Terima Kasih Donatur Dompet Dhuafa, 61 IRT di Batam Sukses Olah Jamur Tiram Jadi Kuliner Otak-Otak (Bagian Dua)

jamur-tiram-jadi-kuliner-otak-otak

KEPULAUAN RIAU — Beberapa minggu setelah program Berdikari (Pemberdayaan dan Pendampingan Keluarga Mandiri) Budi Daya Jamur Tiram mulai bergulir pada 19 Februari 2023, Ibu Mujiatun dan 61 penerima manfaat lainnya mencoba mengolah jamur hasil panennya menjadi otak-otak. Saat itu, harga satuan otak-otak jamur dipatok dengan harga Rp3.000 (tiga ribu rupiah).

Saat pertama kali diperkenalkan, produk ini belum mendapat respons positif dari target pasar. Hampir semua orang tak percaya akan ada yang membeli otak-otak dengan harga tersebut. Bahkan, dari pihak anggota sendiri ada yang pesimis. Namun dengan kualitas yang diracik oleh Ibu Mujiatun, ia yakin bahwa nanti akan ada yang berminat dan makin hari makin luas jangkauan pasarnya.

“Waktu pertama kami perkenalkan ke orang-orang, pada tidak percaya ada yang mau beli. Masak otak-otak gitu aja harganya (Rp) 3000. Tapi setelah satu persatu orang mulai mencicipi, ternyata enak dan harga segitu dirasa sesuai dengan rasa dan ukurannya. Akhirnya setelah itu banyak yang borong,” katanya.

Baca juga: Terima Kasih Donatur Dompet Dhuafa, IRT di Batam Sukses Olah Jamur Tiram Jadi Kuliner Otak-Otak (Bagian Satu)

jamur-tiram-jadi-kuliner-otak-otak
Ibu Mujiatun sedang memasukkan adonan otak-otak jamur.
jamur-tiram-jadi-kuliner-otak-otak
Tampilan bagian dalam otak-otak jamur.

Ibu Mujiatun sendiri, setiap harinya selalu saja ada pesanan. Bahkan, kini setiap penerima manfaat dapat mengolah jamurnya sendiri di rumah masing-masing. Namun untuk bumbu adonannya, Ibu Mujiatun lah yang menyediakan. Hal ini yang kemudian menjadikan semua produksi otak-otak jamur rasanya sama.

“Jadi mau pesan ke siapa saja, dijamin rasanya sama,” imbuh ibu 4 anak tersebut.

Saat ditemui Tim Dompet Dhuafa, ia sedang menyiapkan pesanan sebanyak 1.500 pcs. Kini, ia juga sedang melakukan percobaan-percobaan turunan olahan jamur lainnya. Di antaranya seperti rendang jamur, jamur krispi hingga pizza jamur.

Manager Program Dompet Dhuafa Kepri, Muhammad Izzuddin Al Hafidz mengatakan, program ini berdampak kepada multi sektor. Di antaranya yaitu pada sektor kesehatan untuk membantu menurunkan angka stunting. Pada sektor ekonomi untuk meningkatkan penghasilan keluarag penerima manfaat. Pada sektor lingkungan, sebab media tanam jamur ini adalah serbuk-serbuk kayu limbah palet.

Baca juga: Dompet Dhuafa Salurkan Fidyah Bagi Para Pemulung di TPA Batam

jamur-tiram-jadi-kuliner-otak-otak
Ibu Mujiatun memasukkan otak-otak ke dalam kemasan.
jamur-tiram-jadi-kuliner-otak-otak
Yuni Alfiah (kanan) berbincang dengan Syaputri (kiri)

Melalui program ini, Ibu Mujiatun memiliki keinginan agar 20 anak yatim yang ia bina tidak melulu mengandalkan bantuan donasi dari orang, melainkan keluarga mereka harus mampu berdaya secara mandiri. Nah, salah satu caranya adalah dengan memberdayakan ibu-ibunya untuk memiliki penghasilan sendiri.

Awal pelaksanaan program, setiap penerima manfaat dimodali dengan 10 log jamur beserta bahan-bahan pendukungnya. Setelahnya, setiap mereka mampu melakukan panen sebanyak 6-8 ons jamur. Setiap satu log memiliki jarak panen setiap 2 minggu.

Tim Dompet Dhuafa kemudian berkesempatan untuk bersilaturahmi dengan salah satu penerima manfaat program ini. Ia adalah Yuni Alfiah. Saat itu, ia sedang menyiapkan puluhan kotak jamur krispi dan otak-otak jamur di rumahnya. (Dompet Dhuafa/Muthohar)