SURIAH — Usai melakukan evakuasi terhadap 41 Warga Negara Indonesia (WNI) di Lebanon melalui Suriah pada awal Oktober 2024, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus kemudian melakukan evakuasi terhadap 67 WNI di Suriah untuk pulang menuju Tanah Air. Evakuasi ini dilatarbelakangi atas ketidakstabilan politik di Suriah akibat rezim pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah berhasil digulingkan oleh kelompok oposisi pada awal Desember 2024.
Penggulingan ini didorong oleh ketidakpuasan masyarakat Suriah terhadap pemerintahan Assad. Dampak dari peristiwa ini, masyarakat internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyerukan perdamaian dan rekonsiliasi demi melindungi masyarakat sipil yang terdampak.
KBRI Damaskus segera mengeluarkan surat edaran pada 6 Desember 2024, mengimbau WNI di Suriah untuk meninggalkan negara tersebut selama sarana transportasi masih memungkinkan. Kedutaan juga menyediakan nomor hotline untuk bantuan darurat. Surat edaran tersebut berbunyi:
“Sehubungan dengan perkembangan situasi keamanan di Suriah yang terus memburuk akibat serangan oposisi bersenjata, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Damaskus menghimbau kepada seluruh Warga Negara Indonesia di Suriah untuk segera meninggalkan wilayah Suriah ketika situasi masih memungkinkan dan sarana transportasi keluar wilayah Suriah masih tersedia. Apabila memerlukan bantuan mendesak dapat menghubungi Nomor Hotline Kedutaan Besar Republik Indonesia di Damaskus: (+963) 954 444 810/(+963) 983 493 426/(+963) 983 480 264”.
Baca juga: Respons Bencana di Suriah, Dompet Dhuafa Audiensi dengan KBRI Damaskus-Suriah dan Kemlu RI
Evakuasi WNI dari Suriah ke Tanah Air
Pada 10 Desember 2024, KBRI Damaskus melaksanakan evakuasi gelombang pertama bagi 37 WNI. Rombongan berangkat menggunakan bus menuju Beirut sebelum melanjutkan penerbangan ke Jakarta pada 11 Desember 2024, dan tiba di Indonesia sehari kemudian.
Saat melepas rombongan, Duta Besar RI, Dr. Wajid Fauzi memandu para peserta evakuasi untuk berdoa agar perjalanan mereka lancar dan tiba ke tanah air dengan selamat.
“Bapak/Ibu semua. Selamat jalan. Semoga perjalanan lancar sampai di Tanah Air. Salam buat keluarga,” ucapnya di dalam bus, sesaat sebelum bus melaju menuju Beirut, Selasa (10/12/2024).
Evakuasi gelombang kedua dilakukan pada 13 Desember 2024, dengan 30 WNI dan satu pendamping diberangkatkan melalui rute serupa. Mereka menginap di KBRI Beirut sebelum terbang ke Tanah Air pada 14 Desember 2024 dan tiba di Jakarta keesokan harinya. Dalam setiap pelepasan, Dubes Wajid Fauzi menyampaikan doa dan motivasi kepada para peserta evakuasi, mendoakan perjalanan yang lancar dan keselamatan bagi semua. Wajid mengajak setiap rombongan untuk dapat mengambil hikmah dari perjalanan hidup di Suriah.
“Saya berharap pengalaman Bapak/Ibu di Suriah menjadi pengalaman hidup yang berharga. Setuju?” ucapnya di dalam bus, sesaat sebelum bus melaju menuju Beirut, Jumat (13/12/2024).
“Setuju,” sahut para WNI dengan kompak.
Baca juga: Enam Tahun Dompet Dhuafa Berkiprah untuk Suriah
Persahabatan Indonesia dan Suriah
Dalam sebuah diskusi daring pada 11 Desember 2024 bersama warga negara di Tanah Air, Dubes Wajid Fauzi menekankan pentingnya hubungan sejarah antara Indonesia dan Suriah. Ia mengingatkan bahwa Suriah telah menjadi pendukung kuat kemerdekaan Indonesia pada 1947. Suriah, kata dia, melalui wakilnya di PBB memajukan isu Indonesia, atau Indonesian Matters, untuk diajukan di Sidang Dewan Keamanan PBB, dan Suriah mendukung kemerdekaan Indonesia. Sejarah tersebut, menurut Dubes, merupakan nilai yang sangat berharga dalam hubungan bilateral kedua negara.
Meski adanya pergantian kekuasaan di Suriah, seperti yang saat ini terjadi, Wajid berharap persahabatan kedua negara tetap terjaga dan bahkan terus berkembang.
Mengenai kondisi saat ini, Dubes menyampaikan bahwa kehidupan di Kota Damaskus telah berangsur normal, dengan aktivitas warga, transportasi, dan perdagangan kembali berjalan lancar. Ia juga memastikan bahwa hingga kini, WNI di Suriah berada dalam kondisi aman tanpa dampak signifikan dari perubahan politik terbaru.
“Saya berkeliling kota, melihat jalanan di Kota Damaskus. Saya bisa katakan bahwa 98 persen kehidupan masyarakat sudah normal. Toko-toko sudah buka, transportasi umum sudah mulai berjalan dan masyarakat sudah keluar bebas, tidak ada hambatan apa-apa,” demikian kata Dubes RI untuk Suriah tersebut, seperti dikutip dari republika.co.id.
Baca juga: Dompet Dhuafa Gulirkan Amanah di Perbatasan Suriah
Belum lama ini, Dompet Dhuafa membawa amanah dari masyarakat Indonesia untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi korban gempa bumi berkekuatan 7,8 SR yang melanda Suriah pada bulan Februari 2023. Gempa tersebut menyebabkan kerusakan parah dan penderitaan bagi masyarakat setempat.
Melalui pemerintah Indonesia, Dompet Dhuafa mengirimkan bantuan kemanusiaan tahap pertama dari masyarakat Indonesia untuk masyarakat Suriah. Selain itu, bekerja sama langsung dengan KBRI Suriah dan Lembaga kemanusiaan local di Suriah, tim kemanusiaan Dompet Dhuafa menyalurkan ribuan paket makanan kepada para penyintas gempa. Bantuan berupa makanan dalam kaleng dan bahan makanan pokok tersebut menunjukkan solidaritas kuat masyarakat Indonesia terhadap penderitaan korban bencana di Suriah. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: KBRI Suriah, Riza Muthohar
Penyunting: Dhika