Pelatihan Pemulasaraan Jenazah: Tinjau Ulang Antara Tradisi dan Syariat

Pelatihan Pemulasaran Jenazah di Masjid Jami Al-Muhajirin Pesona, Desa Cilebut Barat, Sukaraja, Bogor, Jawa Barat. Pelatihan pada Minggu (12/01/2025).

BOGOR, JAWA BARAT — Sebagai respons atas minimnya jumlah amil jenazah di era modern saat ini, Dompet Dhuafa kembali hadir mengadakan Pelatihan Pemulasaraan Jenazah di Masjid Jami Al-Muhajirin Pesona, Desa Cilebut Barat, Sukaraja, Bogor, Jawa Barat. Pelatihan pada Minggu (12/01/2025) pagi itu tak hanya terdiri dari sesi materi saja, melainkan simulasi yang mengangkat tema “Antara Syariat dan Tradisi”.

Kepala Bidang Layanan BARZAH (Badan Pemulasaraan Jenazah) Dompet Dhuafa, Ustaz Madroi mengaku mengusung tema tersebut lantaran masyarakat Indonesia terdiri dari banyak tradisi dan budaya. Sehingga dalam urusan pemulasaraan jenazah ini, seringkali masyarakat mencampuradukkan tradisi dan syariat agama. Ia menyebutkan, dalam syariat hanya wajib melakukan empat langkah: memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburkan jenazah.

“Terkhusus di Indonesia, praktik-praktik (pemulasaraan jenazah) yang dilakukan masih banyak masuk ke golongan tradisi. Itu (tradisi) jangan disalahkan atau dihilangkan selama memiliki kandungan kebaikan, tidak merusak akidah dan ibadah. Namun, memang kita juga harus meninjau pemulasaraan tersebut secara syariat,” jelas Ustaz Madroi dengan karakter humornya, pada Minggu (12/01/2025).

Kepala Bidang Layanan BARZAH (Badan Pemulasaran Jenazah) Dompet Dhuafa, Ustadz Madroi memaparkan Pelatihan Pemulasaran Jenazah di Masjid Jami Al-Muhajirin Pesona, Desa Cilebut Barat, Sukaraja, Bogor, Jawa Barat. Pelatihan pada Minggu (12/01/2025).
Kepala Bidang Layanan BARZAH (Badan Pemulasaraan Jenazah) Dompet Dhuafa, Ustaz Madroi memaparkan Pelatihan Pemulasaraan Jenazah di Masjid Jami Al-Muhajirin Pesona, Desa Cilebut Barat, Sukaraja, Bogor, Jawa Barat. Pelatihan pada Minggu (12/01/2025).
Ustadz Madroi melakukan simulasi pemulasaran jenazah di Masjid Jami Al-Muhajirin Pesona, Sukaraja, Bogor, Jawa Barat pada Minggu (12/01/2025).
Ustaz Madroi melakukan simulasi pemulasaraan jenazah di Masjid Jami Al-Muhajirin Pesona, Sukaraja, Bogor, Jawa Barat pada Minggu (12/01/2025).

Baca juga: Kisah Petugas Barzah Bertemu Jenazah Tak Diakui Keluarga: Serakah Semasa Hidup

Pelatihan ini pun disambut baik oleh jajaran Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Jami Al-Muhajirin. Ketua DKM, Sobirin menyampaikan keresahannya terkait kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memahami soal pemulasaraan jenazah di Cilebut Barat. Ia berharap pelatihan ini dapat menjadi awal dari kemandirian para jamaahnya.

“Di sini ada 14 RT. Seringkali kasusnya, ketika ada orang meninggal dunia, kita kekurangan SDM (amil jenazah). Saya berharap setelah pelatihan ini, setiap RT memiliki tim sendiri untuk pemulasaraan jenazah. Saya sangat berterima kasih kepada Tim Dompet Dhuafa atas terselenggarakannya pelatihan ini. Insyaallah kedepannya terjalin kolaborasi lagi dengan Masjid Jami Al-Muhajirin,” ucap Sobirin.

Para peserta turut berlatih memotong kain kafan untuk jenazah.
Para peserta turut berlatih memotong kain kafan untuk jenazah.
Setelah simulasi memandikan jenazah, Ustadz Madroi mempraktikkan cara memindahkan jenazah ke tempat pemakaian kain kafan.
Setelah simulasi memandikan jenazah, Ustaz Madroi mempraktikkan cara memindahkan jenazah ke tempat pemakaian kain kafan.

Sebanyak 66 peserta menghadiri pelatihan tersebut. Mulai dari generasi tua sampai muda turut antusias menyimak materi dan simulasi oleh Ustaz Madroi. Cara penyampaian yang menyenangkan membuat Tia (46), salah satu peserta pelatihan melepas stigma negatif pemulasaraan jenazah yang identik dengan hal menakutkan. Ia mengaku ingin belajar agar dapat mempraktekkannya sesuai syariat, jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia.

“Saya pernah melihat sepintas simulasi pemulasaraan jenazah, namun ini berbeda. MasyaAllah, keren sekali. Penyampaiannya santai, tapi tetap sistematis dan mudah dipahami. Kita jadi tidak tegang dan takut melihat tata caranya. Kalau perlu bisa adakan kembali. Terima kasih Dompet Dhuafa sudah menginisiasi pelatihan ini,” tuturnya.

Para peserta menyimak dengan riang materi dan simulasi yang disampaikan oleh Kepala Bidang Layanan BARZAH Dompet Dhuafa, Ustadz Madroi.
Para peserta menyimak dengan riang materi dan simulasi yang disampaikan oleh Kepala Bidang Layanan BARZAH Dompet Dhuafa, Ustaz Madroi.
Para peserta menyimak materi dan simulasi yang disampaikan oleh Ustadz Madroi dengan antusiasme tinggi.
Para peserta menyimak materi dan simulasi yang disampaikan oleh Ustaz Madroi dengan antusiasme tinggi.

Baca juga: 12 Pemudik Tewas dalam Kecelakaan Tol Cikampek Km 58, Ambulans Barzah Bergerak Siaga Bantuan

Selain Tia, hal unik terjadi pada Bintang (19) yang ditunjuk secara spontan sebagai jenazah dalam simulasi pada pagi hari itu. Menurutnya, pengalaman tersebut sekaligus menjadi pengingat diri sendiri tentang kematian yang akan menimpa setiap insan di muka bumi ini.

“Saya baru pertama kali mengikuti pelatihan pemulasaraan jenazah. Saya merasa, saya bertanggung jawab untuk belajar tata caranya sesuai syariat. Pelatihannya ngga buat saya mengantuk, sebab penyampaian Ustaz Madroi sangat unik, diselingi dengan candaan namun mudah dimengerti. Ngga buat saya mengantuk,” tutur Bintang.

Salah satu peserta muda, Bintang (19) menjadi sukarelawan dalam praktik pemulasaran jenazah di Masjid Jami Al-Muhajirin.
Salah satu peserta muda, Bintang (19) menjadi sukarelawan dalam praktik pemulasaraan jenazah di Masjid Jami Al-Muhajirin.

Di akhir, Ustaz Madroi menyampaikan pesan mendalam bagi para peserta pelatihan. Menurutnya, amil jenazah merupakan orang-orang terpilih dan mulia. Walaupun amil jenazah tak tercatat oleh negara, namun kehadirannya sangat bermakna bagi keluarga yang sedang berduka, pungkas Ustaz Roi. (Dompet Dhuafa)

Teks dan foto: Hany Fatihah Ahmad
Penyunting: Dhika