Relawan Pemadam Karhutla Pontianak, Rendy Akbar: Bumi Harus Dijaga Kelestariannya

Relawan Pemadam Api Pontianak, Rendy Akbar

KALIMANTAN BARAT — “Bumi kita harus dijaga kelestariannya, jangan sampai merusak alam,” ujar Rendy Akbar, salah satu relawan pemadam api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat ditemui di kantor program Dompet Ummat, Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (14/9/2023).

Rendy Akbar atau yang biasa disapa Rendy merupakan seorang warga Kota Pontianak. Pada waktu-waktu tertentu ia berprofesi sebagai satpam di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi di wilayah Kota Pontianak. Sementara di waktu lain, ia adalah seorang relawan pemadaman di Kota Pontianak.

Kota Pontianak sendiri memiliki dua sisi pemadaman, ada pemadaman dari pihak pemerintah, ada pula yang dari pihak swadaya masyarakat. Rendy sendiri tergabung dalam relawan pemadaman swadaya Badan Pemadam Api (BPA) Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.

Baca juga: Potensi Terbakar, Dompet Dhuafa Kaltim dan DMC Latih Relawan Penanggulangan Bencana Karhutla

Relawan Pemadam Api Pontianak, Rendy Akbar
Rendy Akbar menjadi salah satu relawan DMC Dompet Dhuafa.

Selain di BPA Sungai Kakap, Rendy juga turut serta menjadi relawan Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa di Kalimantan Barat sejak 23 Agustus 2023. Jauh sebelumnya, ia sudah tergabung menjadi relawan pemadaman terhitung dari tahun 2020, saat pandemi Covid-19 merebak wilayah Indonesia.

Berbeda dengan pengalaman saat bersama BPA Sungai Kakap yang mayoritas aktivitas pemadamannya ada di wilayah perkotaan, selama bergabung dalam relawan DMC Dompet Dhuafa, Randy ikut dalam aksi pemadaman karhutla di Kelurahan Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Tepatnya, lokasi ini berada di depan pintu masuk SMA Negeri 4 Sungai Raya. Jarak antara titik api dan sekolah mencapai 20 hingga 30 meter. Meski terbilang jauh, namun itu tetap membahayakan bagi lingkungan sekolah maupun siswa dan jajaran guru.

Baca juga: Temui Tim Medis LKC, Kasim Bagikan Kisahnya jadi Relawan Pemadam Api Selama 10 Tahun

Relawan Pemadam Api Pontianak, Rendy Akbar
Rendy Akbar saat sedang melakukan aksi pemadaman api karhutla.

Menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap, Randy menyemprotkan air ke titik api. Butuh waktu lama agar api bisa padam, mengingat lokasi tersebut merupakan lahan gambut yang mudah terbakar serta menyimpan api dan panas.

“Gambut itu susah dipadamkan, apalagi kalau kita kesulitan air (jadi tambah pusing). Biasanya nanti kita buatkan ‘kolam renang’ (sebagai sumber air) atau menggunakan tangkir air untuk memadamkan api,” cerita Rendy mencoba mengingat aksi pemadaman karhutla.

Asap dan panas menyelimuti diri Rendy. Meski begitu, ia tetap setia dan semangat dalam memadamkan api di lahan gambut tersebut. Sejujurnya, ia sangat menyesalkan oknum yang bertanggung jawab atas terjadinya karhutla di wilayah Kalimantan Barat itu. Sulit dibayangkan jika pagi hari, bukannya menghirup udara segar lengkap dengan pancaran sinar matahari yang menghangatkan nan renyah di kulit, malahan, disuguhkan aroma asap terbakar yang terkadang membuat kita bingung apakah langit sedang mendung atau tertutup asap.

Baca juga: Dompet Dhuafa Terjunkan Relawan dan Hadirkan Layanan untuk Korban Kebakaran Depo Pertamina

Relawan Pemadam Api Pontianak, Rendy Akbar
Rendy Akbar saat sedang melakukan aksi pemadaman api karhutla.

“Dampaknya (karhutla) itu ya asap, pagi-pagi sudah menghirup asap,” pungkas Rendy menyayangkan terjadinya karhutla.

“Apabila sudah memasuki musim kemarau, hindari aktivitas pembakaran (di lahan ladang dan di manapun). Karena apabila sudah memasuki musim kemarau, maka itu (karhutla) selalu ada,” lanjut Rendy mencoba memberi nasihat bagi siapa pun pembaca tulisan ini.

Rendy mengatakan, menjadi relawan pemadaman merupakan panggilan hatinya. Dirinya tergerak untuk membantu sesama meski harus membuat dirinya sendiri terkena dampak risiko dari aktivitas relawan tersebut. Untungnya, sang istri memperbolehkan Rendy ikut aksi kerelawanan. Meski rasa khawatir terus membuncah, sang istri tetap mendukung dan menunggu dengan setia di rumah mereka bersama anak kesayangannya.

Baca juga: Gelar Kemah Tadabbur Alam, Dompet Dhuafa Ajak Para Relawan Mensyukuri Nikmat Allah

Relawan Pemadam Api Pontianak, Rendy Akbar
Rendy Akbar saat sedang melakukan aksi pemadaman api karhutla.

Rendy juga mengisahkan keluh kesahnya saat menjadi seorang relawan pemadaman. Ia bercerita bahwa pernah dicaci maki oleh warga akibat mobil pemadam yang ia kendarai telat sampai lokasi kejadian. Saat turun dari mobil dan siap-siap memadamkan api, terdengar cacian dari warga yang datang melihat kejadian kebakaran.

“Kita datang telat suka dicaci maki orang. Datang salah, tidak datang lebih salah,” aku Rendy.

Meski begitu, hal ini tidak membuat semangat Rendy hilang, justru itu ia jadikan pelajaran agar menjadi relawan yang lebih baik lagi ke depannya. Ia juga terus mengajak para relawan untuk tetap semangat berjuang di dunia kemanusiaan.

Relawan Pemadam Api Pontianak, Rendy Akbar
Rendy Akbar memimpin briefing sebelum mulai melakukan pemadaman api.

Kawan baik, mari kita doakan terbaik bagi relawan seperti Rendy ini, yang meluangkan waktunya memberi kontribusi dalam dunia kemanusiaan, sebuah bidang dalam membantu manusia dan lingkungan tanpa iming-iming pamrih. Semoga ini menjadi motivasi dan juga doa agar banyak yang tergerak menjadi relawan dalam membantu sesamanya maupun membantu dan melestarikan bumi bertiwi. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (Dompet Dhuafa/DMC/AFP/Muthohar)