PURWOKERTO, JAWA TENGAH — Dalam kesempatan memperingati Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran sekaligus Hari Pendengaran Dunia (Word Hearing Day), Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa Unit Purwokerto menyalurkan amanah para donaturnya berupa bantuan Alat Bantu Dengar (ABD) bagi anak-anak dengan gangguan pendengaran di wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada Rabu (3/3/2021).
Tiga anak terpilih pada tahap pertama ialah Defis Defana Putra (6) siswa kelas 1 Sekolah Luar Biasa (SLB), Ikhya Tamamul Khuluq (9) siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI), Azura Sabrina Khairi (8) siswi kelas 2 Sekolah Luar Biasa (SLB). Penyerahan ABD tersebut berlangsung di ruang Pendopo Bupati Purbalingga, yang secara langsung dihadiri dan disaksikan oleh Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, S.E., BE.Con, M.M.
Bupati Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan terima kasih kepada Dompet Dhuafa dan para donatur yang telah membantu warga Purbalinga. Ia juga berharap dan berpesan kepada para penerima manfaat ABD, untuk tidak berkecil hati dan terus semangat dalam belajar, sehingga apa yang kelak dicita-citakan akan terwujud. Selain itu juga para penerima manfaat dapat menjadi motivasi bagi para teman tuli lainnya.
“Kepada adik-adik penerima ABD, semoga bantuan dari para donatur Dompet Dhuafa ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik. Semoga bertambah semangat dan motivasi belajar,” ucap Bupati tersebut.
Defis, Ikhya, dan Azura, merupakan potret anak-anak dengan gangguan dengar sedang dan berat yang berasal dari keluarga tidak mampu. Namun semangat ketiganya untuk dapat bersaing dengan anak-anak normal lainnya sangatlah tinggi. Mereka tetap bersekolah dengan segala keterbatasannya, tidak pernah merasa mengucilkan diri dari lingkungan serta komunitas.
Mushodiq (62), orang tua Ikhya Tamamul Khuluq, adalah seorang guru honorer di salah satu madrasah swasta di Kabupaten Purbalingga. Ia menceritakan, dengan segala keterbatasannya, empat tahun lalu mampu membeli ABD untuk Ikhya meski hanya sebelah. Karena sudah rusak, kemudian Dompet Dhuafa mengupayakan untuk memberikan bantuan satu set ABD untuk kembali menyempurnakan pendengarannya. Sehingga iya semakin giat untuk belajar.
"Dengan segala keterbatasan kami sebagai orang tua, membeli alat bantu dengar sangat mustahil pada awalnya,” aku Mushodiq.
Sementara, Siti Misrohatun (44) ibunda Azura, seorang janda tiga anak dengan penghasilan yang tidak seberapa sebagai buruh pencabut benang pada industri konveksi rumahan di kampungnya, Dusun Pekiringan, Karangmoncol, Purbalingga, mengatakan, “Satu set alat bantu dengar yang harganya ini setara dengan satu unit motor matic, bagi saya seperti mimpi untuk bisa dibeli. Dari sekolah SLB anak saya ada yang pernah dapat bantuan Dompet Dhuafa dan saya mencari info sejak tahun lalu. Alhamdulillah tahun ini doa dan harapan saya terqobul, ABD untuk Azura".
Bantuan ABD bagi anak-anak dengan gangguan dengar (tuli) merupakan salah satu aktivitas program Peduli Tunarungu Indonesia yang digagas oleh Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Purwokerto Dompet Dhuafa Jateng sejak tahun 2016 silam. Tidak hanya dalam wujud bantuan ABD, tetapi pendampingan dilakukan bersama komunitas-komunitas lain yang konsen pada isu disabilitas tuli, diantaranya kampanye bahasa isyarat, screeening gangguan pendengaran, aktivitas promotif-preventif lain seperti seminar-seminar.
"Bantuan ABD ini sebagai wujud partisipasi dalam upaya rehabilitasi anak-anak dengan gangguan dengar ini untuk dapat berkomunikasi (bicara)," ungkap Titi Ngudiati Direktur Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Purwokerto Dompet Dhuafa Jateng.
Dari data WHO pada bulan Februari 2017 mencatat ada 5% dari populasi dunia atau sekitar 360 juta orang yang menderita gangguan pendengaran. Setiap tanggal 3 Maret diperingati sebagai Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan telinga dan pencegahan gangguan pendengaran. (Dompet Dhuafa / Muthohar)