Kisah WNI dari Sudan Usai Tiba di Tanah Air: 7 Hari Diam Diri Hingga Datang Evakuasi

layanan-dompet-dhuafa-untuk-wni-dari-sudan

JAKARTA — Dompet Dhuafa melalui Respon Darurat Kesehatan (RDK) menggulirkan pelayanan kesehatan untuk para Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sudan yang dievakuasi akibat konflik kemanusiaan yang terjadi. Sebanyak 929 WNI telah kembali ke rumah mereka masing-masing setelah melalui proses skrining di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.

Tim RDK Dompet Dhuafa memberikan layanan kesehatan hingga hari terakhir para penyintas berada di Asrama Haji Pondok Gede, yakni Rabu (3/5/2023). Bahkan, layanan ini hadir hingga penyintas terakhir yang diransitkan di Asrama Haji Pondok Gede. Dua penyintas terakhir yang tersebut adalah Rizki Fajar asal Jakarta dan Muad Rosyid asal Solo, Jawa Tengah. Mereka adalah mahasiswa semester 3 di Sudan.

Kepada Dompet Dhuafa, Rizki menceritakan bahwa dirinya datang sebagai mahasiswa di Sudan sejak tahun 2019. Namun karena terkedala pandemi, akhirnya perkuliahan terhenti dan baru dimulai pada tahun lalu.

layanan-dompet-dhuafa-untuk-wni-dari-sudan
Muad Rosyid sedang diperiksa oleh tim RDK Dompet Dhuafa.

Baca juga: Dompet Dhuafa Sediakan Beragam Layanan Bagi WNI dari Sudan Hingga Titik Terakhir

“Waktu itu ada banyak pilihan perguruan tinggi Islam di negara-negara Arab, namun setelah menelusuri berbagai kampus, saya pilih di Sudan. Tapi setelah itu pandemi Covid-19, jadi terhenti dan sekarang baru semester 3,” terang Rizki.

Ia kemudian menceritakan proses pemulangan dirinya hingga sampai di Tanah Air. Di hari pertama saat mulai terjadi kegadugan pada 14 April 2023, ia dan teman-temannya mengira bahwa hanya akan terjadi bentrokan warga sipil yang sedang unjuk rasa. Sesaat setelahnya, beredar di berita bahwa kegaduhan tersebut adalah konflik perang saudara.

Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartoum kemudian mengimbau para WNI untuk tetap berada di rumah masing-masing hingga proses evakuasi resmi datang. Hingga akhirnya di hari ketujuh, Kemenlu RI memulai proses evakuasi menuju Tanah Air.

“Kami dievakuasi di hari ketujuh. Karena memang konfliknya tiba-tiba saja, tidak ada yang mempersiapkan sebelumnya. Selama 7 hari itu kami diam diri di rumah masing-masing. Karena di KBRI pun justru lebih dekat dengan lokasi konflik. Jadi di rumah masing-masing lebih aman,” kata Rizki.

layanan-dompet-dhuafa-untuk-wni-dari-sudan
M. Faisal sedang melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap Muad Rosyid.

Baca juga: Konflik Sudan: Ratusan WNI Tiba di Indonesia, Dompet Dhuafa Bantu Percepatan Layanan Kesehatan

Rizki dan Muad menceritakan bahwa mereka ikut evakuasi kloter kedua bersama 73 WNI lain.

“Di hari ketujuh (hari mulai proses evakuasi para WNI), kami diarahkan untuk kumpul di suatu masjid,” lanjutnya.

Proses evakuasi terbagi dalam beberapa rute. Pertama, yaitu dari tempat tinggal masing-masing di Khartoum ke Port Sudan. Selanjutnya, dari Port Sudan menuju Jeddah, Arab Saudi menggunakan kapal. Setelahnya baru dijemput menggunakan pesawat dari Jeddah ke Jakarta, Indonesia.

Untuk memudahkan proses evakuasi, KBRI mengimbau untuk hanya menyiapkan satu tas per orang. Selain banyaknya warga yang harus dievakuasi, proses evakuasi akan melalui beberapa rute yang panjang. Satu ransel itu juga diimbau untuk hanya diisi dengan dokumen-dokumen penting, barang-barang penting, dan beberapa setelan pakaian. (Dompet Dhuafa/Muthohar)