Tumbuh Bersama, Menjaga Kemerdekaan Melalui Kemandirian Ekonomi

Agustus selalu menjadi bulan spesial bagi bangsa Indonesia. Tujuh puluh tahun sudah sejak bapak pendiri bangsa, Sokarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sebagai generasi yang tidak menjadi bagian dari memperebutkan kemerdekaan, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk tetap amanah atau menjaga kemerdekaan bangsa ini.

Kemerdekaan hakikatnya bukan hanya ‘mengusir’ kaum penjajah dan mengakui Indonesia sebagai negara mandiri. Lebih dari itu, kemerdekaan juga berarti mampu mandiri di bawah kaki sendiri atau lepas dari ketergantungan pihak lain. Saat ini Indonesia masih belum ‘merdeka’ dari bahan pangan yang seharusnya bisa dipenuhi dari dalam negeri sendiri.

Sebagai contoh pada kuartal pertama tahun ini Indonesia mengimpor 250.000 sapi Australia. Impor daging ini sebenarnya bisa diatasi jika pemerintah memaksimalkan daerah tertentu untuk dijadikan lumbung ternak nasional. Melihat hal tersebut, sebagai lembaga sosial yang bertujuan untuk meningkat tingkat hidup, Dompet Dhuafa membuat berbagai program pemberdayaan salah satunya ekonomi.

Ada tiga hal yang menjadi fokus program ekonomi Dompet Dhuafa yaitu pertanian, peternakan, dan usaha mikro. Semuanya difokuskan di daerah. Dompet Dhuafa melakukan intervensi baik dari bantuan dana, pendampingan,dan pelatihan. Pembinaan masyarakat terus dilakukan agar mereka semakin paham.

Contoh konkret yang sudah bisa dilihat hasilnya adalah Gula Lontar Jeneponto di Sulawesi Selatan. Bantuan disalurkan dalam bentuk pelatihan, pendampingan, teknologi tepat guna, modal usaha, dan kelembagaan. Sebanyak 166 Kepala Keluarga dalam31 kelompok pengrajin gula lontar.

“Melalui program ini sudahberhasilmengurangiketergantungandanhutangmitrapadatengkulak”, jelas Erri Dwi Herdianto, Economic Development Program Dompet Dhuafa.

Tahun ini Dompet Dhuafa tengah memfokuskan program Mustahik Move to Muzakki. “Target dari program ini pendapatan penerima manfaat lebih besar satu setengah kali kali dari umr daerah sasaran”, tambah Erri. Adanya peningkatan pendapatan diharapkan bisa mengubah orang yang awalnya diberi zakat pindah ke orang yang memberi zakat.

Untuk program pertanian ada dua kota yang dijadikan fokus yaitu di Cianjur yang menyasar petani sayur/holtikultura dan di Mojokerto, Jawa Timur. Konsepnya dengan memberi bantuan modal tanam, dibangunkan greenhouse/rumah tanaman supaya lebih meningkatkan produktivitas.

“Setelah itu ada pendampingan selama dua tahun. Ada pelatihan baik teknis dari bertani dan pelatihan secara softskill. Mereka juga diajarkan tentang kepemimpinan, berorganisasi, dan yang penting berkoordinasi karena dengan berkelompok mereka menjadi suatu kekuatan yang luar biasa untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri”, jelas Erri ketika ditemui di kantor pusat Dompet Dhuafa di Ciputat.

Sehingga dengan berkelompok mereka bisa membentuk kekuatan, kesejahteraan mereka sendiri. Ketika kelompok itu semakin berkembang, nanti ada usaha dari kelompok itu maka akan meningkatkan pendapatan kembali pada pribadi masing-masing. Tak lupa, untuk mengikat usaha mereka, dibuatkan juga badan hukum dalam bentuk koperasi.

Hal serupa di bidang usaha mikro juga akan dilakukan di Serang dalam bentuk penangkar kerang hijau dan pengupas kerang. Adapun peternakan akan difokuskan di Jogja dan Sukabumi dalam bentuk peternakan sapi perah.

“Program ini akan berlangsung selama dua tahun ditambah dua tahun pendampingan. Setelah itu diharapkan mereka bisa mandiri. Kalau program ini dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, tentu saja seluruh rakyat bangsa ini akan merasakan kemerdekaan yang seutuhnya,” harapnya. (Erni)

 

Editor: Uyang

“22 tahun Dompet Dhuafa Tumbuh Bersama, mari bergandeng tangan wujudkan kemandirian”