BANGKOK, THAILAND — Ustaz Dasram Effendi, Dai Ambassador Dompet Dhuafa penugasan Thailand kembali membagikan pengalamannya selama berdakwah di Negeri Gajah Putih. Kali ini, Ustaz Dasram mengunjungi Indonesia Mosque atau Masjid Indonesia di Bangkok, Thailand.
Sekitar pukul 17.00 waktu Thailand, Ustaz Dasram bergegas memesan driver melalui aplikasi Bolt untuk pergi ke Masjid Indonesia. Bolt sendiri merupakan salah satu aplikasi transportasi online yang banyak digunakan di Negeri Gajah Putih. Tanpa perlu menunggu lama, Ustaz Dasram pun langsung diantar oleh driver Bolt.
“Alhamdulillah selang dua menit driver Bolt tiba dan setelah konfirmasi aplikasi kami bergegas menuju tujuan,” terang Ustaz Dasram.
Jalanan sore itu tampak lengang bagi sang ustaz, meskipun sempat terjebak macet sedikit di daerah pembelokan Sathon Stasiun Surasak. Dengan keahlian driver Bolt yang ternyata seorang muslim Thailand, dalam waktu 15 menit Dai Ambassador Dompet Dhuafa sudah sampai di lokasi.
“Kami sampai di ujung gang bernama Soi Polo. Sebuah papan petunjuk bertuliskan “Indonesia Mosque” terpampang di atas tembok.”
“Alhamdulillah keinginan berkunjung ke masjid ini tersampai juga,” tulis Ustaz Dasram dalam catatannya kepada Dompet Dhuafa.
Indonesia Mosque terletak di Polo 5 Alley, Lumphini, Pathum Wan, Bangkok. Menurut Ustaz Dasram, suasana masjid sore itu masih tampak sepi. Namun, ia menjumpai seorang ibu yang sedang menyiapkan minuman untuk berbuka puasa.
Saat berpapasan, sang ibu menyapa Dai Ambassador Dompet Dhuafa dengan mengucap salam dan sapaan berbahasa Thailand. Namun, sapaan tersebut dijawab sang ustaz dengan Bahasa Inggris. Sama seperti Indonesia, warga Thailand juga terkenal dengan keramahannya.
Dari plakat yang tertempel di dinding masjid bagian depan di lantai dua, diketahui nama masjid ini adalah Masjid Indonesia atau Indonesia Mosque. Masjid itu dibangun di atas tanah wakaf masyarakat Indonesia asal Jawa yang tinggal di Kawasan Soi Polo. Mereka dipimpin oleh Almarhum Haji Muhammad Salae pada sekitar tahun 1949.
Baca juga: Catatan Dai Ambassador Dompet Dhuafa Malaysia: Geliat Dakwah Muhammadiyah di Negeri Serumpun
Atas izin dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Thailand, masjid itu pun lalu diberi nama “Indonesia Mosque.” Selain digunakan untuk ibadah salat lima waktu, masjid tersebut juga dijadikan tempat untuk melaksanakan kegiatan dan belajar agama.
Di tahun 2005, masjid ini mengalami renovasi total. Mula-mula, masjid ini hanya terbuat dari kayu. Lalu direnovasi menjadi masjid yang lebih kokoh, terdiri dari tiga lantai dan lebih banyak menampung jemaah.
Berdasarkan obrolan Ustaz Dasram dengan jemaah yang datang, diketahui bahwa jemaah masjid ini beragam. Mulai dari jemaah Indonesia, Pakistan, hingga Malaysia. Ketika Salat Jumat, sebagian besar dari jemaahnya adalah orang Malaysia. Tak heran, karena Kedutaan Besar Malaysia terletak tidak jauh dari masjid ini.
Namun, bagaimana dengan keberadaan muslim Jawa yang konon pernah tinggal di Kawasan Masjid Indonesia?
Seiring perkembangan daerah, banyak muslim berlatar belakang Jawa di sana yang menjual properti mereka dan pindah ke tempat lain. Kini, diperkirakan hanya sekitar 100 orang muslim Indonesia saja yang tinggal di Kawasan Soi Polo.
“Menurut informasi, diaspora Indonesia asal Jawa ini sebagian besar tinggal di kawasan Sathorn, di mana terdapat sebuah Masjid Jawa yang tokohnya adalah Winai Dahlan yang tak lain adalah cucu ulama sekaligus pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan,” pungkas Ustaz Dasram. (Dompet Dhuafa/Dai Ambassador Dompet Dhuafa, Dasram Effendi/Ronna)