Terpikat Pesan Mas Mono

SERANG — Masih ingat dengan Yehan Minara, remaja asal Kota Serang yang curhat panjang tentang pengalamannya ikut Panggung Inspirasi Banten 2015? Rupanya curhatan Yehan tak hanya sekali.

Beberapa menit setelah curhat pertama dia unggah ke laman Facebook, Yehan kembali curhat panjang tentang kesannya dengan salah satu inspirator yang hadir di Panggung Inspirasi Banten 2015, yaitu Mas Mono yang menurutnya, materi Mas Mono sangat menginspirasi dirinya. Ini curhatan yang ditulis Yehan pada 27 Oktober 2015 pukul 16.00 WIB:

“Panggung Inspirasi Banten: Mas Mono, Kerja Keras yang Cerdas dan Ikhlas”

Ini dia motivator dan inspirator yang memiliki bisnis di bidang kuliner, Ayam Bakar Mas Mono. Mas Agus Pramono alias Mas Mono. Bisnis kuliner yang dijalaninya dengan tekun selama bertahun-tahun itu bahkan telah siap untuk go internasional. Motivator dan inspirator yang cinta banget sama bisnisnya ini mengatakan kalau makan adalah bagian dari pekerjaanya. Makanya dia sangat menyukai bisnis kuliner yang tengah di jalaninya itu: Pantas saja beliau terlihat sangat subur dan makmur.

Saking cintanya sama bisnis kulinernya itu, Mas Mono berhasil membuat quote kece: Bahwa kuliner adalah jalan menuju segala mimpi dan harapan.

Susuai dengan kesuksesannya di bisnis kuliner, Mas Mono memberikan kajian inspirasi di bidang tersebut. Ada tiga hal yang menjadi catatan seorang pebisnis menurut Mas Mono, yang ketiganya itu disingkat jadi PNS alias pembelajar, nilai, dan sinergi.

Dari apa yang dijelaskan Mas Mono soal PNS itu, dapat disimpulkan bahwa sebelum seseorang berbisnis maka seseorang tersebut harus memperbaiki niatnya terlebih dahulu. Sebab, kata Mas Mono, bisnis itu bukan hanya soal untung-rugi, sepi-rame. Tapi bisnis adalah masalah surga dan neraka. Yah, bisnis adalah tentang spiritual, tentang kedekatakan seseorang terhadap Tuhan. Maka perbaiki dulu niatnya, segera mulai usahanya, dengan begitu kesuksesan atau kesempurnaan akan mengikuti.

Yehan merinding saat Mas Mono menjelaskan ini. Bukan hanya pada bisnis saja seseorang harus memperbaiki niat, tapi dalam bidang apa pun dan pekerjaan apa pun niatlah yang memang harus benar-benar diperbaiki. Yehan bersyukur, di ingatkan lagi soal niat ini.

Namun selain niat ada yang menjadi catatan penting juga yang harus dimiliki seorang pebisnis. Bahwa bisnis bukan sekadar kerja keras, tapi bisnis adalah kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas. Dengan begitu pekerjaan seorang pebisnis akan seimbang. Selain niat, Yehan lagi-lagi bersyukur di ingatkan soal cara bekerja dengan baik.

Kajian inspirasi yang disampaikan oleh Mas Mono perihal kerja keras yang cerdas, mengingatkan Yehan pada seorang kawan yang beberapa waktu lalu mengirimi SMS hampir satu halaman. Setelah dia tahu saat jatuh sakit tiga kali dalam sebulan, begini bunyi singkat sms dari seorang kawan itu: Kita memang mesti berjuang keras memperjuangkan mimpi kita. Tapi juga harus pintar mengukur diri. Kalau badan sudah nggak kuat, jangan dipaksa. Badan kita juga punya hak untuk istirahat. Punya hak untuk tidur. Punya hak untuk sehat. Kerja keras bukan berarti mesti banting tulang tanpa mengukur kemampuan diri. Kerja keras memang harus, tapi juga mesti kerja cerdas. Tahu kapan mesti berusaha. Tahu kapan menjaga dan membatasi diri dan tahu kapan waktunya rehat, serta menenangkan diri.

Dari Mas Mono dan SMS dari seorang kawanku itu, memang harus berkaca lagi. Bahwa benar, diri ini memang kurang cerdas dalam mengambil keputusan dan menjalani sebuah pekerjaan. Mungkin terlalu terobsesi untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dalam banyak hal, cenderung grasah-grusuh alias terburu-buru. Ingin cepat selesai tanpa ada keberanian sedikit pun untuk mengevaluasi ulang pekerjaan yang sudah dilakukan. Pada akhirnya malah menyengsarakan diri sendiri.

Benar apa yang disampaikan Mas Mono dan seorang kawan tadi. Selain niat, kerja keras juga harus diimbangi dengan kerja yang cerdas. Agar hasil yang didapatkan juga sepenuhnya maksimal. (Dompet Dhuafa Banten)