Dua Pemenang SDGs Awards Perkuat Kolaborasi Berdayakan Pedagang Kecil

emenang SDGs Award

JAKARTA — Dompet Dhuafa dan BMT Beringharjo telah berkomitmen dalam kolaborasi memberdayakan para pedagang kecil. Komitmen ini dinyatakan sejak pertama berdirinya koperasi ini, yaitu pada tahun 1995. Komitmen ini kembali diperkuat melalui pertemuan pada Rabu (13/3/2024), di Gedung Philanthropy Dompet Dhuafa, Jakarta Selatan.

Tak ubahnya dengan Dompet Dhuafa, upaya ini selalu konsisten dilakukan oleh Ketua Pengurus BMT Beringharjo, Mursida Rambe. Perempuan kelahiran Sumatra Utara itu menjelaskan bahwa hatinya tergerak mendirikan BMT lantaran miris dengan fenomena yang terjadi pada pedagang di Pasar Beringharjo, Yogyakarta yang terjerat rentenir.

Pada November 2023 lalu di Yogyakarta, dua lembaga ini sama-sama mendapatkan anugerah penghargaan Indonesia’s SDGs Action Awards 2023. Dompet Dhuafa mendapatkan penghargaan Terbaik Kedua kategori Filantropi, sementara BMT Beringharjo sebagai kategori Koperasi dan UMKM Terbaik.

Baca juga: Kolaborasi untuk Pengentasan Kemiskinan dan Pengembangan Kewirausahaan Sosial

Pemenang SDGs Award, BMT Beringharjo kolaborasi dengan Dompet Dhuafa
Ahmad Juwaini (kemeja motif lurik) menjelaskan gagasan-gagasan pemberdayaan di Dompet Dhuafa.

Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini menegaskan bahwa Dompet Dhuafa dan BMT Beringharjo sejak dulu telah banyak menggulirkan program-program pemberdayaan. Hal ini tentu karena lahirnya BMT Beringharjo adalah dari Dompet Dhuafa. Mencuatnya nama dua lembaga ini pada penghargaan SDGs Action Awards makin memperkuat fakta bahwa keduanya dipercaya oleh masyarakat mampu melahirkan program-program pemberdayaan terbaik.

“Pertemuan kami kali ini untuk membahas bagaimana memperkuat hubungan antar kedua lembaga ini. Sehingga nanti akan lahir program-program untuk mensejahterakan para pedagang kecil,” ujar Ahmad.

Selain itu, pembahasan juga berlanjut mengenai kolaborasi program-program kebermanfaatan dari keuntungan yang diperoleh BMT ini. Khususnya tentang bagaimana keuntungan yang ada bisa dimanfaatkan untuk masyarakat di kawasan Yogyakarta.

Baca juga: Semangat Berantas Renternir

Pendekatan program bisa beraneka ragam, bisa dengan konsep baitul maal ataupun baitul tamwil. Atau bisa juga dengan skema membantu usaha-usaha kecil seperti angkringan atau warung-warung kecil. Dari segi pembiayaan, bisa mungkin dari dana qardhul hasan atau pembiayaan dari filantropi Islam yaitu zakat, infak, dan sedekah.

“Kita akan berkolaborasi dengan BMT Beringharjo memanfaatkan kompetensi yang dimiliki dalam melakukan pendampingan khususnya pada pemberdayaan kepada masyarakat UMKM,” sambung Ahmad.

emenang SDGs Award
Mursida Rambe menjelaskan gagasan-gagasan pemberdayaan yang diterapkan oleh BMT Beringharjo terhadap para pelaku UMKM di Yogyakarta.

Nantinya, kolaborasi ini akan menyasar para pelaku UMKM untuk bisa mendapatkan pembiayaan. Dengan begitu, mereka bisa mengembangkan usaha kecilnya. Menurut Ahmad, Dompet Dhuafa dan BMT Beringharjo perlu melakukan peningkatan kerja sama yang sudah terjalin dengan skema baru yang lebih detail. Tujuannya tentu untuk menghadirkan manfaat yang lebih besar dan lebih banyak.

Namun untuk langkah konkretnya, keduanya akan membahasnya lebih lanjut. Sehingga konsep akan makin matang dan siap untuk dilakukan oleh para pedagang kecil sebagai penerima manfaatnya. (Dompet Dhuafa)

Teks dan Foto: Riza Muthohar
Penyunting: Dhika Prabowo