Menuju Eliminasi TBC 2030 Dompet Dhuafa Dukung Pasien TBC Berdaya Kembali

Pasien Tuberkulosis Berdaya

JAKARTA — Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data dari WHO Global Tuberculosis Report 2023, Indonesia masih berada di peringkat ke-2 di dunia orang dengan TBC terbanyak dengan total estimasi sebanyak 1.060.000 kasus. Sementara, berdasarkan data dari Dasbor Tuberkulosis Indonesia Kementerian Kesehatan RI per 4 Desember 2023, sebanyak lebih dari 800 ribu kasus TBC yang berhasil ditemukan. Artinya, upaya penemuan kasus TBC di Indonesia telah mencapai sekitar 80 persen dari estimasi.

Besarnya permasalahan TBC di dunia dan perlunya kerja sama multilateral menangani epidemi ini, Pemerintah Indonesia bersama pemerintah negara-negara lainnya menyatakan komitmen politis untuk mengeliminasi TBC tahun 2030. Komitmen tersebut diperkuat dengan terbitnya Peraturan Presiden No. 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC, yang memuat pendekatan, strategi, dan langkah-langkah yang perlu segera dilakukan untuk mencapai target eliminasi TBC tahun 2030.

Pasien Tuberkulosis Berdaya
Peluncuran Buku Pedoman Kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis.
Pasien Tuberkulosis Berdaya
Musikalisasi Puisi Sejarah TBC dan WKPTB.
Pasien Tuberkulosis Berdaya
Hadirin Peluncuran Buku Pedoman Kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis.
Pasien Tuberkulosis Berdaya
Peluncuran Buku Pedoman Kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis.

Maka, berdasarkan Perpres Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis mengamanatkan dibentuknya Wadah Kemitraan Penanggulangan Tuberkulosis (WKPTB), telah menyusun sebuah buku pedoman kemitraan percepatan penanggulangan tuberkulosis, yang dapat memberikan gambaran bagaimana pelaksanaan kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (P2TB) yang telah berjalan di WKPTB.

Baca juga: Rangkaian Peringatan Hari TBC Sedunia, Dompet Dhuafa Gelar Pameran TBC bagi Anak-anak Sekolah

Dalam rangka memperkuat kemitraan dalam percepatan penanggulangan TBC serta menyambut dan memeriahkan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) tahun 2024, WKPTB akan melakukan kegiatan peluncuran buku pedoman kemitraan yang diharapkan mampu meningkatkan advokasi, kepedulian, dan partisipasi masyarakat dalam upaya penanggulangan TBC secara holistik.

“Buku ini merangkum berbagai praktik terbaik dan strategi yang terbukti efektif dalam penanggulangan TBC. Saya mengajak seluruh mitra penanggulangan TBC untuk menyosialisasikan pedoman ini secara luas. Sehingga, kita dapat mempercepat pencapaian target eliminasi TBC tahun 2030. Saya mengimbau juga agar mitra WKPTB dan pemerintah daerah dapat bekerja secara langsung pada target sasaran orang terdampak atau terduga TBC. Agar, upaya dan sumber daya yang disediakan dapat dirasakan manfaatnya,” ungkap Budiono Subambang, Ketua WKPTB.

Pasien Tuberkulosis Berdaya
Peluncuran Buku Pedoman Kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis.
Pasien Tuberkulosis Berdaya
Peluncuran Buku Pedoman Kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis.

Kini, sebagai puncak dari kepercayaan yang diberikan, Dompet Dhuafa diberi tanggung jawab sebagai Ketua Bidang VI dalam Mitigasi, Psikososial, dan Pemberdayaan Ekonomi. Langkah ini menegaskan komitmen Dompet Dhuafa dalam menghadirkan solusi komprehensif dalam penanganan TBC, baik dari segi kesehatan maupun aspek psikososial dan ekonomi masyarakat yang terkena dampak.

Baca juga: Kolaborasi Dalam Aksi Peduli Tuberkulosis

Sejak tahun 2021, Dompet Dhuafa telah menjadi mitra utama dalam Wadah Kemitraan Penanggulangan Tuberkulosis, sebuah inisiatif yang melibatkan berbagai lembaga, kementerian, serta mitra dari masyarakat sipil dan media. Fokus utama wadah kemitraan ini adalah untuk menggabungkan dan mengolaborasikan berbagai unsur yang dapat mendukung program-program penanggulangan TBC.

“Dompet Dhuafa sendiri masuk dalam wadah kemitraan ini sebagai Anggota Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan juga Ketua Bidang Mitigasi, Psikososial, dan Pemberdayaan Ekonomi. Dan kita menyusun buku ini sejak Agustus 2022, dan mengumpulkan berbagai referensi, pengalaman, atau praktik baik, dan juga menyusun rencana-rencana kemitraan yang bisa dikuatkan baik di pusat maupun daerah. Karena tujuan buku ini juga sebagai pedoman agar acuan bagi terbentuknya kemitraan-kemitraan strategis yang juga bisa dilakukan baik di pusat maupun daerah,” terang dr Yeni Purnamasari selaku General Manager (GM) Kesehatan Dompet Dhuafa.

