DDV Terlibat Aktif dalam Gerakan Let’s Do It World

ESTONIA — Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) terlibat aktif dalam gerakan kerelawanan dunia, khususnya pada penanganan limbah sampah. Pada acara Let’s Do It World Conference yang berlangsung di Tallinn, Estonia pada 26-29 Januari 2023, DDV memaparkan gagasan-gagasan dan gerakan-gerakan kerelawanan dalam berbagai aksi membangun dunia bebas dari limbah sampah.

Konferensi ini dibuka oleh Presiden Estonia, Mr. Alar Karis. Dia mencatat bahwa Hari Pembersihan Dunia (World Cleanup Day) telah berhasil melibatkan hampir semua negara. Hal ini merupakan pencapaian yang luar biasa.

“Let’s Do It World adalah salah satu platform yang menawarkan untuk membawa perubahan pola pikir masyarakat melalui pendidikan, pendidikan iklim,” kata Presiden, seperti yang dikutip dari laman https://www.letsdoitconference.org/news.

Para peserta Let’s Do It World Conference.

Pada kesempatan kali ini, DDV yang diwaliki oleh Ika Akmala selaku Community & Volunteerism Dompet Dhuafa, juga menyerap banyak wawasan serta ide-ide dari berbagai lain untuk diterapkan di Indonesia.

Let’s Do It Foundation menjaring berbagai komunitas di berbagai negara untuk bersama-sama memegang satu visi dan misi, yaitu membangun dunia bebas limbah di mana pemerintah, bisnis, dan individu bertanggung jawab secara kolektif untuk mengembangkan, menawarkan, dan menggunakan produk dan layanan yang sirkular atau tanpa limbah.

Konferensi ini menghimpun sebanyak lebih dari 200 peserta untuk membahas dan menciptakan masa depan bebas sampah. Selama konferensi empat hari, para pemimpin negara, tim, dan penyelenggara berkumpul bersama dengan tema “Mewujudkan Persatuan”, untuk belajar, merencanakan, dan menginspirasi satu sama lain.

Ika mempresentasikan program dan kegiatan DDV dan WCD di Indonesia

Pada kesempatannya, Ika mengatakan, DDV telah melakukan banyak aksi pengumpulan sampah. Dari situ, ia menemukan bahwa ada sekitar 50-60% sampah di Indonesia adalah sampah plastik makanan (food packaging) satu kali pakai. Maka itu, DDV berupaya untuk melakukan perubahan dengan menyadarkan masyarakat, khususnya para anak muda untuk mengambil peran sebagai relawan gerakan peduli terhadap limbah sampah.

“Setelah banyak melakukan diskusi tentang berbagai kasus sampah di negara lain, kami dapat menyimpulkan bahwa masalah sampah di indonesia adalah plastik packaging,” ucap Ika.

Ia menceritakan, bahwa pada 2019, DDV berkolaborasi dengan World Cleanup Day Indonesia (WCD) untuk menyelenggarakan aksi bersih di Bulan September secara serempak yang melibatkan 1.128 relawan Dompet Dhuafa di 15 titik di Indonesia. Aksi ini berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 40,4 ton dalam sehari. Tak berhenti sampai disitu, setelah sampah terkumpul, Dompet Dhuafa Volunteer melakukan audit sampah di mana sampah tersebut dipilah dan dicatat berdasarkan jenis golongannya. Sehingga, ditemukan sebanyak 63% sampah adalah jenis sampah food packaging. Hingga saat ini Aksi bersih di Bulan September telah menjadi agenda rutin Dompet Dhuafa Volunteer pada setiap tahunnya.

Para peserta Let’s Do It World Conference.

Agenda selanjutnya dari hasil konferensi ini, DDV membangun jaringan yang luas dan akan lebih konsen pada pengurangan sampah sekali pakai. Dengan percaya diri, DDV mempresentasikan dalam forum, bahwa DDV sebagai gerakan grass root berusaha melakukan edukasi untuk membangun kepedulian kepada masyarakat terhadap sampah pada aktivitas-aktivitas keagamaan. DDV telah berhasil me-replace wadah sekali pakai dalam bentuk wadah ramah lingkungan sesuai kearifan di masing-masing daerah.

“Dengan berbagai wawasan baru dari konferensi ini, DDV berharap selanjutnya, pemerintah (Indonesia) dapat membuat suatu kebijakan yang tegas dalam menangani kasus sampah plastik sekali pakai. DDV bersama komunitas lainnya akan terus berupaya untuk mendorong kebijakan pemerintah atas publik terhadap limbah sampah,” ucapnya saat tiba di Indonesia.

Baca Juga: Diskusi Publik pada WCD untuk Mencari Solusi Sampah DKI Jakarta

Ika juga mendapati, negara-negara lain memiliki movement yang langsung diatur oleh pemerintah dengan melibatkan instansi-instansi lain di bawahnya. Termasuk para relawan mendapat tempat sebagai SDM di lapangan. Hal ini tentu sangat memudahkan dalam mewujudkan bebas sampah. Sebab peran pemerintah begitu kuat sebagai pemangku kebijakan. (Dompet Dhuafa/Muthohar)