Selama beradab-abad, depresi dan masalah kesehatan mental lainnya tidak pernah secara terang-terangan dibicarakan. Apalagi membicarakan tips menjaga kesehatan mental? Tak pernah ada. Bahkan, di lingkaran terdekat seperti keluarga, kesehatan mental justru menjadi sesuatu yang tabu.
Padahal faktanya, di dalam Islam kesehatan mental tak pernah dianggap tabu, malahan penting. Ada banyak ayat dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad Saw yang membahas masalah kesehatan mental, termasuk depresi dan kecemasan. Bahkan, ayat-ayat dan hadis tersebut menawarkan tips menjaga kesehatan mental yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menjaga Kesehatan Mental ala Islam
Alhamdulillah, ajaran Islam sungguh sangat holistis, kesehatan mental pun dibicarakan dengan serius. Untuk tahu lebih lanjut, berikut tips menjaga kesehatan mental ala Islam, dikutip dari Al-Qur’an dan hadis Rasulullah.
1. Terima Perasaan dan Emosi yang Hadir, Jangan Denial
“Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah (2): 155)
Di dalam Al-Qur’an, Allah memperjelas bahwa kehidupan dunia kita akan terus dipenuhi dengan ujian. Setiap hamba pasti akan melewati ujian dengan cara yang berbeda-beda, termasuk diuji dengan emosi kita sendiri. Salah satu emosi itu disebutkan dalam ayat di atas, yakni rasa cemas, takut, khawatir, atau prihatin.
Kesedihan, kecemasan, dan kekhawatiran adalah emosi yang dialami oleh semua manusia hingga tingkatan tertentu dalam hidup kita. Bahkan, para nabi yang diciptakan istimewa oleh Allah Swt juga pernah mengalami emosi-emosi tersebut. Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari kisah para nabi yang bisa kita temukan dalam Al-Qur’an.
Baca juga: Doa Agar Dimudahkan Segala Urusan, Rezeki, dan Kesehatan
Nabi Ya’kub as misalnya, ia begitu sedih saat mendengar berita kehilngan sang putra, Yusuf. Saking sedihnya, Ya’kub menangis terus-menerus hingga matanya buta. Kemudian ada Nabi Zakariya yang sangat khawatir, karena ia tak kunjung memiliki anak hingga tua usia. Lalu ia berdoa dan memohon kepada Allah Swt. Ada pula Maryam yang mengalami rasa sakit dan takut sekaligus saat akan melahirkan. Ia mengungkapkan ketakutannya dan berkata: “Oh, kuharap aku telah mati sebelum ini dan terlupakan, terlupakan.”
Bahkan, Nabi Muhammad Saw juga mengalami banyak kesedihan yang mendalam dan kekhawatiran besar dalam hidupnya hingga ada julukan Tahun Kesedihan. Tahun itu adalah saat di mana Rasulullah secara berturut-turut kehilangan istri tercinta, Siti Khadijah, dan pamannya, Abu Thalib.
Melalui kisah-kisah tentang kesusahan dan keputusasaan para nabi dalam Al-Qur’an, Allah Swt menunjukkan pada kita bahwa Dia mengakui dan menerima emosi-emosi sulit yang hamba-Nya alami. Namun, Dia juga meyakinkan kita dan memberi kita kunci yang kita perlukan untuk mengatasinya.
2. Kembali pada Allah & Ingatlah Bahwa Dia Selalu Bersama Kita
“Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’.” (QS. Gafir (40): 60)
Melalui ayat yang indah itu, Allah Swt berjanji kepada hamba-Nya yang beriman bahwa jika kita berseru kepada-Nya, maka Dia akan menjawab. Dijamin, tak diragukan lagi.
Baca juga: Doa Nabi Yunus dalam Al-Quran dan Hikmahnya
Dalam komentarnya tentang ayat ini, Ibnu Katsir mencatat bahwa Sufyan Ath-Thawri–salah satu ulama besar Islam, ahli hukum dan penyusun hadis–berkata, “Wahai Yang Paling Mencintai orang-orang yang meminta (berdoa) kepada-Mu, dan wahai Yang Paling Membenci orang-orang yang tidak meminta kapada-Mu, dan tidak ada yang seperti itu selain Engkau Ya Tuhan.”
Sebagai seorang muslim, kita perlu meyakini bahwa Allah Swt adalah Tuhan Yang Maha Menjawab, Maha Responsif, Maha Penerima Doa. Maha Suci Dia, Dia ada di sini bagi kita untuk berseru kepada-Nya setiap saat: di saat bahagia, di saat bersyukur, dan di saat-saat sulit, dalam keadaan membutuhkan. Untuk itu, berdoalah. Sebab berdoa adalah alat yang ampuh yang diberikan Allah Swt kepada orang-orang beriman.
