JAKARTA – Di hari kedua gelaran Indonesia Giving Fest (IGF) Zakat Expo 2022 pada Sabtu (24/12/2022), Dompet Dhuafa menghadirkan Annual Report Dompet Dhuafa 2022 serta Plenary Talkshow dari para local heroes Dompet Dhuafa. Pada segmen Plenary Talkshow, Dompet Dhuafa menghadirkan lima local heroes yang berasal dari 5 pilarnya, yakni pilar pendidikan, sosial, ekonomi, dakwah dan budaya. Para local heroes ini membagikan pengalamannya sekaligus kisah inspiratif mereka dalam memberdayakan umat.
Sesi talkshow menghadirkan Ade Rukmana, penerima manfaat Desa Tani, Riyati, Guru Pelosok Negeri Kepulauan Meranti Riau, Nurul Hidayah, Bidan Untuk Negeri, Darwina selaku Womanpreneur, Ahmad Muhajirilah, Dai Bina Santri Lapas serta Saefullah sebagai dai lulusan Bina Santri Lapas. Selain itu, talkshow ini juga dihadiri oleh tiga penanggap lintas profesi.
Local heroes dari pilar ekonomi mengusung tema Berdaya Di Tanah Sendiri dengan pembicara Ade Rukmana yang berasal dari Program Desa Tani. Ade menceritakan pengalamannya sekaligus memaparkan perkembangan Desa Tani Cibodas yang kini telah memiliki 10 hektare lahan pertanian. Hingga kini, kata Ade, Desa Tani terus berinovasi agar makin banyak petani muda yang mampu meneruskan kiprahnya dalam pertanian di Indonesia.
Baca juga: Hari Kedua IGF Zakat Expo 2022, Sederet Program Dompet Dhuafa Pamerkan Produk Unggulan
“Tingkat produksi yang kita dapatkan saat ini 40-60 persen. Kita perlahan bisa edukasi supaya para generasi muda lebih sayang terhadap alam, terhadap pertanian juga. Karena, ya faktanya no farm no food, itu yang Mang Ade harapkan untuk generasi yang akan tumbuh untuk meneruskan perjuangan-perjuangan di pertanian,” ucap Ade.
Pada kesempatan ini, program Desa Tani Dompet Dhuafa juga meraih penganugerahan Zakat Awards 2022 untuk kategori Program Ekonomi Terbaik Nasional.
Sementara itu, di bidang Pendidikan Dompet Dhuafa menghadirkan Riyati, seorang guru transmigran asal Pulau Jawa yang mengubah hidup dusun terpelosok yang mayoritas warganya buta aksara. Ia menetap di Kepulauan Meranti, Riau dan membuka sekolah sore untuk anak-anak Dusun Bandaraya, Desa Lokal Jauh.
Baca juga: Efektif Nan Inovatif, Dompet Dhuafa Bongkar Kinerja Tahunan pada Hari Ke-Dua IGF 2022
Pada awalnya, Riyati memiliki keraguan apakah ia bisa turut andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan pendidikan di pedalaman. Namun dengan tekad yang kuat, Riyati berhasil mengantarkan salah satu anak didiknya bersekolah di Smart Ekselensia Indonesia.
“Melalui pendidikan, dengan agama, mereka bisa menjadi manusia yang sebenarnya manusia. Semoga dengan bantuan dari Dompet Dhuafa ini ada pendampingan dari Sekolah Literasi Indonesia (SLI) dan bantuan yang lainnya juga, sarana dan prasarana, terkhusus di pedalaman, di Meranti,” harap Riyati.
Tak kalah menantang dengan Riyati, perjuangan seorang Bidan bernama Nurul yang bertaruh nyawa di pedalaman Gowa, Sulawesi Selatan juga perlu diacungi jempol. Ia berasal dari program Bidan Untuk Negeri yang diinisiasi Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa. Dalam pengabdiannya, Nurul berjuang mengurangi angka kematian ibu dan bayi serta kasus stunting yang ada di Desa Rannaloe, Gowa, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Bantu Tangani Stunting, Dompet Dhuafa Kirim Bidan ke 4 Wilayah Pelosok Negeri
Menempuh jalanan berbatu di lokasi pegunungan yang rawan longsor tidak mematahkan semangat Nurul untuk menjadi seorang life saver. Meski terkadang menjadi beban tersendiri bagi Nurul, namun ia tetap memberikan inovasi dan pemanfaatan kesehatan yang lebih luas.
