Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Prioritas Pendayagunaan Dompet Dhuafa

TANGERANG – Hulu dari pembangunan bangsa adalah pendidikan. Sayangnya, mutu pendidikan di Indoensia saat ini masih rendah. Hal ini ditandai dengan kualitas guru yang masih rendah (rata-rata kompetensi guru di Indonesia hanya 44,5. Padahal, nilai standar kompetensi guru adalah 75), ketidakmerataan pendidikan hingga ke daerah, serta angka putus sekolah yang masih tinggi (75% sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar layanan minimal pendidikan).

Dompet Dhuafa, sebagai lembaga amal terkemuka di Indonesia, mempunyai fokus untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Setidaknya, ada empat program pendidikan di Dompet Dhuafa yaitu, Beastudi Indonesia, Makmal Pendidikan, SMART Ekselensia, dan Sekolah Guru Indonesia. Semuanya adalah program investasi pada sumber daya manusia berbasis pendidikan.

Beastudi Indonesia terbagi ke dalam tiga program yaitu Beastudi Etos, beastudi aktivis nusantara, dan beastudi kepakaran. Beastudi Etos yang berada di 16 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ini  diberikan untuk mahasiswa berprestasi dengan keterbatasan ekonomi. Adapun fokus beastudi etos sendiri adalah pembinaan, pendampingan, dan pemberdayaan. Jumlah peneriman manfaat beastudi etos hingga 2014 sebanyak 567 orang.

Beastudi Aktivis Nusantara adalah program yang berfokus pada mahasiswa untuk membentuk negarawan pemimpin berkarakter, kontributif dan berprestasi. Ada tujuh kampus yang bekerjasama dalam Beastudi Aktivis Nusantara ini yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Sriwijaya (Unsri),dan Universitas Sebelas Maret (UNS).

Program beasiswa yang paling tinggi adalah Beastudi Kepakaran. Adapun kerjasama beastudi kepakaran yaitu Al-Azhar Schoolarship, Beastudi Indonesia Prepatory School, dokter spesialis, Durham Schoolarship, PPM S1 dan S-2.Jumlah penerima manfaat Beastudi Aktivis Nusantara dan Kepakaran hingga 2014 berjumlah 95 orang.

Pendidikan yang baik bermula dari kualitas guru yang baik pula. Makmal pendidikan adalah jawaban agar hal tersebut tercapai. Melalui program tersebut sekolah diberi pendampingan serta guru-gurunya diberi pelatihan. Hingga Juni 2015 sudah ada 213 sekolah dampingan dan menebarkan manfaat kepada 53.158 orang penerima manfaat tidak langsung.

Sekolah Guru Indonesia adalah program untuk pemuda Indonesia yang siap mengabadikan diri menjadi guru serta menjadi penggerak perubahan di seluruh penjuru Nusantara.Hingga Juni 2015, Sekolah Guru Indonesia telah meluluskan 364 orang guru dan menebarkan manfaat kepada 54.634 orang penerima manfaat tidak langsung.

Terakhir, SMART Ekselensia adalah program akselerasi SMP-SMA selama lima tahun yang unggul, berasrama, dan bebas biaya. Penerima manfaat dari program ini adalah siswa laki-laki lulusan sekolah dasar yang memiliki potensi intelektual yang tinggi namun memiliki keterbatasan finansial.Hingga Juni 2015, SMART Ekselensia Indonesia telah memiliki 12 angkatan yang teridiri dari 450 siswa dan telah meluluskan 6 angkatan yang terdiri atas 175 siswa dimana 99% diantaranya diterima di PTN. (Dompet Dhuafa/Erni)