Dai Ambassador Dompet Dhuafa Tuntun Ikrar Syahadat Pemuda Asing di Belanda

dai-ambassador-dompet-dhuafa-belanda

AMSTERDAM, BELANDA — Ustaz Sukron Makmun menjadi salah satu perwakilan Dai Ambassador Dompet Dhuafa 2023 yang ditugaskan untuk berdakwah ke Negara Kincir Angin, Belanda. Setelah beberapa hari tinggal di Belanda, Ustaz Sukron pun membagikan pengalaman dakwahnya yang luar biasa. Pengalaman tersebut didapatnya saat berada di Masjid Persatuan Pemuda Muslim Eropa (PPME) Al-Ikhlash, Belanda.

Diketahui, PPME Al-Ikhlash merupakan komunitas Muslim Indonesia di Eropa yang anggotanya adalah diaspora di negara-negara Eropa. Menurut Ahmad Karim, salah satu mahasiswa doktoral Antropologi asal Indonesia yang berkuliah di University of Amsterdam, PPME ini diinisiasi oleh mantan Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

PPME Al-Ikhlash juga telah memiliki masjid sendiri yang didirikan di Jan van Gentstraat 140, 1171 GN, Badhoevedorp, Belanda. Masjid ini memiliki kegiatan rutin bagi para jemaahnya, di mana salah satunya adalah kegiatan belajar tahsin Al-Qur’an. Menurut catatan Ustaz Sukron Makmun, setiap selepas Asar para diaspora Indonesia dari berbagai usia, laki-laki maupun perempuan, mengikuti kegiatan tahsin Al-Qur’an di Masjid PPME Al-Ikhlash.

Baca juga: Catatan Dai Ambassador Dompet Dhuafa: Perjuangan WNI Bertahan Hidup di Kaledonia Baru

dai-ambassador-dompet-dhuafa-belanda-
Saat Vince Rapan mengikrarkan syahadat di Masjid PPME Al-Ikhlash, Belanda.

Kegiatan tersebut tak hanya berisi tentang belajar bagaimana cara membaca Al-Qur’an secara benar dan tartil, tetapi juga belajar tajwid, makhariju al-Huruf, waqaf-washal dan lain-lain. Kegiatan ini biasanya selesai pada dua atau tiga menit sebelum azan Magrib. Usai kegiatan tahsin Al-Qur’an, digelar acara buka puasa bersama para jemaah masjid.

Mirip dengan Maidaturrahman di Mesir, buka bersama di Masjid PPME Al-Ikhlash ini tak hanya diikuti oleh masyarakat/diaspora Indonesia yang berdomisili di Amsterdam dan sekitarnya. Melainkan juga diikuti oleh sejumlah muslim berkebangsaan Belanda, Suriname (Amerika Latin), Pakistan, Afghanistan, Ukraina, Turki serta muslim dari berbagai negara Arab seperti Maroko, Yaman, dan Palestina.

Meskipun komunitas Turki di Belanda memiliki masjidnya sendiri, namun tidak sedikit dari mereka yang lebih memilih untuk buka bersama dan salat jemaah atau tarawih di Masjid PPME Al-Ikhlash. Melihat fakta tersebut, kemudian muncul pertanyaan di benak Ustaz Sukron Makmun, yakni mengapa mereka memilih Masjid Al-Ikhlash? Jawabannya cukup membuat haru.

“Orang Indonesia sangat welkom (Bahasa Belanda) kepada para tamunya,” aku salah satu jemaah.

Baca juga: Perkuat Silaturahmi, Dai Ambassador Dompet Dhuafa Penugasan Timor Leste Kunjungi KBRI Dili

dai-ambassador-dompet-dhuafa-belanda
Vince Rapan berfoto bersama Ustaz Sukron dan pengurus Masjid PPME Al-Ikhlash usai mengikrarkan syahadat pada Kamis (30/3/2022).

Pada Kamis (30/3/2023), terjadi momen istimewa di Masjid Al-Ikhlash yang cukup jarang ditemukan. Seorang warga negara asing bernama Vince Rapan, mengutarakan niatnya untuk masuk Islam atau menjadi mualaf kepada pengurus Masjid Al-Ikhlash, Harold Pardjo.

Pada kesempatan yang sangat baik itu, Dai Ambassador Dompet Dhuafa 2023 penugasan Belanda, yakni Sukron Makmun pun menjadi salah satu orang yang dipercaya membantu Vince Rapan bersyahadat. Sukron Makmun diminta oleh pihak masjid untuk memandu prosesi sakral tersebut.

Setelah prosesi ikrar syahadat, jemaah ibu-ibu kemudian mengajukan pertanyaan kepada Rapan, terkait alasannya mengapa memilih agama Islam? Rapan pun menyambut baik pertanyaan para jemaah ibu-ibu dan menjawab pertanyaan tersebut dengan tulus menggunakan Bahasa Belanda.

“Saya berasal dari keluarga Islam, tetapi tidak pernah mengikuti kebijakan Islam. Saya sibuk dengan kehidupan duniawi, tetapi tidak bahagia. Saya mencari kedamaian dan tidak tahu di mana mencarinya. Sampai paman saya memperkenalkan saya dengan Islam. Baru kemudian saya merasa bahagia dan beristirahat,” tutur Rapan.

Baca juga: Syiarkan ZISWAF ke Mancanegara, Dompet Dhuafa Gelar Seremonial Pelepasan Dai Ambassador

Jawaban tersebut lalu dikonfirmasi ulang oleh Ustaz  Sukron Makmun kepada pengurus PPME, Ade Sinaga. Dia membenarkan jawaban Rapen yang beralasan ingin menjadi mualaf karena ingin belajar dan memperdalam Islam.

“Kebetulan alasannya saya tidak tahu detail. Sepertinya benar karena ingin belajar Islam. Biasanya kalau mualaf lain, motifnya bisa karena mau menikah, jadi mualaf dan lain-lain,” jawab Ade.

Pembinaan Mualaf

Lantas, bagaimana kehidupan Rapen selanjutnya setelah menjadi mualaf? Apakah pengurus Masjid Al-Ikhlash menyediakan pembinaan bagi para mualaf di Amsterdam dan sekitarnya?

Menurut keterangan Tim Masjid Al-Ikhlash, PPME Al-Ikhlashh telah memiliki grup mualaf. Mereka memfasilitasi para mualad dengan mengadakan kelas di minggu pertama dan ketiga yang dimulai pada pukul 13.00-16.00 waktu setempat. Ruangan kelasnya berada di lantai 2, Gedung PPME Al-Ikhlash. Biasanya para mualaf langsung diarahkan untuk mengikuti kelas mualaf yang berada di bawah asuhan Abdurrahman Mittendorp itu.

Ustaz Sukron pun berharap agar para mualaf yang telah mengikrarkan keislamannya dapat istiqamah dalam agama dan keimanannya. Selain itu, ia juga berharap agar ke depannya program kelas mualaf PPME Al-Ikhlash Amsterdam bisa disinergikan, dikolaborasikan dengan program-program Mualaf Center Dompet Dhuafa Jakarta. Hal ini dilakukan agar kontribusi untuk mewujudkan Islam rahmatan lil alamin makin nyata. (Dompet Dhuafa/Sukron Makmun/Ronna)