Wakaf Produktif Berantas Katarak Warga Pulau Panjang

Suasana pelaksanaan bakti sosial berupa skrining dan pengobatan katarak di Kantor Desa Pulo Panjang, Rabu (14/08/2024).

BANTEN — Katarak masih menjadi salah satu penyebab kebutaan utama di Indonesia. Sebanyak 34,47 persen penderita katarak mengalami kebutaan. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, katarak bahkan berkontribusi sekitar 81 persen pada kasus kebutaan di Indonesia. Padahal, mata adalah pelita bagi tubuh. Meski begitu, kondisi ini dapat diobati dengan operasi yang aman dan efektif.

Sayangnya, tingginya biaya operasi katarak menjadikan banyak penderitanya enggan untuk berusaha mendapatkan pengobatan. Padahal, kasus katarak justru banyak dialami oleh masyarakat kalangan bawah, apalagi yang berada di pelosok. Minimnya paparan edukasi serta terbatasnya akses fasilitas kesehatan menjadi faktor mereka tak bisa melakukan pencegahan dan pengobatan.

Umumnya, penyebab utama adalah usia, terutama di atas 50 tahun. Selain itu, paparan sinar ultraviolet (UV) pada matahari secara berlebihan dapat mempercepat proses penuaan lensa mata, sehingga menyebabkan katarak. Itu mengapa masyarakat daerah pesisir memiliki risiko terkena katarak lebih tinggi.

Baca juga: Wakaf Produktif: Membangun Ekonomi Islam Berkelanjutan

RSAW BWI-Dompet Dhuafa memiliki layanan pemeriksaan, operasi dan pengobatan gratis untuk para dhuafa.
RSAW BWI-Dompet Dhuafa memiliki layanan pemeriksaan, operasi dan pengobatan gratis untuk para dhuafa.
RSAW BWI-Dompet Dhuafa memiliki layanan pemeriksaan, operasi dan pengobatan gratis untuk para dhuafa.
RSAW BWI-Dompet Dhuafa memiliki layanan pemeriksaan, operasi dan pengobatan gratis untuk para dhuafa.

Banyaknya kasus katarak pada masyarakat pesisir kemudian melatarbelakangi RS Mata Achmad Wardi (RSAW) BWI-Dompet Dhuafa menggelar program bakti sosial yaitu skrining dan pengobatan katarak. Program ini menyasar para nelayan atau masyarakat pesisir yang sangat rentan terkena katarak karena banyaknya paparan sinar UV yang masuk ke mata. Gangguan kesehatan mata yang dialami masyarakat di pesisir menjadi suatu hal yang perlu ditangani segera.

Sudah beberapa kali digelar, program bakti sosial RSAW kembali diadakan dengan sasarannya adalah masyarakat nelayan di Pulau Panjang, Desa Pulo Panjang, Pulo Ampel, Serang, Banten. Sejumlah dokter dan karyawan RSAW telah berhasil melakukan skrining terhadap 60 warga di Pulau Panjang, pada Rabu (14/08/2024). Dari hasil skrining yang dilakukan, didapatkan sebanyak 28 peserta/pasien yang positif katarak, sehingga perlu mendapatkan penanganan operasi segera.

Selanjutnya, para pasien itu akan segera mendapatkan jadwal operasi agar penyakit mereka sesegera mungkin tertangani.

Baca juga: Green House Lido: Implementasi Wakaf Produktif Dompet Dhuafa di Sektor Pertanian, Berdayakan Petani Lokal

Bakti sosial berupa skrining dan pengobatan katarak disambut baik oleh Kepala Desa Pulo Panjang.
Bakti sosial berupa skrining dan pengobatan katarak disambut baik oleh Kepala Desa Pulo Panjang.
Suasana pelaksanaan bakti sosial berupa skrining dan pengobatan katarak di Kantor Desa Pulo Panjang, Rabu (14/08/2024).
Suasana pelaksanaan bakti sosial berupa skrining dan pengobatan katarak di Kantor Desa Pulo Panjang, Rabu (14/08/2024).