Selain berdoa, kita bisa berzikir untuk mengingat Allah dalam keseharian kita. Mulai sesuatu dengan “bismillah“, mengucap “alhamdulillah“, “subhanallah“, “la ilaha illa-allah“. Zikir semacam itu merupakan cara yang baik untuk mengingatkan diri bahwa Allah ada di sini bersama kita.
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d 13: 28)
3. Jaga Tubuh agar Tetap Sehat
Tips menjaga kesehatan mental selanjutnya adalah menjaga tubuh kita dengan sebaik-baiknya agar tetap sehat dan bugar. Hal ini disebutkan Rasulullah Saw, yang kemudian dicatat dalam sebuah riwayat dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al’As:
“Rasulullah Saw bersabda, ‘Wahai ‘Abdullah! Bukankah aku telah dikondisikan agar kamu berpuasa sepanjang hari dan berdiri salat sepanjang malam?’ Aku berkata, ‘Ya, Ya Rasulullah!’ Dia berkata, ‘Jangan lakukan itu! Kadang-kadang menjalankan puasa dan meninggalkannya di waktu lain, berdiri untuk salat malam, dan juga tidur di malam hari. Tubuhmu berhak atas dirimu, matamu berhak atas dirimu, dan istrimu berhak atasmu.” (Sahih al-Bukhari no. 5199)
Baca juga: Tips Membelanjakan Harta dalam Islam
Tubuh kita adalah amanah dari Allah yang dititipkan kepada kita hingga batas waktu tertentu. Ini menjadi bagian dari sekian banyak nikmat yang Allah Swt anugerahkan kepada kita. Sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaganya dengan baik. Hal yang terpenting dari menjaga tubuh ini adalah pastikan kita mampu menjawab dengan yakin di hari kiamat, saat Allah bertanya pada kita tentang bagaimana cara kita merawat tubuh kita.
Di luar itu, penelitian juga menunjukkan bahwa cara kita merawat tubuh kita akan berdampak langsung pada kesehatan mental. Makan sehat, olahraga, berlatih teknik pernapasan, berjalan-jalan di luar ruangan, tidur cukup, dan lain-lain, semuanya telah terbukti berdampak positif terhadap depresi, kecemasan, ADHD, dan bahkan pesimisme.
4. Menjaga Kesehatan Mental dengan Cara Menjaga Spiritualitas
“Nabi Muhammad Saw bersabda, ‘barang siapa yang ditimpa kesedihan atau kecemasan, maka hendaknya ia berdoa dengan kalimat ini: ‘Ya Allah, aku adalah hamba-Mu. Anak dari hamba laki-laki-Mu dan anak dari budak perempuan-Mu. Dahiku ada di tangan-Mu. Keputusan-Mu atasku terjamin dan keputusan-Mu terhadapku adil. Aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang Engkau miliki, yang diwahyukan di dalam kitab-Mu, yang diajarkan kepada siapa pun ciptaan-Mu, atau yang disimpan sendiri di dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, menjadikan Al-Qur’an sebagai penyemangat hatiku, dan penerang dadaku, pengusir kesedihanku, dan pereda kesusahanku’.” (Sahih (Al-Albani), Ahmad 1/391)
Spiritualitas merupakan salah aspek penting dari kesehatan mental. Perlu dipahami bahwa spiritualitas bukan sekedar menunaikan kewajiban agama, seperti salat lima waktu, puasa Ramadan, atau membayar zakat. Seseorang dapat melakukan semua itu tanpa adanya spiritualitas.
Spiritualitas yang sesungguhnya adalah usaha terus-menerus dengan mengerahkan kemampuan terbaik, untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Melakukan upaya terbaik untuk menjaga hubungan dengan Sang Pencipta bisa membuat kita merasa lebih baik dan mendapatkan kembali kedamaian hati yang sempat hilang.
Baca juga: Tips Menjaga Istiqomah Ibadah Setelah Ramadhan
Dengan demikian, menjaga kesehatan mental bisa dilakukan dengan menjaga spiritualitas kita. Lakukan hal-hal baik seperti mengaji, berzikir, beramal, membaca buku-buku spiritualitas, dan juga jangan lupa keep contact dengan keluarga dan teman dekat.
5. Hubungi dan Kunjungi Ahli Saat Butuh
“Diriwayatkan oleh Usamah ibn Sharik: ‘Aku datang kepada Nabi Saw dan para sahabatnya sedang duduk seolah-olah mereka mempunyai burung di kepala mereka. Saya menyapa mereka dan duduk. Orang-orang Arab gurun kemudian datang dari sana sini. Mereka bertanya: ‘Rasulullah, perlukah kami berobat?’ Beliau menjawab: ‘Manfaatkanlah pengobatan, karena Allah tidak menjadikan suatu penyakit tanpa memberikan obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu usia tua’.” (Sahih (Al-Albani), Sunan Abi Dawud 3855)
Saat kita terserang flu atau mungkin patah tulang, kita mencari pertolongan medis dari ahlinya. Kita mengunjungi dokter, berkonsultasi dengan spesialis, hingga pergi ke fasilitas perawatan darurat. Hal ini tentu tak berbeda dengan kita yang merasakan cemas, khawatir, atau takut yang menganggu aktivitas kita sehari-hari. Kita juga perlu datang pada ahlinya.
