HFI Gandeng DMC Dompet Dhuafa Kuatkan Resiliensi Berbasis Kearifan Lokal

BADUNG, BALI — Sebagai salah satu anggota Humanitarian Forum Indonesia (HFI), Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa turut mendukung komitmen HFI dalam meningkatkan resiliensi (ketangguhan) masyarakat dalam menyikapi bencana alam, Senin (30/05/2022) lalu.

Melalui momen The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR), Keluarga Besar HFI bersama dengan anggota Koalisi Masyarakat Sipil untuk GPDRR lainnya mendesak agar upaya memperkuat ketangguhan yang berkelanjutan, berpusat pada masyarakat, dan mengakomodir kepentingan kelompok-kelompok yang berisiko.

Hal ini disampaikan oleh Koalisi Masyarakat Sipil untuk GPDRR dalam Konferensi Pers di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Jum’at (27/5/2022). GPDRR sebagai perhelatan internasional GP2022 akan meninjau implementasi Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2015-2030, merekomendasikan aksi prioritas bagi para pembuat kebijakan, menyoroti praktik baik, dan meningkatkan kesadaran.

Tidak berhenti di perhelatan GPDRR ini saja, melainkan akan terus dibawa dalam forum advokasi lainnya yang akan digelar tahun ini, namun tidak terbatas pada Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana, Konferensi Nasional Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas, hingga G20 Summit, COP 27, dan AsiaPacific Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction; serta yang terpenting adalah tindak lanjut konkritnya di masyarakat.

“Pelibatan masyarakat sipil, termasuk di dalamnya lembaga agama dan tokoh agama, dalam pengurangan risiko bencana adalah mutlak, karena mereka adalah pihak yang paling awal dan paling terdampak. Namun, mereka juga lah yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi dampak bencana”, ujar M. Ali Yusuf, Ketua Umum Dewan Pengurus HFI.

“Aspirasi mereka harus didengar, direspon, dan diserap untuk menjadi dasar perumusan kebijakan, sehingga mampu memunculkan inisiatif untuk membangun kemitraan dan kolaborasi dalam memperkuat ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana,” sambung beliau.

Baca Juga: https://www.dompetdhuafa.org/gpdrr-di-bali-jadi-ajang-penguatan-program-prb-dmc-dompet-dhuafa/

DMC Dompet Dhuafa dalam aspek resiliensi memiliki program Kawasan Tanggap Bencana DMC melakukan pembentukan forum pengurangan risiko bencana (PRB) masyarakat lokal, pemetaan titik wilayah rawan bencana, pembuatan kalender musim, dan menyusun rencana tindak lanjut (RTL) untuk kontigensi dan mitigasi jangka panjang.

Kemudian dalam program Adaptasi Perubahan Iklim, DMC melakukan kampanye tentang kepedulian lingkungan kepada masyarakat di semua kalangan. Sehingga perspektif peduli lingkungan bisa diadaptasi oleh semua masyarakat. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Selain itu DMC juga mengembangkan ekowisata berbasis mitigasi bencana dengan optimalisasi kearifan lokal masyarakat setempat.

Terakhir, dalam program Edukasi Mitigasi Kebencanaan, DMC mengadakan pelatihan soft skill dan hard skill kebencanaan bagi masyarakat luas. Mulai dari vertical rescue, water rescue, dan jungle rescue. Selain itu DMC juga memberikan pelatihan dalam respons tanggap darurat seperti manajemen pos relawan bencana, pembuatan dapur umum, hingga pelatihan pertolongan pertama medis.

“Kami sebagai bagian Dompet Dhuafa, selalu melibatkan sektor masyarakat lokal dalam menggencarkan program-program kami di DMC. Hal ini guna agar penerima manfaat merupakan pihak yang tepat dalam menerima bantuan program-program kami. Para donatur juga tanpa lupa mengingatkan kami untuk melibatkan unsur masyarakat mulai dari rukun warga hingga tataran provinsi. Dengan demikian kolaborasi yang terjadi akan semakin massif dan semakin bermanfaat,” jelas Haryo Mojopahit selaku Chief Executive DMC Dompet Dhuafa. (Dompet Dhuafa / DMC)