V13W Jadi Arah Pandang Keluarga Besar Dompet Dhuafa

V13W Dompet Dhuafa

BOGOR, JAWA BARAT — Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Ahmad Juwaini memaparkan arah pandang Dompet Dhuafa sebagai lembaga pemberdaya masyarakat. Arah pandang ini dirangkum dalam sebuah abreviasi (singkatan) V13W, atau bisa dibaca dengan VIEW. V13W inilah yang menjadi cerminan pada setiap perilaku dan program-program yang dikerjakan oleh semua insan di keluarga besar Dompet Dhuafa.

Dibalut dalam acara bertajuk “Temu Keluarga Besar Dompet Dhuafa”, pada Rabu (6/3/2024) di Zona Madina, Bogor, acara ini menjadi sebuah ajang penguatan kembali nilai-nilai Dompet Dhuafa terhadap para insannya. Selain itu, ini juga menjadi kesempatan bagi para insan Dompet Dhuafa untuk mempererat tali silaturahmi antarsesama, yang kemudian disebut dengan satu keluarga yang berpandang pada satu tujuan, yaitu pemberdayaan.

Ahmad Juwaini membedah arti V13W, yaitu 1 (satu) vision (tujuan) dan 3 (tiga) ways (jalan). Satu visi yang dimaksud adalah pemberdayaan, yang kemudian dilakukan melalui tiga jalan, yaitu pengelolaan zakat, pengelolaan wakaf, dan usaha sosial. Sejak awal berdiri, Dompet Dhuafa terus konsisten dengan satu visi ini.

Baca juga: Penyegaran Struktur Dewan Direksi Dompet Dhuafa untuk Mewujudkan Masyarakat yang Adil dan Makmur

V13W Dompet Dhuafa
Temu Keluarga Besar Dompet Dhuafa di Aula Zona Madina, Parung, Bogor, pada Rabu (6/3/2024).
V13W Dompet Dhuafa
Doa bersama atas keberkahan serta rido dari Allah Swt terhadap Dompet Dhuafa beserta insan dan mitra-mitra keluarga besar.

Sedangkan tiga jalan yang dimaksud untuk menegaskan kembali bahwa Dompet Dhuafa adalah lembaga zakat yang barang tentu tugasnya adalah mengelola dana zakat dari umat muslim. Menurut Ahmad, intisari dari mengelola zakat adalah menyalurkan dan mendayagunakan.

Kemudian jalan yang kedua, yaitu mengelola wakaf, maka intisari bisnisnya adalah mengembangkan aset dan menyalurkan manfaatnya. Sebagaimana dengan konsep utama wakaf, yaitu menahan yang pokok dan menyebarkan hasil pengelolaannya. Jalan yang kedua ini kemudian dipadankan dengan yang ketiga, yaitu dalam bentuk pengelolaan berupa usaha sosial. Pada “way” ini, Dompet Dhuafa berupaya untuk mendapatkan laba dan menjaga keberlangsungan manfaatnya.

“Nah, tiga jalan ini yang kita sebut dengan filantropreneurship. Yaitu kegiatan filantropi yang dilengkapi dengan entrepreneurship. Jadi filantropreneur itu adalah tafsir dari tiga jalan utama dalam kita menjalankan pemberdayaan masyarakat,” tuturnya menegaskan.

Baca juga: Leader’s Insight: Ahmad Juwaini Semangati Insan Dompet Dhuafa Luaskan Manfaat di Bulan Ramadan

V13W Dompet Dhuafa
Dari kiri: Prima Hadi Putra, Asep Hendriyana, Bambang Suherman, Ahmad Shonhaji, Herdiansah, Ismail Agus Said, Ahmad Juwaini, Parni Hadi, Izzuddin Abdi Manaf, Iwan Ridwan, Yuniarko, Tri Estriani, dan Anna Rahmawati.

Pertemuan jelang bulan Ramadan 1445 H ini dihadiri oleh seluruh insan Dompet Dhuafa beserta mitra-mitra organnya. Hadir membersamai pula petinggi-petinggi senior Dompet Dhuafa, di antaranya Parni Hadi sebagai Inisiator sekaligus Ketua Dewan Pembina, Yayat Supriyatna selaku Dewan Pengawas Yayasan Dompet Dhuafa, Izzuddin Abdi Manaf selaku Dewan Pengawas Syariah, Ismail Agus Said selaku Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sehat Terpadu, Ahmad Shonhaji selaku Ketua Pengurus Yayasan Sumberdaya Masyarakat Indonesia, Anna Rahmawati selaku Ketua Pengurus Yayasan Wirausaha Indonesia Berdaya, dan Asep Hendriyana selaku Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Umar Usman.

Selanjutnya, Ahmad kemudian memaparkan tujuh orientasi utama bagi setiap insan Dompet Dhuafa.

