DEPOK, JAWA BARAT — Program tebus ijazah dari LPM Dompet Dhuafa menjadi harapan masa depan bagi Elsa (19). Sebelumnya, bagai burung yang terperangkap dalam sangkar, itulah yang dirasakan Elsa. Ia ingin terbang bebas menuju impian, namun nyatanya malah terkungkung kenyataan yang tak kenal belas.
Ya, pemilik nama lengkap Elsa Nur Syekha itu ialah lulusan SMK Assalamah, Depok, Jurusan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran. Ia terpaksa menghadapi tantangan serius terkait ekonomi yang menghambat langkahnya untuk langsung terjun ke dunia kerja selepas lulus SMA.
Keterbatasan ekonomi berdampak pada ijazahnya yang tertahan. Hal ini menghambat Elsa untuk mewujudkan impian. Ijazahnya tertahan karena terkendala pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan uang ujian.
Baca juga: Tebus Ijazah Judandi, Pemuda Yatim Piatu dengan Banyak Bakat
Setelah lulus SMA, tidak sedikit masyarakat yang memilih untuk menjajaki dunia kerja langsung. Selain karena keterbatasan ekonomi, pilihan ini diminati juga karena bisa membantu seseorang untuk menggali potensi dan mengeksplorasi minat serta bakat dirinya dalam berbagai profesi. Langkah ini sering kali menjadi awal dari perjalanan menuju kemandirian finansial dan pengembangan karier.
Namun, hal tersebut malah tak bisa dirasakan Elsa selepas menyelesaikan pendidikan di bangku SMA. Kreativitas dan potensinya seakan terhenti oleh beban finansial yang mengunci peluang. Usai lulus SMA, tepatnya pada bulan Juli 2023, Elsa harus berjibaku melawan kerasnya tuntutan ekonomi demi menyambung hidup dan menebus ijazah agar mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.
“Susah, selama ini saya kesulitan untuk ngelamar kerja karena gak ada ijazah,” ujar Elsa.
Baca juga: Tunggakan Pendidikan Viral di Medsos, LPM Dompet Dhuafa Respon Tebus Ijazah Fikri
Meski tertatih, semangat dalam hati Elsa terus mencari bayangan mimpi, mengharap suatu saat bisa merdeka dari masalah ekonomi yang membelenggu. Dengan bermodalkan SKL (Surat Keterangan Lulus), ia mencoba kerja freelance sebagai penjaga toko di salah satu pusat perbelanjaan di Depok. Untuk menyambung hidup, katanya.
“Dari bulan Juli sampai sekarang, paling saya freelance sambil cari-cari kerja saja di salah satu pusat perbelanjaan di Depok. Jaga toko,” tambahnya.
Kenyataan hidup itu dilakoninya setiap hari. Dengan penuh perjuangan, ia tetap menggeluti pekerjaannya meski bayarannya hanya Rp50.000 per hari.
“Itu digaji per hari Rp50.000, full masuk kerja. Karena kalau kita nggak masuk, berarti nggak dibayar dan nggak ada sistem libur,” ucap Elsa.
Baca juga: Lewat Program Tebus Ijazah Dompet Dhuafa, Pemuda ini Akhirnya Bisa Bekerja
Lebih lanjut, Elsa menyampaikan bahwa dari kerja freelance-nya itu, ia coba mencicil sedikit demi sedikit untuk melunasi SPP. Namun, tetap tidak terbayarkan, karena hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
“Paling seperti buat ngumpulin uang nggak bisa dalam jumlah banyak. Karena dari Rp50.000 itu cukup sehari saja. Karena menunggak SPP juga, dari SPP belum bisa bayar. Kemarin itu sambil kerja, sambil nyicil dikit-dikit, tapi masih ada sisa tunggakan Rp1,9 juta,” sambungnya.
Di samping itu, Elsa merupakan anak kedua Sri Wahyuni. Ia tinggal bersama dengan Ibu dan adiknya yang masih balita. Sang Ibu yang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) juga merasa bingung harus berbuat apa. Sebab, untuk kebutuhan keluarga ia hanya bisa mengharapkan dari sang anak, kakak dari Elsa yang telah menikah.
“Alhamdulillah, saya ikut senang, bisa tebus ijazah. Karena belum ada ijazah jadi banyak nggak diterima (kerja). Untuk sehari-hari saya dari anak aja, kakaknya Elsa. Terima kasih Dompet Dhuafa, harapannya ke depannya bisa bantu yang lain, yang juga membutuhkan,” kata Sri Wahyuni penuh senyum.
Baca juga: Tujuh Bulan Tak Bisa Bayar SPP, LPM Dompet Dhuafa Antar Dila Tebus Ijazah
Berkat kebaikan Donatur Dompet Dhuafa, Elsa bisa melanjutkan mimpinya. Tunggakan Elsa yang masih tersisa, berhasil ditebus oleh Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM), pada Jumat (19/1/2024), dalam program Tebus Ijazah.
“Alhamdulillah senang. Bersyukur juga. Saya ucapkan terima kasih banyak sama Dompet Dhuafa karena sudah mau bantu tebus ijazah saya. Ke depannya saya mau coba ngelamar kerja, dan sudah berkomitmen juga sama LPM Dompet Dhuafa untuk melanjutkan ke jenjang yang berikutnya,” ungkap Elsa penuh harap.
Tebus ijazah merupakan salah satu Program Pemberdayaan Keluarga Mandiri LPM Dompet Dhuafa yang memprioritaskan penebusan ijazah tingkat SMP dan SMA.
“Kita prioritaskan itu yang pertama yatim, yang kedua dhuafa. Nah kalau sekarang selain dhuafa dan yatim, tujuan kita melakukan program ini agar mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Karena banyak dhuafa yang mereka sudah SMA, mereka mau kuliah ke jenjang selanjutnya atau beasiswa yang lain itu terhalang dengan ijazah yang belum ketebus,” imbuh Ahmad, Surveyor Program Tebus Ijazah. (Dompet Dhuafa/Anndini)