Pasien Tuberkulosis Berdaya
Peluncuran Buku Pedoman Kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis.
Pasien Tuberkulosis Berdaya
Peluncuran Buku Pedoman Kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis.

Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Panitia Peluncuran Buku WKPTB, Nancy D Anggraeni, mengungkapkan buku ini diharapkan memberikan gambaran bagaimana pelaksanaan percepatan penanggulangan TBC yang telah berjalan, memberikan kontribusi positif dan manfaat yang besar, sehingga dapat digunakan sebagai referensi bagi daerah dalam membentuk percepatan penanganan TBC di daerah.

Dompet Dhuafa telah menunjukkan praktik baiknya dalam berbagai bidang. Di antaranya adalah pemberdayaan masyarakat, terutama melalui upaya menciptakan Kawasan Sehat Bebas Tuberkulosis. Inisiatif ini telah dilaksanakan di 12 provinsi melalui Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa. Fokus utamanya adalah pada TBC Komunitas, di mana mereka menggerakkan peran aktif masyarakat dan semua pemangku kepentingan terkait dalam upaya menemukan pasien TBC, mendampingi proses pengobatan, serta memastikan kesembuhan pasien dari penyakit TBC tersebut.

“Di sektor psikososial dan pemberdayaan ekonomi, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam memastikan akses dan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Fokusnya terutama adalah pada pemenuhan akses layanan kesehatan, termasuk transportasi dengan ambulans, serta pembayaran atau penyelesaian tunggakan BPJS. Selain itu, mereka juga melakukan advokasi kepada pemangku kepentingan terkait untuk memastikan semua pihak mendapatkan hak kesehatan yang layak,” sambung dr. Yeni.

Baca juga: Peringati Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia, Dompet Dhuafa Bersama Kader Gelar Sosialisasi TB di 3.000 Rumah

Pasien Tuberkulosis Berdaya
Peluncuran Buku Pedoman Kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis.
Pasien Tuberkulosis Berdaya
Peluncuran Buku Pedoman Kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis.

Lebih lanjut, sebagai Pengarah WKPTB, Yaser Raimi Panigoro menegaskan bahwa melalui buku panduan kemitraan ini, harapannya adalah dapat lebih banyak mengajak berbagai pihak untuk aktif terlibat dan memperkuat kemitraan dalam upaya eliminasi tuberkulosis di Indonesia.

“Saya berharap kemitraan dan partisipatif ini terus menjadi bagian krusial dalam upaya penanggulangan TBC. bersama-sama kita ciptakan tempat di mana setiap anak, setiap orang, dan setiap keluarga memiliki akses yang adil dan layak terhadap perawatan kesehatan yang berkualitas. Mari kita wujudkan eliminasi TBC 2030 dengan memperkuat kemitraan yang ada,” tambah Yaser.

Dalam upaya penanggulangan TBC, Dompet Dhuafa telah berperan penting untuk memastikan pemenuhan nutrisi bagi penderita tuberkulosis, baik melalui pemberian bahan makanan maupun makanan siap saji. Hal ini bertujuan untuk mendukung status gizi yang optimal bagi Orang Dengan TBC (ODTBC), disertai dengan pendampingan agar proses pengobatan dapat berjalan hingga kesembuhan.

Pasien Tuberkulosis Berdaya
Peluncuran Buku Pedoman Kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis dalam Rangka Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2024 “Orkestrasi Kemitraan dalam Harsa Menuju Eliminasi TBC 2030”.
Pasien Tuberkulosis Berdaya
Peluncuran Buku Pedoman Kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis dalam Rangka Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2024 “Orkestrasi Kemitraan dalam Harsa Menuju Eliminasi TBC 2030”.

Baca juga: Bedah Rumah Milik Indah Telah Selesai dan Siap Huni, Hasil KolaborAksi Dompet Dhuafa dengan Berbagai Pihak

“Lalu ketersediaan rumah singgah untuk shelter, masing-masing yang membutuhkan tempat tinggal sementara, kemudian rumah harapan atau rumah sehat, jadi semacam bedah rumah jadi kita kolaborasikan dengan teman-teman Yahintara (Yayasan Arsitektur Hijau Nusantara), yang terdiri dari para arsitek yang punya visi sosial. Itu semua sudah kita lakukan di beberapa wilayah Indonesia dan yang terakhir yaitu pemberdayaan ekonomi. Jadi, Dompet Dhuafa telah memberikan wirausaha bekerja sama dengan organisasi penyintas TBC dalam wadah perhimpunan organisasi pasien TB di tiga wilayah di DKI, Tangerang, dan Jawa Barat,” tambah dr. Yeni.

“Semoga ‘Temukan, Obati dan Produktifkan Kembali’ ini, menjadi harapan bahwa ODTBC ini tidak putus dari pengobatan saja, tapi juga ada edukasi, pendampingan dan ada pemutusan terhadap stigma negatif, sampai dengan pendampingan psikososial. Sehingga, bisa berdaya atau produktif kembali setelah pengobatan,” pungkas dr Yeni. (Dompet Dhuafa)

Teks dan Foto: Anndini Dwi Putri
Penyunting: Dhika Prabowo, Ronna