Catatan Dai Ambassador Dompet Dhuafa: Perjuangan WNI Bertahan Hidup di Kaledonia Baru

dai-ambassador-dompet-dhuafa

KALEDONIA BARU — Salah satu Dai Ambassador Dompet Dhuafa 2023 yang bertugas ke Noumea, Kaledonia Baru adalah Ustaz Luqman Hakim. Negara tersebut mungkin masih asing di telinga masyarakat umum. Ya, hal ini dipilih lantaran Dompet Dhuafa menargetkan para Dai untuk mensyiarkan dakwah ke negara-negara yang memiliki masyarakat Islam, yang di antaranya adalah negara kecil.

Kaledonia Baru sendiri tepatnya berada di arah timur laut Australia dan utara Selandia Baru. Negara ini termasuk dalam wilayah teritori Prancis dengan status khusus, yakni sui generis. Layaknya Suriname, Kaledonia Baru juga dihuni oleh sebagian Suku Jawa. Orang Jawa di Kaledonia Baru juga tetap menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Namun kini, anak-anak muda Kaledonia Baru sudah tidak dapat berbahasa Jawa, mereka hanya bisa berbahasa Prancis.

Secara wilayah, Kaledonia Baru dibagi menjadi tiga wilayah setingkat gubernur, yakni bagian selatan dengan Ibu Kota Noumea, bagian utara dengan Ibu Kota Kane, dan wilayah kepulauan dengan Ibu Kota Tafu.

Baca juga: Perkuat Silaturahmi, Dai Ambassador Dompet Dhuafa Penugasan Timor Leste Kunjungi KBRI Dili

dai-ambassador-dompet-dhuafa
Potret Ustaz Luqman Hakim saat mengunjungi Pasar Municipal di Noumea, Kaledonia Baru.

Pada hari pertama kedatangannya di Kaledonia Baru, Kamis (23/3/2023), Ustaz Luqman Hakim pergi mengunjungi Pasar Municipal di Noumea untuk mengenal wilayah tersebut. Pasar Municipal terletak dekat dengan pantai. Di sana, Ustaz Luqman Hakim bertemu dengan seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang berprofesi sebagai penjual sayur dan buah-buahan. Ia adalah Sukardi, seorang pria asal Pekalongan, Jawa Tengah.

Saat itu, Ustaz Luqman Hakim berkesempatan untuk mengobrol dengan Sukardi. Diketahui, Sukardi telah berdiam di Kaledonia Baru selama 42 tahun. Sukardi mempertahankan dan berjuang untuk hidupnya di Kaledonia Baru dengan berjualan sayur mayur serta buah-buahan. Ia menuturkan bahwa omzet yang didapatkan setiap bulan karena berjualan ada sebesar 200.000 franc cfp (mata uang Kaledonia Baru) atau sekira Rp27 juta.

dai-ambassador-dompet-dhuafa
Ustaz Luqman Hakim berbincang dengan Sukardi, warga Pekalongan, Jawa Tengah yang telah hidup selama 42 tahun di Kaledonia Baru.

Baca juga: Urgensi Pendidikan bagi Anak-Anak TKI: Catatan Dai Ambassador Dompet Dhuafa di Malaysia

Menurut pengamatan Ustaz Luqman, Sukardi adalah seorang pribadi yang istiqamah dalam berjualan. Sayur mayur yang dijual oleh Sukardi di antaranya wortel, kubis, dan sebagainya. Bahan-bahan tersebut didapat Sukardi dari Australia. Pelanggan Sukardi pun bukan hanya orang-orang Indonesia yang tinggal di Kaledonia Baru saja, tetapi juga warga asli Kaledonia Baru serta warga asing.

“Ternyata ada pelanggan yang beli, dia bukan WNI. Artinya, untuk pembelinya ada juga warga asing,” tutup Ustaz Luqman dalam catatannya kepada Dompet Dhuafa.

dai-ambassador-dompet-dhuafa
Ustaz Luqman Hakim (kiri) dan Sukardi (kanan).

Sebelumnya, Dompet Dhuafa resmi memberangkatkan 24 orang Dai Ambassador Tahun 2023 ke-14 negara penugasan pada Senin (20/3/2023). Negara-negara tersebut di antaranya adalah Malaysia, Timor Leste, Australia, Hong Kong, Suriname, Prancis hingga Noumea, Kaledonia Baru. (Dompet Dhuafa/Ustaz Luqman Hakim/Ronna)