Dai Ambassador Telusuri Kiprah Masyarakat Indonesia di Kampung Jawa Thailand

Dai Ambassador Dompet Dhuafa 2024 penugasan Thailand, Ustaz Novi Maulana Yusup

BANGKOK, THAILAND — Pada Senin (25/3/2024), Duta Besar RI untuk Kerajaan Thailand beserta staf dan Dai Ambassador Dompet Dhuafa mengadakan agenda kunjungan ke salah satu masjid unik dan historikal di Kota Bangkok, yakni Masjid Jawa. Hal yang membuat masjid tersebut unik adalah namanya. Biasanya, nama masjid identik dengan kata-kata Arab, namun masjid tersebut menggunakan nama salah satu pulau atau suku di Indonesia. Terlebih, masjid ini berarsitektur rumah joglo, layaknya rumah-rumah di Jawa.

Selain unik, Masjid Jawa juga menyimpan catatan sejarah yang erat kaitannya dengan jejak kiprah orang-orang Jawa yang hijrah ke Negeri Gajah Putih ini. Dalam buku memoar “70 Tahun Selayang Pandang Hubungan Bilateral Indonesia dan Thailand” edisi Januari 2020 yang dicetak oleh Kedubes RI, tercatat jauh setelah zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, yakni pada sekitar abad ke-12, Indonesia memiliki hubungan erat dengan kerajaan Thailand. Kelompok masyarakat Jawa pun membentuk sebuah komunitas yang keturunannya menempati Kampung Jawa di Bangkok, hingga membangun masjid.

Konon, Masjid Jawa didirikan di atas tanah Haji Mohammad Saleh—seorang perantauan asal Jawa—yang ia wakafkan pada tahun 1894. Sejak itu, masyarakat Jawa di Bangkok secara swadaya dan bergotong royong mendirikan masjid. Hingga kini, Masjid Jawa telah dua kali mengalami pemugaran, yakni pada tahun 1927 dan tahun 1975. Namun, pemugaran tersebut tidak mengubah bentuk aslinya, terutama pada bagian ruang depan.

Baca juga: Kisah Dakwah Dai Ambassador di Thailand: Takjub dengan Bangkok ‘Kota Tanpa Bising Klakson’

Kini, komunitas keturunan asli Jawa yang menetap di Kampung Jawa ini sudah generasi ketiga atau keempat dan rata-rata sudah berusia di atas 60 tahun, di mana mereka tidak lagi dapat berbicara dengan Bahasa Jawa ataupun Indonesia. Namun demikian, warga masyarakat turunan Jawa berusaha untuk melestarikan budaya dan adat, seperti masjid dengan arsitektur joglo lengkap dengan bedugnya serta tradisi ala warga NU, yaitu tahlilan.

Dai Ambassador Dompet Dhuafa 2024 penugasan Thailand, Ustaz Novi Maulana Yusup

Rombongan yang berjumlah kurang lebih 10 orang, termasuk Dai Ambassador Dompet Dhuafa, tiba setengah jam sebelum kumandang azan Magrib. Mereka disambut hangat dan ramah oleh pengurus Masjid Jawa, termasuk imam masjidnya, Ustaz Idris. Dai Ambassador dan rombongan dipersilakan duduk di koridor depan masjid.

Acara diawali dengan sambutan dari pengurus masjid dan pembacaan tahlil, surah Yasin, dan doa bersama. Tepat setelah acara tahlilan, azan Magrib berkumandang. Suguhan untuk takjil sudah terhidang di nampan-nampan besar. Pada tiap nampan ada makanan khas Nusantara, seperti kue pukis, kue lapis, martabak, dan ketan mangga. Tak ketinggalan, terhidang pula bakpau, dimsum, egg roll, kurma, dan es sirup.

Salah satu Dai Ambassador penugasan Thailand, yakni Ustaz Zulfirman diminta untuk mengimami salat Magrib berjemaah. Nampak jemaah begitu hening, syahdu, dan khusyuk dalam menjalankan ibadah salat Magrib. Pasalnya, bacaan sang imam begitu tartil nan merdu.

Baca juga: Catatan Pertemuan Dai Ambassador Dompet Dhuafa dengan Sederet Saudara Muslim di Thailand

Sementara itu, Dubes RI untuk Thailand datang tepat sesaat sebelum salat Magrib berjamaah akan dilaksanakan dan menjadi bagian dari makmum. Selepas itu, seluruh rombongan dan jemaah menuju tempat berbuka puasa di bagian koridor dan pelataran masjid. Terhidang menu makan yang identik dengan makanan khas Indonesia. Di antaranya ada gulai, ayam bakar, rendang ati, perkedel, dan oseng capcai udang.

Selepas makan, Dubes RI diminta oleh DKM Masjid Jawa untuk memberikan sambutan, salam hormat, salam hangat, dan pesan kepada para jemaah. Tujuannya agar makin erat hubungan komunitas Kampung Jawa dengan masyarakat Indonesia yang ada di Bangkok, bagai saudara kandung sendiri.

Dai Ambassador Dompet Dhuafa 2024 penugasan Thailand, Ustaz Novi Maulana Yusup

Mengingat Ustaz Novi Maulana memiliki jadwal untuk imam dan kultum Tarawih di Masjid As Safir KBRI Bangkok, staf KBRI pun memesankan ojek untuknya guna menerobos kemacetan yang terjadi, agar sang dai tepat sampai ke masjid tersebut dan mengimami jemaah sesuai jadwal. Adapun rombongan lainnya melanjutkan kegiatan bersama di Masjid Jawa hingga salat Tarawih usai.

Semoga dengan kunjungan seperti ini, hubungan antarsaudara makin erat dan menorehkan sejarah bahwa kita sebagai bangsa besar telah memiliki andil yang baik dalam menebar budaya penuh tata krama masyarakat Indonesia dan khususnya menebar syiar Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Ustaz Novi Maulana Yusup, Dai Ambassador Dompet Dhuafa 2024