Usia Lanjut, Tak Menghalangi Afriza Wardani Menjadi Kader TB

Afriza Wardani (52), Kader TB LKC Dompet Dhuafa. (Foto: Uyang/Dompet Dhuafa)

Afriza Wardani, ibu berusia 52 tahun ini sungguh bersemangat ketika menjelaskan aktivitasnya menjadi kader (Tuberkulosis) TB Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa. Sejak 2007 silam, Ibu paruh baya ini bergabung menjadi kader TB, saat ia dipertemukan oleh dr. Yahmin salah satu dokter pegiat sosial di LKC Dompet Dhuafa.

Dia begitu yakin, dengan membantu orang yang sakit, kelak akan dimudahkan setiap urusan dan diberikan kesehatan untuk dirinya. Hal inilah yang menjadi motivasi ibu yang dikenal murah senyum ini memantapkan niat mulianya untuk menjadi kader TB.

“Awalnya saya takut ketularan ketika berinteraksi langsung dengan pasien, namun karena hobi dan kesenangan bisa aktif di kegiatan sosial ini yang menjadi semangat kerja dan hilangnya rasa takut tersebut” ujarnya saat ditemui pada Kamis (19/3) lalu, di kawasan Pos Sehat At-taubah, Pamulang.

Suka dan duka sudah pernah dilaluinya, bahkan dia bercerita sering blusukan ke seluruh daerah untuk memantau atau menjaring pasien TB ini. Apalagi kebanyakan keluarga yang positif terkena TB, sering kali malu untuk berobat ke puskesmas atau melapor ke petugas medis setempat. Maka LKC Dompet Dhuafa bersama Kader TB melakukan Program Tangkap TB agar pasien bisa cepat diberikan perlakuan medis.

“Kader TB sendiri terdiri dari 8 orang, dan saya sendiri mendapat bagian obat-obatan serta tergabung pula dibagian survey. Karena kita juga harus memastikan pasien yang kita bantu termasuk bagian dari member LKC” terangnya menjelaskan.

Hari ini kita dapat belajar banyak dari seorang Afriza Wardani, di usianya yang tidak muda lagi semangatnya masih membara untuk membantu orang-orang yang menderita Tuberculosis (TB) untuk bisa sehat kembali seperti sedia kala. Kegigihannya dalam mewujudkan masyarakat sehat dan terbebas TB bisa menjadi inspirasi bagi kaum muda untuk bisa ikut andil dalam kegiatan program ini.

“Saya berharap tidak ada lagi pasien, karena saya sedih semakin banyak orang yang sakit maka sebenarnya generasi ke depan adalah generasi yang tidak sehat dan program ini belum berhasil mewujudkan masyarakat sehat. Kalaupun program ini telah berhasil, program ini akan tetap ada dalam bentuk kegiatan pencegahan melalui penyuluhan pola hidup yang bersih” harapnya menutup perbincangan. (Riandy)