untuk Kehidupan dengan mengunjungi tautan laman berikut https://donasi.dompetdhuafa.org/airuntukkehidupan/ . Karena Bumi Cuma Satu, maka setiap masyarakat harus KolaborAksi dalam menjawab tantangan dan masalah yang ada di masyarakat. (Dompet Dhuafa / DMC)