Kades Pulo Panjang Ratu Bulkis menyampaikan terima kasih atas hadirnya program skrining dan operasi gratis bagi warganya. Menurutnya, mayoritas masyarakat di Pulau Panjang memang adalah nelayan. Setiap hari, mereka ke laut untuk mencari ikan. Perihal fasilitas kesehatan, Pulau Panjang hanya memiliki Puskesdes. Untuk pengobatan lebih lanjut, warga harus lebih dulu melakukan perjalanan laut menuju kecamatan atau ke rumah-rumah sakit rujukan.

Pada kegiatan skrining ini, para peserta melewati beberapa tahapan pemeriksaan. Yaitu pemeriksaan visus mata (tajam penglihatan), kemudian pemeriksaan slit lamp dan Auto Refrakto Keratometer (ARK), selanjutnya pemeriksaan tekanan darah dan gula darah, dan terakhir pengukuran biometri untuk menentukan ukuran lensa tanam pada setiap mata.

Salah satu dokter yang bertugas melakukan skrining pada kegiatan ini, dr. Ardi Rahmansyah mengatakan, pihak RSAW selanjutnya akan segera menentukan jadwal operasi terhadap masing-masing pasien. Ia juga menegaskan bahwa pengobatan ini sepenuhnya gratis. Bahkan selain biaya operasi dan pengobatan, pihak RSAW juga akan memfasilitasi biaya lainnya, seperti transportasi, konsumsi, hingga akomodasi. Pasien hanya perlu menyiapkan keberanian untuk sembuh.

“Ini menjadi komitmen kami untuk memberantas katarak dan mengurangi risiko kebutaan, khususnya di Banten,” terang dokter umum RSAW itu.

Proses muat turun alat-alat skrining mata katarak dari perahu menuju Desa Pulo Panjang.
Proses muat turun alat-alat skrining mata katarak dari perahu menuju Desa Pulo Panjang.
Proses muat turun alat-alat skrining mata katarak dari perahu menuju Desa Pulo Panjang.
Proses muat turun alat-alat skrining mata katarak dari perahu menuju Desa Pulo Panjang.

Baca juga: Pengelolaan, Peluang, dan Dampak Wakaf Produktif

Program bakti sosial ini merupakan hasil dari pengelolaan wakaf secara produktif oleh Dompet Dhuafa terhadap rumah sakit berbasis wakaf ini. Surplus rumah sakit ditambah zakat dari para karyawan dan donasi dari masyarakat merupakan sumber dana untuk pengobatan gratis ini. Sasaran penerima manfaatnya tentu adalah yang memiliki keterbatasan dalam pembiayaan pengobatan.

Sudah menjadi kegiatan rutin, RSAW bahkan setiap hari mampu memberikan layanan operasi katarak gratis bagi kaum dhuafa. Setidaknya dalam sehari, ada satu pasien yang mendapatkan layanan operasi di sini. Selain itu, rumah sakit mata satu-satunya di Banten ini juga melayani pasien peserta BPJS dengan pelayanan dan fasilitas yang sama.

dr. Ardi Rahmansyah memberikan penjelasan dan saran kepada salah satu peserta skrining mata katarak.
dr. Ardi Rahmansyah memberikan penjelasan dan saran kepada salah satu peserta skrining mata katarak.
Salah seorang peserta skrining sedang dilakukan pemeriksaan visus mata (tajam penglihatan).
Salah seorang peserta skrining sedang dilakukan pemeriksaan visus mata (tajam penglihatan).

dr. Pradipta Suarsyaf, Direktur Utama RS Mata Achmad Wardi menyebutkan, RSAW senantiasa memberikan pelayanan klinis dengan nuansa islami, serta mengutamakan mutu dan keselamatan setiap pasien. Dalam hal ini, ia menegaskan pihaknya tidak membeda-bedakan pelayanan dan fasilitas bagi yang gratis maupun yang datang secara reguler.

Upaya pemberantasan kasus mata katarak ini dapat semakin luas dilakukan dengan dukungan dari banyak pihak. Sahabat dapat ikut menggratiskan biaya operasi katarak bagi warga dhuafa yang sedang memiliki kendala ekonomi. Yuk! Bantu mereka bisa melihat lagi dengan berdonasi melalui digital.dompetdhuafa.org/donasi/operasikatarak. Sahabat juga bisa menunaikan wakaf produktif untuk alat kesehatan melalui digital.dompetdhuafa.org/wakaf/wakafalkes. (Dompet Dhuafa)

Teks dan foto: Riza Muthohar
Penyunting: Dhika Prabowo