PULAU ARAR, PAPUA BARAT — “Allahu akbar allahu akbar allaahu akbar. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allahu akbar wa lillaahilhamd”. Takbir mulai menggema, tabuhan bedug pun berirama. Menjelang waktu Isya, masyarakat di area sekitar Pulau Arar, Distrik Mayamuk, Kabupaten Sorong, Papua Barat, mulai berkumpul mengumandangkan takbir. Menyambut perayaan Iduladha di esok hari.
Lamat-lamat, anak-anak dan remaja mulai melantunkan takbir. Di Pulau Arar sendiri ada sebuah tradisi untuk menyambut suka cita Iduladha, yaitu dengan melakukan pawai obor, berkeliling kampung. Satu per satu dari mereka mulai memegang obor yang telah dilumuri minyak tanah. Menyambung dari obor yang satu ke obor yang lain, hingga cahaya berwarna merah oranye itu menyala terang.
Mereka mengelilingi pulau-pulau yang terletak di Distrik Mayamuk, Kabupaten Sorong yang memiliki wilayah seluas 50 hektare dan terdiri atas dataran rendah, dikelilingi hutan mangrove, pasir putih, serta lautan.
Baca juga: Dompet Dhuafa dan Jalanpulang.id Salurkan Puluhan Paket Sedekah Daging ke Pelosok Banten
Pulau Arar terletak sekitar 4 mil laut dari lepas pantai daratan Kepala Burung, Sorong. Pulau yang indah dan penuh keajaiban ini menyediakan air tawar bagi daerah sekitarnya, saat kemarau panjang menghampiri. Para penduduknya mayoritas beragama muslim dan berprofesi sebagai nelayan serta petani. Masyarakat di sini pun lebih banyak mengkonsumsi ikan dibanding daging. Biasanya, hasil tangkapan para nelayan dikumpulkan untuk ditimbang dan dijual di Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang kemudian didistribusikan ke berbagai perusahaan.
Meski demikian, masyarakat tetap bisa bertahan dalam kondisi tersebut. Mereka terbiasa dengan keterbatasan, hingga berkah daging kurban itu tiba, mereka sangat bersyukur.
“Ramai Kak kalau di sini, tiap Iduladha dan Idulfitri, kami ramai-ramai keliling,” ucap Adit (12).
Baca juga: Wanita di Papua Akhirnya Nikmati Daging Kurban Setelah 8 Tahun Masuk Islam
Kegiatan takbir keliling-pawai obor, merupakan tradisi yang sudah dilakukan oleh umat Islam sejak zaman dahulu apabila malam takbiran Iduladha tiba. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk syiar Islam dan untuk memeriahkan malam takbiran Iduladha.
Takbir keliling dilakukan dengan cara berkeliling kampung atau kota sambil mengumandangkan takbir. Pawai obor dilakukan dengan cara membawa obor yang terbuat dari bambu atau kayu yang dibakar. Sedangkan menyalakan kembang api dilakukan sebagai tanda sukacita menyambut Hari Raya Iduladha.
“Tradisi takbir keliling, pawai obor, dan menyalakan kembang api memiliki banyak manfaat. Selain sebagai syiar Islam dan memeriahkan malam takbiran Iduladha, tradisi ini juga dapat mempererat tali silaturahmi antarumat Islam. Selain itu, tradisi ini juga dapat menjadi media dakwah untuk mengajak masyarakat ikut serta dalam merayakan Hari Raya Iduladha,” ujar Nurdin selaku Kepala Distrik.
Selain pawai obor, ada juga tradisi di mana masyarakat Pulau Arar yang berada di sisi seberang yang lain berbondong-bondong untuk kemari sembari membawa bahan pokok untuk persiapan memasak saat Iduladha, juga mempersiapkan untuk mengikuti salat Id di sini.
Sejak Ahad (16/06/2024) sore, Tim Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa sudah tiba di Pulau Arar. Alhamdulillah, sebanyak dua ekor sapi yang berasal dari mitra Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan disembelih dan didistribusikan di Pulau Arar.
Baca juga: Daiyah Cordofa Adonara Distribusikan Daging Kurban ke Pulau Solor
Sapi-sapi tersebut dibawa menggunakan perahu kecil, menuju Pulau Arar. Hal ini pun disambut baik oleh warga sekitar. Anak-anak bersorak ketika sapi datang. Pada hari Iduladha 1445 H yang bertepatan dengan tanggal 17 Juni 2024, sapi-sapi tersebut siap menjadi berah untuk masyarakat Pulau Arar.
“Masyarakat di sini, masyarakat asli Papua, dan mereka mayoritas beragama muslim. Jadi, pasti mereka senang ketika Iduladha nanti,” kata Nurdin. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Anndini Dwi P
Penyunting: Ronna