Depresi, kecemasan, dan gangguan kesehatan mental lainnya adalah masalah nyata yang membutuhkan perhatian medis dan terkadang perawatan medis. Orang yang menunjukkan tanda-tanda gangguan mental perlu mencari bantuan ahli, alih-alih diberitahu bahwa masalah mereka tidak nyata atau bahwa solusinya sederhana dan mereka tidak berusaha cukup keras.
Selain itu, mungkin juga ada penyebab lain yang mendasari perasaan-perasaan tersebut. Misalnya, mungkin ia mengalami ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuhnya, atau bisa juga menjadi tanda penyakit serius seperti kanker atau autoimun. Kita tidak pernah tahu dan tidak boleh menganggap tanda-tanda itu sepele.
Maka itu, untuk menjaga kesehatan mental, kita perlu mengenali tanda-tanda yang muncul dalam tubuh kita dan segera mengunjungi ahlinya jika kita sudah tidak mampu menanganinya sendiri.
6. Menjaga Kesehatan Mental dengan Menjadikan Al-Quran Sebagai Teman
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus (10): 57)
Tips menjaga kesehatan mental ala Islam selanjutnya adalah menjadikan pedoman hidup kita, yakni Al-Qur’an sebagai teman hidup yang tak terpisahkan. Sebab Al-Qur’an penuh dengan kisah-kisah inspiratif, pengingat, peringatan, tips-tips praktis, dan kata-kata bijak. Al-Qur’an berisi firman Allah Swt, Dia menjadikan Al-Qur’an sebagai blue print kehidupan kita. Di dalamnya ada petunjuk tentang bagaimana kita menavigasi masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan kesedihan.
Baca juga: Doa Agar Keinginan Terkabul, Benarkah Bisa dengan Bersedekah?
Surah ad-Dhuha adalah salah satu surah yang sangat kuat untuk direnungkan. Surah ini diturunkan kepada Nabi Saw sebagai penenang, karena beliau sudah lama tidak menerima wahyu, sehingga membuatnya cemas dan khawatir. Hal ini juga memberikan harapan kepada orang beriman.
Menjadikan Al-Qur’an sebagai teman berarti membacanya, menghapalnya, mempelajarinya, dan menerapkannya dalam kehidupan kita. Ini akan memberikan manfaat pada semua aspek khidupan dunia dan akhirat kita.
7. Menjaga Kesehatan Mental dengan Sabar & Percaya pada Allah
Usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga kesehatan mental tidak semestinya terpisah dari usaha mendekatkan diri kepada Allah.
“Rasulullah SAW bersabda: ‘Sungguh menakjubkan jalan seorang mukmin, karena dalam setiap urusannya terdapat kebaikan, dan hal ini tidak terjadi pada orang lain kecuali pada seorang mukmin. Karena jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur (kepada Allah), maka di dalamnya terdapat kebaikan baginya, dan jika ia tertimpa musibah, lalu ia berserah diri (bersabar), maka di dalamnya terdapat kebaikan baginya’.” (Sahih Muslim 2999)
Allah adalah Al-Hakīm, Yang Maha Bijaksana, dan Dia adalah Khayru-l-Mākirīn, perencana yang terbaik. Ada begitu banyak ayat dalam Al-Qur’an dan hadis yang menjelaskan bagaimana Allah Swt mengetahui apa yang terbaik untuk kita, dan bahwa ada hikmah di balik segala sesuatu yang terjadi pada kita, baik ataupun buruk.
Meskipun terkadang terasa sulit, bersabar dan terus percaya kepada Allah dan rencana-rencana yang Dia miliki untuk kita, adalah tindakan yang terbaik. Dan ingatlah hal berikut ini ketika keadaan menjadi begitu sulit:
“Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah (2): 153)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Surat Al-Baqarah, 2:155)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Dan Allah Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Surat Al-Baqarah, 2:216)
Dengan membaca ulang dan meresapi ayat-ayat di atas, kita akan meyakini bahwa Allah selalu membersamai kita. Dan semua hal yang ditimpakan kepada kita, sekalipun itu sebuah kesulitan, ketakutan, hingga kesedihan, itu adalah hal terbaik, di mana nantinya kita akan mendapatkan hikmah dari semuanya. Terapkanlah tips menjaga kesehatan mental ala Islam di atas, insyaallah kesehatan jiwa dan raga kita terjaga dan terus berada dalam lindungan-Nya.