THK Membuat Cicih Bisa Makan Daging

GARUT — Siang itu langit cerah. Panasnya tidak sampai menusuk kulit. Di sebuah petak kecil seorang pria mencangkul tanah. Bukan bertanam yang hendak ia lakukan. Sengaja menggali tanah sebagai tempat menampung darah dari enam ekor domba kurban di Desa Cintamanik, Kabupaten Garut.

Anak-anak tampak mengerumuni proses penyembelihan dan pengeluaran jeroan kambing. Beberapa ibu hanya duduk di tempat teduh, sembari menunggu paket daging kurban terbagi rata. Salah satunya Cicih (75). Nenek bercucu lima ini sudah lima kali mendapatkan daging kurban dari program Tebar hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa. Diakui olehnya belum ada lembaga lain yang berkurban di desanya.

“Ibu mah terima kasih Neng. Moga-moga janteun amal, sehat, ibadah. Dihapuskeun dosa,” doa Cicih kepada perkurban yang telah berbagi kebahagiaan kurban di desanya.

Sudah delapan tahun Cicih ditinggal mati oleh suaminya. Cicih juga tidak bekerja dan hidup bergantung pada pemberian orang. Kalau ada yang membutuhkan jasanya sebagai buruh angkut, atau ikut menjadi buruh angkut tani.

Perempuan lanjut usia ini tinggal di rumah yang ia sebut gubuk. “Da hampir runtuh gubuk ibu ge,” ungkapnya prihatin. Rumahnya berada di dataran yang lebih tinggi dari pada tempat penyembelihan hewan kurban.

Cicih yang ditemui sedang menggendong cucu kelimanya ini mengatakan daging kurban yang dia dapat hanya digoreng. Dia tidak mempunyai uang untuk membeli bumbu lainnya. Makan daging kurban pun hanya ia rasakan setahun sekali. Baginya, bisa merasakan nikmatnya daging saja sudah menjadi bagian dari rasa syukurnya. (Dompet Dhuafa/Erni)