Gelar Peringatan Maulid Nabi di Masjid Panggung Cordofa Philanthropy Building

JAKARTA — Di hari sayyidul ayyam yang penuh dengan keberkahan, Jumat (14/9/2022), Dewan Kemakmuran Masjid Panggung Cordofa di Gedung Philanthropy Dompet Dhuafa menggelar acara peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Acara ini mengundang seluruh insan Dompet Dhuafa, khususnya yang berkantor di Gedung Philantropy, serta dibuka secara umum bagi masyarakat sekitar.

Para jamaah salat Jumat pada saat itu pun memilih tak beranjak langsung pergi untuk lanjut mengikuti rangkaian acara maulid ini. Pada acara yang mulia ini, Dompet Dhuafa ingin mengajak para insannya untuk mengenal lebih dekat Sang Baginda Muhammad, nabi utusan terakhir akhir zaman, dengan menapaki kisah hidup serta meneladani sunnah-sunnahnya.

Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika Rahmad Riyadi memberikan sambutan pada peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Panggung Cordofa Dompet Dhuafa

Rangkaian acara dimulai dengan pembukaan yang dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika Rahmad Riyadi. Setelah itu, Tim Hadroh Assururi memimpin pembacaan salawat-salawat. Selanjutnya ada tausiyah yang disampaikan oleh Ust. H. M. Taufiq Hidayat MA, Lc, S. Ud, MA. Kemudian ditutup dengan doa oleh Ust. Ahmad Fauzi Qosim yang bersambung dengan ramah tamah oleh seluruh jamaah yang hadir.

Pada sambutannya, Rahmad Riyadi mengingatkan kepada para jamaah, khususnya insan Dompet Dhuafa, bahwa Nabi Muhammad adalah seorang junjungan teladan bagi seluruh aktivitas para insan Dompet Dhuafa. Ia lah sosok sebenarnya yang harus diikuti secara khidmat. Ia menganggap pada zaman modern seperti saat ini, semakin sulit untuk menemukan teladan yang bisa benar-benar menjadi panutan. Tentu hampir semua orang merasakan ini. Maka itu, sudah sepatutnya orang-orang kembali kepada panutan yang sesungguhnya.

Tim Hadroh Assururi memimpin lantunan-lantunan salawat
Para insan Dompet Dhuafa memanjatkan doa bersama.

Lebih khusus sebagai amil zakat dan insan Dompet Dhuafa, yang perlu diteladani dari Nabi Muhammad adalah dari segi pergaulan. Yang paling sederhana adalah dengan saling memberi salam dan makan. Hal ini seperti yang terdapat dalam hadis Nabi yang di riwayatkan oleh al-Tirmizi.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، أَفْشُوْا السَّلَامَ ، وَأَطْعِمُوْا الطَّعَامَ ، وَصِلُوْا الْأَرْحَامَ ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ (رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ)

Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikan makan, sambunglah silaturrahim, shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk Surga dengan sejahtera (HR al-Tirmizi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis sahih)

“Kita meneladaninya dalam pergaulan. Kita jadikan teladan ini sebagaimana kita jadikan dalam lingkaran kebajikan bagi seluruh aktivitas kita. Sederhana saja, yaitu saling memberi salam dan saling memberi makan. Jika kita ingin lebih gaul lagi, maka kita berkolaborasi dengan tujuan lillahi taala. Dengan berkolaborasi dalam kebaikan, maka akan menjadikan kita menjalani hidup dengan baik. Maka insha Allah kehidupan kita juga akan baik-baik di dunia maupun di akhirat,” lanjut Rahmad.

Lebih luas, Ustaz Taufiq Hidayat menerangkan dalam sesi tausiyahnya, bahwa hendaklah umat Nabi Muhammad tidak asal berbuat. Sangat penting untuk saling menjaga ucapan dan tangan dalam menyebarkan suatu hal. Sebaliknya, menjadi pengikut baginda Nabi, berarti harus banyak-banyak menebar kebaikan di mana saja, kapan saja, juga kepada siapa dan apa saja.

“Mari kita jaga ucapan kita dan tangan kita untuk men-share hal-hal yang tidak baik. Sebaliknya, mari kita bagikan dengan seluas-luasnya hal-hal yang baik. Jangan sampai kita menyakiti orang lain, baik hatinya maupun fisiknya. Terutama sesama saudara yang muslim,” serunya.

Ustaz H. M. Taufiq Hidayat MA, Lc, S. Ud, MA. mengisi tausiyah pada peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Panggung Cordofa Dompet Dhuafa

Ia kemudian bercerita tentang hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya nomor 3482 dan juga oleh Imam Muslim dalam kitabnya nomor 2242 tentang seorang wanita yang mengurung kucing hingga mati. Allah pun mengazab wanita tersebut dengan memasukkannya ke dalam neraka. Seekor kucing yang ia kurung ini tidak diberinya makan, tidak diberinya minum, tidak pula dilepaskannya.

“Berbuat jahat terhadap hewan saja Allah mengazab, apalagi perbuatan tercela yang dilakukan kepada manusia yang baik hatinya,” lanjut dai cordofa tersebut.

Acara kemudian ditutup dengan ramah tamah yang diiringi dengan lantunan-lantunan salawat atas Nabi Muhammad SAW. (Dompet Dhuafa / Muthohar)