Tinta Emas SMART Ekselensia Kembali Ditoreh

SOLO– Lagi-lagi siswa SMART Ekselensia menorehkan tinta emas bagi sekolahnya. Pada Jumat (05/10), tim ekstrakurikuler jurnalistik SMART Ekselensia yang terdiri dari Syahrizal Rachim, Nasrul Azmi, dan Putra Ramadhan berhasil menyabet juara umum dalam Lomba Karya Jurnalistik Siswa SMP Tingkat Nasional di Hotel Sunan Solo yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Mereka berhasil mengalahkan 38 peserta lainnya yang merupakan wakil dari 28 provinsi di Indonesia.

“Kami sempat merasa pesimis mengikuti kompetisi tersebut. Berbekal peralatan jurnalistik yang seadanya. Karena kami hanya berhasil mendapat pinjaman dua buah laptop dari sekolah, satu buah kamera dan perekam suara yang tidak berfungsi dengan baik,” ujar Nasrul Azmi saat ditemui Selasa sore (06/10), di SMART Ekselensia Indonesia.

Ketiganya yang sama-sama kelas tiga ini memang aktif mengikuti kegiatan ekstra kurikuler jurnalistik. Ekstrakurikuler ini sendiri telah menelurkan buletin yang diberi nama S’Detik. Rubrik yang diangkat dalam Buletin S’Detik sendiri antara lain Laporan Utama, Lintas Karya, Kisah, Sekolahku, Ekstrakurikuler, Opini, Komik, Newsflash, dan Breaking News.

Syahrizal Rachim yang merupakan redaktur S’Detik mengatakan penilaian dari lomba tersebut antara lain orisinalitas karya, artistik, dan tata bahasa. Saat perlombaan mereka mendapat tugas untuk meliput aktivitas di Desa Bekonang, Sukaharjo, yang merupakan Desa Budaya penghasil Batik Tulis, Gamelan, dan Genteng.

“Dari hasil liputan tersebut, kami diberi waktu produksi kurang lebih enam jam untuk menuangkannya menjadi sebuah karya jurnalis yang dibagi ke dalam rubrik Opini, Sejarah, dan Lintas Impian,” tambah Syahrizal.

Mereka pun, secara tertutup, mempresentasikan hasil karya dan aktivitas ekstrakurikuler jurnalistik di sekolah di hadapan dewan juri. Anggota dewan juri sendiri merupakan orang-orang yang kompeten di bidang jurnalistik yaitu perwakilan dari Kompas, Tempo, dan dosen jurnalistik Universitas Padjajaran.

Saat pengumuman akhir ketiganya tak berharap banyak. Karena dari segi fasilitas pendukung dan persiapan, sekolah lain jauh lebih baik dibandingkan mereka. Satu per satu juara dipanggil dari mulai juara ketiga hingga pertama. Dari tujuh tim yang mendapat peringkat ketiga, tim mereka tidak terpanggil. Demikian juga lima tim yang berhasil menduduki peringkat kedua. Dua tim terbaik telah dinobatkan sebagai peraih juara pertama, ini berarti tersisa satu posisi juara terbaik yang belum disebut. Di sanalah mereka mengukir prestasi cemerlang dengan meraih juara umum dan juara dalam kategori opini, artistik, dan fotografi terbaik.

“Harapan kami, S’Detik bisa mengikuti kompetisi ini kembali di tahun mendatang dan mempertahankan gelar juara yang tentunya dengan kualitas karya yang lebih baik lagi. Mampu menjunjung tinggi nilai-nilai jurnalistik seperti kejujuran dan keberanian,” tambahnya. (Dompet Dhuafa/Erni)