“Berangkat dari niat, selalu ingin bermanfaat untuk umat, jadi apa pun medannya, Nurul akan tempuh demi kesehatan masyarakat, apalagi di pelosok,” kata Nurul.
Sementara di bidang sosial, kisah inspiratif hadir dari seorang womanpreneur, Darwina. Wanita tangguh ini memiliki keinginan mulia, yakni mengubah nasib perempuan-perempuan di Indramayu untuk memiliki kehidupan yang layak dan berdaya. Diketahui, Kabupaten Indramayu adalah kota pengirim pekerja migran luar negeri paling banyak di Indonesia.
Baca juga: Darwina, Kartini Masa Kini Penggerak UMKM #JadiManfaat
Berkat pendampingan dari Darwina, kini sudah ada 1600 UMKM yang berkembang di wilayah tersebut, bahkan beberapa waktu terakhir salah satunya mengekspor produk ke Korea Selatan.
“Saya memiliki mimpi bagaimana kabupaten kami tidak lagi mengirim pekerja migran, khususnya perempuan, tapi justru mengirimkan produk unggulan yang ada di wilayah kami,” ungkap Darwina.
Di bidang Dakwah dan Budaya terdapat kisah dari seorang Dai Binaan Santri Lapas Dompet Dhuafa yang terus membuka gerbang tobat di balik jeruji besi. Penyampaian dakwah di lembaga kemasyarakatan, yang dalam hal ini adalah narapidana, menjadi PR tersendiri bagi Ahmad Muhajirilah apakah diterima atau tidak oleh para warga binaan.
Ahmad Muhajirilah dan Saefullah sebagai warga binaan Santri Lapas membagikan ceritanya dalam sesi talkshow tersebut.
“Alhamdulillah selama ini saya berhusnuzan, keberadaan Bina Santri Lapas itu sangat dibutuhkan saudara-saudara kita di lembaga kemasyarakatan. Saat ini, Bina Santri Lapas Dompet Dhuafa sedang melakukan kerja sama dengan Kemenkumham untuk bisa memberikan pembinaan di seluruh Lapas di Indonesia, dan salah satu program kami kemarin kami baru melaksanakan pendidikan kader dai, kami memiliki moto ‘Dari Napi Jadi Dai’,” kata Ahmad Muhajirilah.
Dari keenam cerita inspiratif dan juga kisah perjuangan mereka di pelosok negeri, ditanggapi oleh tiga penanggap lintas profesi, yaitu Hendra Khalid, Pakar Ekonomi Syariah sekaligus Akademisi UIN dan IIQ, Aliah Lestari Sayuti yang juga membagikan pengalamannya berkolaborAksi dengan Dompet Dhuafa dan Fazri Rizkiya, Eksekutif Produser MNC Trijaya Network.
“Jadi dari lima yang ditampilkan di hadapan kita hari ini, apa yang bisa kita lakukan untuk Indonesia maju, salah satunya adalah melalui zakat, zakat mempunyai efek yang luar biasa, mampu meningkatkan zakat yang besar, kalau zakatnya besar maka konsumsinya besar, kalau konsumsinya besar maka produksinya besar, kalau produksi sudah besar lapangan pekerjaan juga terbuka besar. Itu lah pada akhirnya kita bermimpi Indonesia menjadi negara yang besar yang maju melalui zakat. Semuanya harus bergerak bersama,” ucap Hendra Khalid.
Sesi talkshow ditutup dnegan penyerahan plakat kepada para narasumber dan penanggap yang diberikan langsung oleh Rahmat Riyadi selaku Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Prima Hadi Putra, Direktur Business Operation & Support, Dan Yayat Supriatna, Selaku Sekretaris Yayasan Dompet Dhuafa Republika. (Dompet Dhuafa/Anndini Dwi Putri)