JAKARTA — Dengan perjalanan yang tak singkat, Dompet Dhuafa sebagai lembaga kemanusiaan berbasis zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) terus melakukan upaya transparansi kepada publik. Salah satunya melalui Public Expose 2024 yang melalui agenda tahunan Indonesia Humanitarian Summit (I-HitS) yang terlaksana pada Kamis (23/01/2024) di Usmar Ismail Hall, Kuningan, Jakarta Selatan.
I-HitS 2024 menjadi kesempatan bagi Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini, yang mewakili seluruh stakeholder untuk memaparkan kiprah dan keberdampakan Dompet Dhuafa dalam mengentas kemiskinan, khususnya di Indonesia sepanjang 2024 lalu.
Ahmad Juwaini menuturkan bahwa pada tahun 2024 Dompet Dhuafa berupaya membangun gagasan filantropreneur yang dimaksudkan untuk mengembangkan kemandirian setiap penerima manfaat. Tak hanya bantuan langsung, melalui program pemberdayaan Dompet Dhuafa berkomitmen menghidupkan masyarakat agar berdaya dan dapat menghidupi dirinya sendiri.
“Salah satu yang penting juga, kami mengembangkan pemahaman filantropreneur. Ini berangkat dari kesadaran lembaga yang makin banyak mengelola wakaf, maka butuh kemandirian. Ini juga termasuk cita-cita kami yang ingin menerapkan kemandirian pada masyarakat lewat program pemberdayaan, baik melalui wakaf dan zakat,” tutur Juwaini di depan para hadirin yang terdiri dari tokoh nasional, donatur dan mitra kolaborator.
Baca juga: I-HitS 2024 Bongkar Kiprah dan Dampak Filantropi di Indonesia: Penyaluran Hingga 115 Persen

Sepanjang 2024, Dompet Dhuafa telah menghimpun sebanyak Rp379.377.085.219 dan menyalurkan bantuan langsung dan tidak langsung total sebanyak Rp418.205.845.531. Dengan catatan kenaikan tingkat serapan sebanyak 15,42 persen, dari sebelumnya yang mencapai angka 99,58 persen pada tahun 2023. Kenaikan penyaluran tahun 2024 yang mencapai 115 persen ini dikarenakan adanya saldo program yang tersisa di awal tahun 2024.
Dompet Dhuafa berhasil menyalurkan sebanyak Rp418 miliar kepada 3,26 juta penerima manfaat dari seluruh penjuru Nusantara, bahkan sampai ke luar negeri. Tingkat serapan penyaluran tahun 2024 mencapai 115 Persen. Tentu angka penyaluran ini mengalami kenaikan, dari tahun 2023 yang mencapai angka 99,58 persen. Data ini menunjukkan bahwa Dompet Dhuafa merupakan salah satu lembaga zakat dengan kinerja yang sangat efektif menurut Allocation to Collection Ratio dari Zakat Core Principle.
Dari lima pilar Dompet Dhuafa, penerima manfaat terbanyak ada pada Program Sosial Kemanusiaan yang mencapai 2,7 juta jiwa. Kemudian disusul oleh Program Dakwah dan Budaya sebanyak 314.400 jiwa, Program Kesehatan sebanyak 186.166 jiwa, Program Pendidikan sebanyak 46.211 jiwa dan Program Ekonomi sebanyak 5.804 jiwa.
Juwaini melanjutkan, di 2024 Dompet Dhuafa berupaya meningkatkan fokus pada isu kebudayaan. Kolaborasi dengan kelompok-kelompok budayawan pun meningkat, seperti PARFI 56, Provokas! dan budayawan lain. Menurutnya, semangat pemberdayaan dapat tertanam dalam transformasi kebudayaan. Agar ke depannya dapat mengalir secara organik pada diri setiap insan.

Selain itu, perhatian Dompet Dhuafa juga meningkat pada isu krisis pangan dengan peluncuran Lapor Lapar, bekerja sama dengan UMKM sebagai produsen pangan yang turut berkontribusi mengentas krisis kelaparan di Indonesia.
Tak hanya itu, sebagai respons terhadap maraknya isu pinjaman online (pinjol) yang melindas kehidupan masyarakat Indonesia, Dompet Dhuafa menghadirkan Program Mufakat (Modal Usaha Bermanfaat untuk Masyarakat) di 2024. Melalui program tersebut, Dompet Dhuafa memberi pinjaman modal usaha tanpa bunga kepada para korban pinjol.
Kemudian disusul dengan Program Vokasi dan Pendampingan Kewirausahaan untuk korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang memuncak akibat situasi perekonomian yang lesu belakangan ini. Program ini berkolaborasi dengan mitra Kampus Bisnis Usman Umar, bertujuan agar korban PHK eksplorasi dengan keterampilan baru.

Baca juga: Dompet Dhuafa Bekali Keterampilan Bisnis untuk Kemandirian Alumni Santri Lapas
Kiprah Dompet Dhuafa yang makin meluas ini ditunjukkan dengan perolehan sertifikasi ISO 9001:2015 & ISO 27001:2022 tepatnya dua hari sebelum gelaran I-HitS berlangsung. Sertifikasi ini menandakan standar internasional yang berkaitan dengan manajemen mutu anti penyuapan dan keamanan informasi.
“Semakin tinggi dana yang masyarakat amanahkan, maka seharusnya semakin terjaga integritasnya. Walaupun ada peningkatan penyaluran sebanyak Rp7 miliar di tahun ini, tantangan kita dan lembaga-lembaga zakat lainnya masih banyak. Masih ada 25 juta jiwa masyarakat miskin di Indonesia, dan 13 persennya merupakan penerima manfaat Dompet Dhuafa,” tutur Juwaini. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Hany Fatihah, Dhika, Riza Muthohar
Penyunting: Dhika