Pertama, setiap insan Dompet Dhuafa dituntut untuk mampu membangkitkan ruh etos perjuangan pada diri masing-masing. Dompet Dhuafa menginginkan para insannya untuk betul-betul sepenuh hati dalam bekerja yang dipenuhi dengan semangat juang untuk memberdayakan. Tentu ini tak lepas juga untuk diniatkan sebagai bentuk ibadah kepada Allah Swt.

Baca juga: Parni Hadi Ajak Para Influencer Ciptakan Gagasan-Gagasan Pemberdayaan

Kedua, penguatan spirit filantropreneur. Spirit inilah yang membuat para insan Dompet Dhuafa bertumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, Dompet Dhuafa terus menggerakkan kegiatan-kegiatan yang beraspek pada pengembangan diri di bidang entrepreneurship. Menurut Ahmad, mengenai pemberdayaan, maka filantropi dan entrepreneurship adalah dua sisi yang tak bisa dipisahkan. Keduanya seperti dua sisi pada mata uang yang selalu beriringan.

V13W Dompet Dhuafa
Jajaran pembina Dompet Dhuafa, berikut pengurus hingga insan-insan Dompet Dhuafa pada acara temu keluarga besar Dompet Dhuafa di Aula Zona Madina, Parung, Bogor, pada Rabu (6/3/2024).

Ketiga, peningkatan efektivitas dan efisiensi lembaga. Bagaimanapun juga, dari waktu ke waktu, Dompet Dhuafa terus berupaya membuat setiap kegiatannya bisa melihat seberapa besar capaian-capaian dan tujuannya. Hal ini dilakukan dengan membuat indikator pada setiap kegiatan yang dilakukan. Dompet Dhuafa tidak hanya sekedar melakukan pekerjaan, tapi juga betul-betul mengamati sisi-sisi pencapaiannya.

Keempat, peningkatan service level terhadap seluruh aktivitas. Hal ini untuk memastikan bahwa lembaga senantiasa terus berupaya memberikan pelayanan yang terbaik sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat. Dengan memberikan pelayanan yang baik, Dompet Dhuafa akan makin memiliki reputasi dan kepercayaan yang baik. Lembaga pun akan senantiasa melakukan identifikasi, pengambilan tindakan perbaikan, dan melakukan penyesuaian untuk memastikan baiknya pelayanan.

Kelima, peningkatan perilaku berbasis GRC (Governance, Risk Management, and Compliance). Selain berpedoman pada nilai-nilai Dompet Dhuafa, setiap insan Dompet Dhuafa juga harus mampu mengaitkan apa apa yang dilakukan secara teliti sesuai dengan regulasi. Kemudian mengukurnya dengan konsep GRC agar yang dilakukan benar-benar baik sesuai dengan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan kepatuhan terhadap regulasi yang ada.

Baca juga: Manajemen Kepemimpinan Demokratis dan Kunci Tata Kelola untuk Masa Depan Bersama Prof Yudi Latif

V13W Dompet Dhuafa
Parni Hadi turut memberikan arahan dan pesan kepada seluruh amil di keluarga besar Dompet Dhuafa.

Keenam, peningkatan digitalisasi. Dompet Dhuafa telah melakukan digitalisasi sejak tahun 2005. Proses digitalisasi ini pun terus berlangsung mengikuti perkembangan zaman. Program-program utama Dompet Dhuafa seperti Tebar Zakat Fitrah, Tebar Hewan Kurban, hingga layanan-layanan pembayaran donasi hingga penyalurannya pun sudah dilakukan secara digital. Begitupun juga pada aspek-aspek dokumentasi dan pengarsipan.

Digitalisasi ini diperkuat dengan hadirnya DD Apps—aplikasi mobile Dompet Dhuafa. Namun, Ahmad menyeru kepada para insan Dompet Dhuafa untuk terus melek dengan segala bentuk perkembangan digital yang berjalan begitu sangat cepat. Dengan begitu, Dompet Dhuafa akan terus mampu beradaptasi, sehingga terus dapat menebar banyak manfaat.

Ketujuh, peningkatan integritas insan Dompet Dhuafa. Hal ini sangat penting dan bahkan menjadi nilai pertama di Dompet Dhuafa. Integritas harus dijaga oleh setiap insan Dompet Dhuafa serta pihak-pihak yang bersangkutan dengannya. Terutama menghindari godaan 3A, yaitu harta, tahta dan wanita/pria. Setiap harta atau dana yang ada di Dompet Dhuafa merupakan amanah. Maka setiap rupiahnya akan dipertanggungjawabkan. Begitupun jabatan yang diemban adalah sebuah amanah. Ahmad menegaskan bahwa menyelewengkannya akan merusak dan mencederai banyak pihak. (Dompet Dhuafa)

Teks dan Foto: Riza Muthohar
Penyunting: Dhika Prabowo