Endoskeletal Prosthesis Bagi Penyandang Disabilitas Dhuafa Persembahan Keluarga Alm. Hadi Waluyo

SERPONG, TANGERANG — Pertama kali mendapatkan bantuan dan mencoba kaki palsu jenis Endoskeletal Prosthesis, mereka, teman disabilitas, tidak hanya harus membangkitkan kepercayaan dirinya lagi, tapi juga asa memori yang hilang dari cara melangkahkan kaki.

Situasi itu menggambarkan 3 (tiga) kata terbaca: bertahan, bangkit, dan bergerak. Ya, mereka melatih pola berjalan lagi dengan tumpu besi di sebuah pusat rehabilitasi. Apapun sebab penyakit, bawaan lahir, atau kecelakaan. Bukan cuma anggota tubuh yang hilang, tapi dampak sebagian pendapatan juga ikut berkurang.

Penyandang disabilitas berlatih berjalan menggunakan kaki palsu jenis Endoskeletal Prosthesis di pusat terapi rehabilitasi

“Endoskeletal Prosthesis itu jenis kaki palsu bertulang, pilihan komponennya variatif, foot single-nya axis, jadi bisa bergerak fleksibel dan menyesuaikan kontur jalan,” sebut Bagas Bayu Sakti S. Tr. Op. selaku Koordinator Rehabilitasi Ortotis Prostetis, pada tim Dompet Dhuafa.

Melalui Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC), Dompet Dhuafa menyalurkan donasi berupa kaki palsu Endoskeletal Prosthesis kepada 5 (lima) orang Penerima Manfaat di sebuah pusat pelayanan kesehatan PT. Pratama Sentra Rehabilitasi, Serpong, Tangerang, pada Kamis (29/12/2022).

Tim LKC Dompet Dhuafa dan Tim Terapi Rehabilitasi saat fitting socket kaki palsu jenis Endoskeletal Prosthesis di pusat terapi rehabilitasi

Dengan ragam cerita, para Penerima Manfaat yang hadir antara lain 3 laki-laki dewasa, 1 (satu) wanita, dan 1 anak laki-laki. Ditemani sang Ayah, Bayu (12) bercerita, tidak tahu nama penyakit yang dialaminya sejak lahir itu.

“Sekarang cuma mau kuat dan bisa, Kak,” aku Bayu pada tim Dompet Dhuafa.

“Saya tahu itu sepekan setelah dia (Bayu) lahir. Tentu kaget awalnya, harus bagaimana? Tapi kita terima dan jalani anugerah ini. Alhamdulillah, dapat bantuan kaki palsu ini, kalau beli harganya lumayan. Saya cuma Buruh di pabrik sepatu yang sempat kena PHK dan sekarang nyambi Ojek Online,” sahut Ayah Bayu.

Baca Juga: https://www.dompetdhuafa.org/humanesia-2022-kebersamaan-ini-tentang-kita/

Bayu berlatih berjalan menggunakan kaki palsu jenis Endoskeletal Prosthesis di pusat terapi rehabilitasi, didampingi Sang Ayah, tim Terapi Rehabilitasi dan Dompet Dhuafa.

Begitupun dengan Jamaludin Purba (45), kehilangan sebagian pendapatan ia rasakan setelah keputusan amputasi bagian kaki kanannya. Namun, semburat senyum tak mampu ia bendung ketika mencoba kembali berdiri dan melatih kembali memori langkahnya.

“Senang banget bisa punya kaki palsu. Karena sejak sakit, kerja dirasa kurang maksimal, jadinya tempat kerja saya juga mengurangi gaji saya,” ungkap Jamaludin.

Jamaludin Purba saat berlatih berjalan menggunakan kaki palsu jenis Endoskeletal Prosthesis di pusat terapi rehabilitasi, dan melakukan simbolis serah terima donasi kaki palsu bersama Dompet Dhuafa.

Bantuan tersebut, merupakan amanah donasi zakat persembahan keluarga Alm. Hadi Waluyo untuk dhuafa berkebutuhan khusus. Selain bantuan kaki palsu, sebelumnya Dompet Dhuafa dan keluarga alm. Hadi Waluyo juga menyalurkan bantuan ABD (Alat Bantu Dengar) Audiotone kepada anak-anak penyandang tuli. Di samping itu, ada juga 20 Penerima Manfaat lainnya yang akan mendapatkan bantuan program jaminan kesehatan.

Baca Juga: https://www.dompetdhuafa.org/keluarga-alm-hadi-waluyo-persembahkan-abd-bagi-para-disabilitas-dhuafa/

Dompet Dhuafa melakukan simbolis serah terima donasi kaki palsu kepada Penerima Manfaat di pusat terapi rehabilitasi.

“Sebelum kaki palsu dibagikan, telah dilakukan pengukuran agar kaki palsu sesuai dengan penggunanya. Saat ini kita fitting socket, pemasangan, juga statick alignment (latihan berdiri), karena yang pertama kali pakai (kaki palsu) umumnya belum terbiasa. Jadi rekomendasinya, melakukan terapi 2 (dua) kali dalam seminggu agar memiliki pola latihan yang bagus. Sebab, berjalan secara memori, juga harus terbangun lagi,” pungkas Bagas Bayu Sakti. (Dompet Dhuafa / Dhika Prabowo)