Tingkatkan Kapasitas Pendamping, KMM-DD Lakukan Up Grading

BOGOR — Pemberdayaan yang dilakukan oleh Karya Masyarakat Mandiri (KMM) Dompet Dhuafa, selalu menempatkan pendamping yang tinggal di tengah-tengah komunitas penerima manfaat. Pendamping mempunyai peran sentral di dalam proses pemberdayaan. Keberhasilan ataupun kegagalan program pemberdayaan bergantung pada pendamping. Beratnya tugas pendamping dibutuhkan refresh peningkatan skill dalam menghadapi dan mengembangkan ekonomi komunitas dampingannya. Karya Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa menganggap ini menjadi hal penting yang harus dilakukan.

Bekerjasama dengan Divisi Ekonomi Dompet Dhuafa, KMM melakukan peningkatan kapasitas berupa Up Grading pendamping dari seluruh program. Baik program regular, kerjasama maupun grandmakingUp Grading dilakukan pada Selasa (29/3) sampai Kamis (31/3), di Villa Ratu, Caringin, Bogor. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pendamping dalam mengembangkan usaha mitra dampingan, dan menyiapkan pendamping agar bisa mandiri dengan terlibat dalam bisnis mitra. Ini juga yang melatari tema kegiatan Up Grading “Maju dan Berkah Bersama Bisnis Komunitas”. Upgrading diisi materi-materi tentang pengambangan bisnis komunitas, sistem keuangan dan karakter building.

Pendamping harus mampu mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi seperti perkembangan MEA. Karena ini terkait pola pengambangan dan pemasaran produk. Pendamping harus dapat menganalisa kemampuan produk mitra untuk bersaing di pasar, terutama setalah diberlakukannya MEA. “Perubahan-perubahan yang terjadi belakangan ini harus bisa diikuti oleh pendamping. Pendamping harus ditingkatkan wawasan dan pengetahuan. Upgrading akan menjadi salah satu sarananya yang dilakukan oleh Dompet Dhaufa dengan KMM,” jelas Tendy Satrio, GM Divisi Ekonomi Dompet Dhuafa.

Di pertemuan ini juga sebagai sarana penyamaan persepsi tentang tugas-tugas pendamping. Sehingga adanya kesamaan dalam melakkan proses pendampingan. “Pendamping itu mempunyai 4 tugas, yaitu fasilitatif, edukatif, representatif dan kewirausahaan sosial. Hal ini harus dibangun dalam diri pendampingan guna mendampingi komunitas nantinya,” lanjut Tendy.

“Menjadi pendamping haruslah manjadi kebanggan, namun pendamping juga harus mampu mandiri, jangan seperti lilin. Lilin itu mampu memberi manfaat namun dirinya hancur,” ungkap Jodi Iswanto, Direktur Eksekutif Karya Masyarakat Mandiri. Pendamping mempunyai peluang lebih besar untuk mandiri. Karena peluang pengembangan usaha mitra sangat terbuka lebar. Pendamping harus mengambil peran dalam proses pengembangan terutama di bidang pemasaran produk. Jangan sampai sudah lama mendampingi dan memberikan semua ilmunya, namun setelah selesai program kembali pulang dan mengantri untuk melamar pekerjaan.

Up grading kali ini terasa berbeda, karena diikuti oleh 30 pendamping yang dahulu berada di tiga lembaga yang berbeda, yaitu Pertanian Sehat Indonesia, Masyarakat Mandiri dan Kampoeng Ternak Nusantara. Pada awal tahun 2016, ketiga lembaga ini disatukan menjadi Karya Masyarakat Mandiri yang membawahi tiga divisi. Di antranya divisi Pertanian yang dulunya Pertanian Sehat Indonesia, UMKM dan Pesisir yang dulunya Masyarakat Mandiri dan Peternakan yang dulunya Kampoeng Ternak Nusantara. (Dompet Dhuafa/Slamet)