Dompet Dhuafa dan Rumah Literasi Hijau Gulirkan Program Rumah Lestari di Kepulauan Seribu

JAKARTA — Dompet Dhuafa Departemen Lingkungan berkolaborasi dengan Yayasan Rumah Literasi Hijau mencetuskan program Rumah Lestari. Program ini diresmikan pada Rabu (25/1/2023) di RPTRA Nyiur Melambai, Kelurahan Pulau Kelapa, Jakarta Utara yang merupakan Kawasan Sehat binaan Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC).

Acara peresmian dihadiri oleh SO Budaya & Lingkungan, Siti Lutfillah; SO Promosi Kesehatan, Sifing Lestari; Ketua Yayasan Rumah Lestari Hijau, Mahariah Sandri; Sie Kesmas Kec. Kep. Seribu Utara, Mahdi; Sekretaris Kelurahan, Nuralim; dan Wakapolsek, Slamet. Peserta penerima manfaat program ini berjumlah 30 KK yang ada di kelurahan Pulau Kelapa 1 & 2 yang tersebar di 5 RW. Nantinya jumlah ini akan terus dikembangkan menjadi 50 keluarga penerima manfaat.

Program Rumah Lestari menjadi forum dalam upaya memanfaatkan sisa pakai di rumah dan membawa misi kampanye perubahan iklim. Rangkaian acara meliputi lokakarya ecobrick, lokakarya pembuatan sabun cuci piring dari minyak jelantah, lokakarya hidroponik, penandatanganan komitmen pendampingan, dan penyerahan tools Rumah Lestari kepada penerima manfaat.

SO Budaya & Lingkungan Dompet Dhuafa, Siti Lutfillah menyerahkan secara simbolis tools program Rumah Lestari.
Para penerima manfaat mendapatkan 1 set peralatan pengolahan bahan sisa pakai rumah tangga, ember komposter, media tanam hidroponik pekarangan. dan pembinaan selama 1 tahun.

Pada sambutannya, Mahariah menyampaikan, program ini menjadi upaya Rumah Literasi Hijau dan Dompet Dhuafa dalam menyelesaikan salah satu indikator Kawasan Sehat LKC, yaitu lingkungan. Salah satu isu lingkungan yang menguat adalah pengelolaan sampah.

“Kami ingin meningkatkan kualitas masyarakat Pulau Kelapa mulai dari kesehatan hingga pengelolaan lingkungan,” ucapnya.

Program Rumah Lestari ini dimulai dari rumah. Sebab, rumah merupakan pondasi utama dari masyarakat sehat, sejahtera dan berketahanan. Oleh karena itu, program ini ditujukan untuk penguatan di tingkat rumah tangga. Selanjutnya, yang akan dilakukan para penerima manfaat adalah memperbaiki cara mereka melihat sampah yang sampai saat ini sebagai sesuatu yang harus disingkirkan dan dibuang. Dengan program ini, Dompet Dhuafa berupaya mengubah mindset dengan menjadikan sampah sebagai sumber daya.

Proses penandatanganan komitmen pendampingan antara penerima manfaat dan pihak-pihak penyelenggara program.
SO Promosi Kesehatan Dpmpet Dhuafa, Sifing Lestari menyampaikan sambutan.

Sumber daya berarti sesuatu yang bermanfaat dan bukan untuk dibuang. Banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari hal yang dipandang tidak bermanfaat. Maka, diksi “sampah” pun perlahan diubah menjadi “sisa pakai”.

Sifing mengatakan, “Dompet Dhuafa memiliki amanah untuk merealisasikan kontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), atau pembangunan berkelanjutan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan yang disepakati bersama oleh negara-negara dunia. Program ini menjadi bagian dari pengembangan kelurahan/desa SDGs”.

Mekanisme program yaitu para penerima manfaat menerima tools untuk mendukung aktivitas penyelesaian sampah di rumah. Mereka akan mendapatkan pembinaan selama satu tahun berkolaborasi juga dengan divisi kesehatan Dompet Dhuafa yang juga sebenarnya telah berjalan 6 bulan.

Para penerima manfaat menyimak pemaparan materi para lokakarya ecobrick.
Sie Kesmas Kec. Kep. Seribu Utara, Mahdi menyampaikan sambutan.

Sie Kesmas Kec. Kep. Seribu Utara menyambut baik program ini. Menurutnya, program ini adalah program yang sangat baik dan sangat berarti bagi ibu-ibu rumah tangga. Meski begitu, keberhasilan program ini bergantung pada niat masing-masing untuk terus konsisten dalam menjalankan program.

“Ini adalah program yang sangat baik, sangat berarti bagi ibu-ibu rumah tangga. Yang biasanya sampah kita buang, sekarang bisa kita kelola. Tentu itu tergantung niat kita bagaimana terus konsisten untuk menjalankan program ini,” ucap Mahdi. (Dompet Dhuafa/Muthohar)