Lestarikan Budaya Melalui V-Meran Amal ala Kharisma dan Difabel (Volunesia Bootcamp Bagian 3)

JAKARTA — Dalam giat Volunesia Bootcamp 2022, Kharisma dari Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) Lampung, mengangkat project social yang diberi nama V-Meran Amal (Volunteers Meran Amal). Bersama 3 (tiga) orang teman lainnya, V-Meran Amal merupakan project yang lahir dan terinspirasi dari Volunesia Bootcamp.

Bagi mereka, V-Meran Amal merupakan sebuah project unik. Sebab, semua masyarakat bisa berperan sebagai Volunteer dan bisa menjadi Meranners, ialah semua masyarakat yang ikut bergabung dan berdampak dalan V-Meran Amal. Setiap masyarakat umum yang ingin turut mendukung gerakan difabel dan terwujudnya lingkungan yang inklusi untuk para difabel ini, bisa mengikuti pamerannya ataupun penggalanagan dananya.

Kharisma dan tim mencetus program ini karena ingin mengimplementasikan materi-materi yang diajarkan selama Volunesia Bootcamp. Ia mengungkapkan, “Saya dan tim tertarik untuk menggandeng anak-anak atau sahabat difabel yang ada di sekitar Bandar Lampung untuk bersama-sama menjadi V-Meran Amal,” ungkap Kharisma, saat gelaran final Volunesia Bootcamp 2022 di Gedung Filantropi Dompet Dhuafa, Sabtu (17/9/2022) lalu.

“Ada berbagai macam anak difabel yang mengikuti projek V-Meran ini. Para difabel yang ada di V-Meran Amal ini adalah down syndrome, autism, tunanetra, tunarungu, dan tunagrahita,” tambahnya.

Kharisma juga menyebutkan, dibuatnya V-Meran Amal project ini, bertujuan untuk melestarikan budaya, meningkatkan potensi, kemampuan, dan kreativitas para difabel untuk bisa menari dan bermain musik, misalnya  marawis.

Tak hanya itu, program V-Meran Amal ini dibuat, karena DDV Lampung memiliki project yang mengangkat difabel yang ada di jalanan dan memiliki project ingin melestarikan budaya. “Ya, melihat Dompet Dhuafa juga memiliki tujuan yang sama yaitu melestarikan budaya, akhrinya kami mengangkat kesenian yang ada di Lampung dan sekitarnya,” jelasnya.

Baca Juga: https://www.dompetdhuafa.org/metode-hypnoparenting-di-sekolah-inspirasi-volunesia-bootcamp-bagian-2/

V-Meran Amal ini mampu membuktikan para difabel juga bisa turut serta melestarikan budaya. “Sekarang, para difabel sudah bisa berasakan manfaatnya. Mereka sudah banyak tampil di tv dan event-event lain yang mengundang mereka,” pungkas Kharisma.

Hasil dari penggalangan dana yang sudah terkumpul, sudah disalurkan kepada para penerima manfaat, antara lain kepada SADILA (Sahabat Difabel Lampung) dan PORTDADS (Persatuan Orang Tua Dengan Anak Down Syndrome).

Baca Juga: https://www.dompetdhuafa.org/pangkas-limbah-kertas-dan-lestarikan-budaya-adat-abdus-salam-gagas-rumah-gadang-volunesia-bootcamp-bagian-1/

Kharisma juga berharap, Volunesia Bootcamp akan terus berlanjut seperti tujuannya yang sustainable dan selanjutnya juga bisa lebih spekta dari Volunesia Bootcamp yang pertama. (Dompet Dhuafa / Irma DDV / Isam)