Tingkatkan Kesejahteraan Guru melalui Budidaya Madu Kelulut (Bagian Tiga)

KALIMANTAN TENGAH — Puji Siswanto lanjut menjelaskan, sementara ini, tugas peternak penerima manfaat binaan Dompet Dhuafa Kalimantan Tengah hanya menjaga log supaya aman dari serangan luar. Sedangkan Untuk penanaman bunga dan tumbuh tumbuhan, pemupukan, lahan, dan lain lainnya, disediakan oleh Dompet Dhuafa. Mereka hanya merawat, memanen, dan mengikuti pelatihan-pelatihan. Dompet Dhuafa menyediakan pelatihan-pelatihan dan pendampingan dengan mendatangkan narasumber ahli, bahkan hingga pada ilmu marketing.

Baca Sebelumnya: Tingkatkan Kesejahteraan Guru melalui Budidaya Madu Kelulut (Bagian Dua)

Meski begitu, pemberdayaan ini terus maju dan modern. Salah satu yang sudah dilakukan adalah dengan memiliki website dan aplikasi penjualan. Selain itu juga, produk dipasarkan secara daring melalui marketplace seperti shopee, tokopedia, dan lainnya. Dompet Dhuafa banyak memberikan informasi tentang madu kelulut ini pada website https://madukelulut.id/ dan http://dompetdhuafakalteng.org.

Puluhan log berjejer di sekitar kawasan Sekolah Sahabat Alam Palangkaraya
Proses panen madu dengan menggunakan pompa elektrik dan ditampung dalam botol ukuran 500 ml.

Nantinya, jika usaha ini sudah memiliki legal usaha, Dompet Dhuafa berharap setiap penerima manfaat mampu mengelola sebanyak 50 log koloni. Jumlah tersebut sudah menjadi jumlah ideal dalam peternakan madu. Dengan banyak log tersebut, maka setiap orang penerima manfaat akan mendapatkan penghasilan hingga Rp2.000.000,- (dua juta rupiah). Nilai tersebut akan semakin mendekati nilai UMR Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu senilai Rp2.922.516,- (mmc.kalteng.go.id)

“Dengan izin yang sudah legal dan pengelolaan yang profesional, harapannya tahun depan, setiap penerima manfaat mampu mengelola 50 koloni, dan idealnya memang segitu. Dengan begitu setiap orang akan mendapatkan penghasilan mencapai 2 juta, sedikit lebih mendekati UMR Provinsi Kalimantan Tengah. Itu targetnya,” jelas Puji.

Pembayaran dapat dilakukan secara digital dengan me-scan kode QRIS di atas
Muhammad Zainul, seorang guru Sekolah Sahabat Alam menjadi salah satu penerima manfaat program pemberdayaan madu kelulut

Salah satu penerima manfaat, Muhammad Zainul, seorang guru Sekolah Sahabat Alam Sejak 2013. Ia mengaku telah menjadi pengajar di sekolah ini pada tahun kedua setelah sekolah berdiri pada tahun 2011. Ia tinggal di Sawangraya, Kecamatan Pahandut, Palangkaraya, bersama sang istri dan seorang anak yang akan menginjak usia sekolah. Zainul mengelola 20 log madu dan menyebutkan bahwa setiap bulannya mendapat bagian laba dari madu sebagaimana yang ditetapkan oleh Dompet Dhuafa.

Zainul mengucapkan senang menadapat kesempatan mengelola pemberdayaan ini. Awalnya sama sekali tak mengetahui tentang dunia madu dan lebah, setelah sekitar 7 (tujuh) bulan bergelut dengan madu, ia pun menjadi paham dan semangat beternak lebah kelulut. (Dompet Dhuafa / Muthohar)